[The Hidden Colors]
"Jika kau merasa tertekan cobalah ke pantai, nikmati birunya langit berhias awan yang membaur dengan birunya lautan berhias kapal, bayangkan kau adalah seekor seagull yang menari di antara keduanya, bebas tanpa batas."
***
Theo yakin ia sedang tidak berada di dunia fiksi yang membuatnya harus terlibat dengan orang-orang aneh, juga teka-teki penuh misteri yang sungguh menguras tenaga untuk dipecahkan. Ia yakin bahwa raganya masih menapaki Perth dengan utuh.
Semalam ia lewati dengan terjaga penuh tanpa bisa menutup mata sama sekali. Tubuhnya jelas butuh istirahat setelah melewati pesta penuh kejutan ditemani beberapa gelas bir, namun kantuk benar-benar tidak menyapanya sama sekali.
Theo masih menunggu kabar dari Jimmi, lelaki itu ingin memastikan bahwa Jimmi tidak terlibat apa pun dengan apa yang terjadi di basement rumahnya.
Sungguh gila.
Theo tidak pernah berharap masa remajanya akan dihias dengan kisah penuh misteri seperti ini. Yang ia mau adalah fokus menikmati masa muda sebelum ia benar-benar harus menjadi sosok dewasa yang bertanggung jawab penuh atas hidup.
"Terpilih apanya?" Theo bergumam dan mengabaikan segelas susu hangat yang sudah sang ibu siapakan di meja makan.
Pria bertopeng dengan jas putih itu bilang mereka adalah yang terpilih dari ACME. Tidak masuk akal. Terpilih dari segi mental yang bermasalah? Lucu sekali. Ia bahkan tidak lagi datang ke psikiater untuk sekadar melaporkan progress mentalnya setelah kejadian itu. Semua sudah dianggap selesai dan si ahli percaya bahwa Theo sudah bisa dikatakan sembuh.
Theo pun yakin akan itu. Ia sudah sembuh.
Ia tidak membutuhkan bantuan lagi.
"Lalu kenapa harus dirahasiakan?"
Pria itu berkata bahwa mereka yang dipercaya, namun mengapa justru harus dirahasiakan? Bahkan pihak sekolah tidak boleh tahu perihal masalah ini—siapa pun itu. Apa benar Cromulent.com bekerja sama dengan ACME? Atau mereka hanya penyusup yang mengambil keuntungan dari ACME? Bahkan Theo tidak tahu dalam konteks apa ia dan yang lain terikat dengan mereka.
"You have to keep it as secret. Sekali kau beritahu pada yang lain, maka sesuatu akan menimpa orang itu."
Sang bunda, yang sedang sibuk menyiapkan eeg and cheese roll sebagai menu sarapan pagi ini, menoleh dan menatap putra tampan kesayangannya penuh tanya. Sejak kapan Theo-nya suka bermonolog?
Jam dinding masih menunjukkan pukul sembilan pagi namun Theo sudah tampak lebih segar dengan kaus putih juga celana selututnya—He Kyo hanya tidak tahu anaknya itu bahkan tidak tidur sama sekali semalam. Theo akan berterima kasih pada Jimmi yang iseng memberinya concealer untuk menutupi bekas jerawat sehari-hari, namun untuk kali ini Theo gunakan untuk menyamarkan kantung mata yang tampak begitu menyedihkan saat ia berkaca di cermin pagi ini.
Suatu rutinitas bagi si tampan untuk tidak melewatkan sarapan dan bangun terlalu siang—sekali pun di hari libur. Karena jika tidak, sang bunda akan repot membangunkannya hingga rela mencipratkan air ke wajah dan memukul menggunakan sapu. Maklum, tipikal ibu Asia yang mengganggap kebiasaan bangun siang adalah pamali.
"Apa yang dirahasiakan, Sayang?"
He Kyo menyajikan sepiring porsi sarapan untuk Theo. Membuat pemuda itu menggeleng dan menunjukkan senyum lebar andalannya. Kepulan asap tipis yang membawa aroma lezat berhasil menggugah selera makan Theo. Memang benar, masakan seorang ibu tidak akan ada duanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALPAS - LAILA ARMY
TeenfikceTheo kira masa remajanya akan diwarna dengan asmara jatuh cinta, kebebalan tiada tara juga kebebasan tuk bersuara. Namun nyatanya menjadi bagian dari ACME International High School justru membuat Theo terlibat dalam narasi abu-abu penuh intrik. Dipa...