0.22 - Larangan
"Bukannya aku melarangmu. Aku hanya tidak ingin kalian kenapa-napa"
•••••
Frans memarkirkan mobilnya di halaman rumah Ferdi. Ia mengajak Shei untuk berangkat bersama ke sekolah.
Tok tok
Pintu terbuka menampilkan Bi Ningsih yang tersenyum.
"Masuk den, non Sheilla sama tuan Ferdi masih sarapan" ucap Bi Ningsih mempersilahkan Frans masuk. Cowok itu hanya menganggukkan kepala lalu berjalan kearah meja makan.
"Frans, barengan sama Sheilla?" tanya Ferdi saat melihat Frans yang berjalan kearah mereka. Sedangkan Shei menatap cowok itu. Mereka memang sudah saling memberi kabar untuk berangkat bersama.
"Iya pa. Frans gak mau Sheilla nyetir sendiri" jawab Frans. Shei memutar bola matanya malas mendengat Frans yang terdengar posesif.
"Kamu udah sarapan? Kalo belum sini sarapan sama-sama" kata Ferdi mengajak cowok itu sarapan.
"Frans udah sarapan pa, Frans nungguin Sheilla aja" jawab cowok itu sambil duduk disamping Shei. Sedangkan Ferdi hanya menganggukkan kepalanya.
"Yaudah papa udah selesai. Papa duluan dulu" ujar Ferdi berlalu setelah mengecup pelipis anaknya dan Frans yang mengecup punggung tangannya.
"Udah minum susu?" tanya Frans setelah melihat Ferdi menjauh.
"Belum, nanti selesai makan" jawab Shei dan melanjutkan sarapannya.
Frans bangkit dan membuka rak jendela yang ada di dapur itu. Ia mengeluarkan kotak susu ibu hamil dan membuatnya.
"Nih diminum" kata Frans. Shei sudah menyelesaikan sarapannya dan meminum susu yang dibuat cowok itu.
"Udah" ujar Shei meletakkan gelas bekas diatas meja.
Shei dan Frans bangkit meninggalkan ruang makan untuk berangkat sekolah.
"Pagi tadi mual?" tanya Frans. Keduanya sudah berada didalam mobil menuju ke sekolah.
"Cuma bentar. Dia ngerti" kata Shei sambil mengelus perut ratanya. Frans pun melirik perut cewek itu sekilas.
"Kenapa masih pake baju kekecilan, ntar dia kegencet" kata Frans saat sadar bahwa Shei masih menggunakan seragam yang biasa ia gunakan, padahal cewek itu sedang hamil.
"Gapapa belum keliatan juga" jawab Shei santai. Setelah itu keduanya terdiam sampai masuk pekarangan sekolah.
Frans melepaskan jaketnya dan memberikan ke cewek itu.
"Buat apa?" tanya Shei.
"Pake, gue ngak mau anak gue kedinginan" kata Frans dingin. Ia kesal dengan Shei yang masih memakai seragam kekecilan, sungguh egois.
Shei akhirnya nurut dan memakai jaket cowok itu. Keduanya berlalu keluar mobil.
Banyak yang memperhatikan keduanya karena sudah sebulan ini mereka terlihat tidak akur. Frans yang selalu mengejar Shei tapi cewek itu akan menghindar. Tapi hari ini keduanya berangkat bersama, seperti tidak ada masalah. Dan itu membuat warga SMA Garuda bertanya-tanya apa yang terjadi dengan keduanya.
"Apa lo liat-liat" sentak Shei melihat siswi-siswi yang akan menjatuhkan bola matanya saat melihat Frans yang mengandeng lengannya. Mereka tidak menjawab dan menundukkan kepalanya.
Frans melepas pegangannya dan merangkul Shei "Udah jangan marah-marah" hal itu tidak luput dari penglihatan siswi-siswi yang berlalu lalang di koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEILLA'S BOYFRIEND (END)
Ficção AdolescenteTentang Sheilla Princessa A dan Ciko Frans Mahendra. Sheilla atau biasa dipanggil Shei merasa kehidupannya tidak pernah berjalan dengan mulus. Dimulai dari orang tuanya bercerai, mamanya yang menikah lagi dengan selingkuhannya, diperlakukan kasar ol...