0.30 - Maaf

3.4K 144 0
                                    

0.30 - Maaf

"Ini bukan salah kamu. Ini takdir dan aku bahagia"

•••••

Shei dan sahabat-sahabatnya sedang berada di kantin sekolah. Mereka tidak berlima, ada tambahan anggota yaitu Frans, Tio dan Beni yang entah sejak kapan bergabung dengan mereka. Selesai melaksanakan upacara lalu dilanjutkan dengan pelajaran pertama, akhirnya mereka bisa mengisi perut mereka. Untunglah selama mengikuti kegiatan upacara Shei tidak pingsan seperti sebulan yang lalu.

"Btw, kita bentar lagi udah mau ujian aja. Gak nyangka ya masa SMA bakal berakhir" ujar Tari setelah mereka lama terdiam, fokus dengan makanan masing-masing.

"Iya, mana gue masih jomblo lagi" jawab Bella setelah menelan habis baksonya. Ia mengambil es tehnya dan menyedot sampai habis.

"Jomblo mulu perasaan. Gak laku ya" kata Beni membuat Bella tersedak. Ia melototkan matanya kepada cowok itu.

"Wah mulot lo perlu dicuci kayaknya" ucap Bella. Baru saja Beni ingin membalas ucapannya tapi Jaka sudah membuka suara.

"Kalian mau lanjut dimana nih kira-kira?" tanya Jaka.

"Kalo gue sama Bella bakal lanjut kuliah di kampus yang sama, masih di kota ini lah. Bella bakal ambil jurusan farmasi kalo gue bakal ambil jurusan kedokteran" jawab Tari. Memang ia dan Bella sudah sepakat akan melanjutkan pendidikan di kampus yang sama supaya tidak berpisah. Toh dimanapun kita belajar sama saja, tergantung orangnya saja yang mau atau tidak.

"Kalo lo dimana Ga?" tanya Jaka lagi.

"Belum tau mau dimana. Tapi gue bakal ambil jurusan bisnis buat modal lanjutin perusahaan papa" jawab Rangga santai dan meminum es jeruknya sampai habis.

"Yaudah di kampus yang sama kita aja. Kan jurusan bisnis juga ada disana. Terus kita gak perlu jauhan gitu" saran Bella. Ia sudah tidak tatap-tatapan melotot lagi dengan Beni.

"Lo ngomong gitu kayak pacaran aja sama Rangga" cibir Jaka.

"Eh gue sama Rangga itu solid tau. Beda lagi kalo sama lo" sentak Bella.

"Santai dong" dengus cowok itu.

"Lo gimana Shei?" tanya Tari karena sedari tadi cewek itu tidak ikut nimbrung dengan obrolan mereka. Ia juga masih belum menghabiskan baksonya, maksudnya bakso kedua. Cewek itu nambah lagi, astaga bumil-bumil.

"Gimana apanya? Gue masuk kuliah perut gue udah besar banget. Pasti orang-orang bakal ngira gue udah hamil waktu SMA. Ya emang gitu kenyataannya" ujar Shei.

"Ya tapi diawal masuk kan lo bisa pake baju gede gitu gue yakin kok gak ada yang tau. Nanti kalo udah gak memungkinkan langsung minta cuti" ujar Bella menjelaskan.

"Emang semester 1 udah diizinin cuti?" tanya Shei menatap cewek itu.

"Em iya ya kan syarat cuti minimal udah kuliah 1 semester" ujar Bella cengengesan. Shei yang melihatnya menggeleng lalu menyuapkan bakso kedalam mulutnya.

Usia kandungannya sudah masuk 8 minggu yang artinya hampir 2 bulan. Sedangkan mereka ujian 2 bulan lagi, yang berarti usia kandungan Shei nanti 16 minggu. Jadi jika ia masuk kuliah, maka pertengahan kuliah semester awal ia sudah tidak bisa masuk lagi.

"Udahlah gue tunda dulu tahun ini. Lagian gue juga mau fokus jaga baby" ujar Shei santai. Frans yang sedari tadi mendengar langsung melihat cewek itu.

"Maafin gue" ujar Frans menatap Shei dalam.

"Gapapa, lagian udah takdir kok" ujar Shei tersenyum menepuk pipi cowok itu berusaha menenangkan.

SHEILLA'S BOYFRIEND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang