[Streetlight]
"Kalau begitu tunggu apa? Kejarlah apa yang kau suka dan apa yang kau mau. Kau juga berhak bahagia. Buat ia menyukaimu tanpa terkecuali hingga ia pergi ke pelukanmu dengan sukarela."
***
Kepulan asap rokok tipis membuat tubuh Julian sedikit menghangat. Memang tidak sedingin hawa musim lalu, tapi tetap saja berdiri di tepi jalan saat tengah malam seperti ini mampu membuat kulitnya serasa ditusuk angin malam hingga ke tulang.
"Kau yakin akan menanganinya sendiri?"
Julian membuang putung rokok yang hanya tinggal sepertiga ukuran awal, menginjaknya di atas aspal lalu membiarkan kepulan asapnya hilang perlahan. Ia toleh sosok pemuda dengan pakaian serba hitam di sampingnya—masih betah dengan sebotol alkohol kadar sedang di tangan.
"Hm, tidak ada pilihan lain." Julian yang jelas lebih muda dari sang lawan bicara kemudian menyandarkan tubuhnya pada dinding pembatas di belakang, sedikit mendongakkan kepala dan membiarkan sinar lampu jalanan menyinari sebagian wajahnya yang tidak tertutup poni.
Lelah juga ternyata menjalani hari sebagai kapten sekolah yang penuh dengan jadwal juga kerja sampingan yang banyak menguras tenaga dan waktu. Kalau boleh Julian memilih takdirnya, ia ingin agar dilahirkan di keluarga mapan yang tak perlu peduli dengan masalah finansial, pamor dan kekuasaan. Bukan dilahirkan dari keluarga miskin dengan orangtua yang tak pernah mengerti.
Julian masih menatap pantulan cahaya lampu jalan yang jelas membuat matanya sedikit menyipit. Kalau dipikir-pikir mengapa ia selalu hidup seolah seperti lampu jalanan? Sendirian memancarkan cahaya di tengah malam dan tidak ada satu pun yang peduli walau mungkin jika ia hilang, cahaya itu tak lagi ada tuk menerangi gelapnya jalan.
Ia bahkan mengaku jika pernah atau bahkan masih sering merasa iri pada kehidupan sekelilingnya, termasuk pada hidup Theo yang kualitasnya jauh di atas miliknya. Theo memiliki segala yang ingin Julian rasa sedari kecil.
"Siapa yang bisa kau curigai di sekolah?" Julian menegakkan tubuhnya lalu menghampiri sosok yang bertanya. Ikut mengambil duduk di samping lelaki itu dan menerima tawaran alkohol untuk diteguk beberapa kali.
Julian mendesis sejenak kala sensasi alkohol seolah menusuk-nusuk tenggorokan dan membuatnya sulit untuk bernapas selama sepersekian detik, seolah dicekik. "Entahlah, aku rasa belum ada. Tapi aku sedang mengamati beberapa orang."
"Aku bisa melacak segala informasi tentang mereka jika kau mau." Julian mengangguk lalu mengembalikan botol alkohol itu dan membalas, "Terima kasih. Untuk itu aku bisa sendiri. Aku lebih membutuhkan bantuanmu untuk melacak dan membobol website itu."
Hack monster, begitulah panggilan rekan seperjuangan atau mungkin bisa dibilang sebagai saudara oleh Julian. Lelaki yang hanya lebih tua tiga tahun darinya, yang mau menampungnya bertahun-tahun—sebelum akhirnya Julian memutuskan pindah dan menyewa apartemen sendiri—yang menurunkan ilmu hacker padanya, juga yang telah menyelamatkannya dari wanita paruh baya yang entah di mana keberadaannya saat ini.
"Thanks, Yoon. Dan maaf lagi-lagi aku datang hanya untuk merepotkanmu." Setelahnya Julian dapat merasakan bahunya ditepuk. Lelaki bermata sipit tajam dengan kulit seputih susunya tersenyum kecil, meremas bahu Julian untuk sesaat lalu kembali fokus pada sebotol alkohol yang baru ia isi ulang satu jam yang lalu.
Julian bisa membayangkan bagaimana jadinya jika ia tidak pernah bertemu dengan pemuda Asia di sampingnya itu. Mungkin ia masih menjadi sasaran empuk untuk dipukul dan dicaci oleh sang ibu sampai detik ini. Julian merasa harus banyak belajar dari Yoon, lelaki itu kebal dengan sakit dan luka, walau mungkin telah banyak menelan pahit dalam hidupnya, Julian juga ingin merasakan yang sama. Ia ingin hatinya lumpuh terhadap luka.
![](https://img.wattpad.com/cover/237076796-288-k823301.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPAS - LAILA ARMY
Novela JuvenilTheo kira masa remajanya akan diwarna dengan asmara jatuh cinta, kebebalan tiada tara juga kebebasan tuk bersuara. Namun nyatanya menjadi bagian dari ACME International High School justru membuat Theo terlibat dalam narasi abu-abu penuh intrik. Dipa...