8

3.4K 425 26
                                    

Vote dan komen ya

Please😢



Jevan mengantar Thalia setiap pagi ke cafe milik mamanya, ia ikut masuk sebentar dan sarapan berdua disana.

"Sini durinya mas buangin, kamu kalau makan gak hati-hati sih"

"Jangan, udah mas makan aja aku udah biasa makan duri ikan yang digoreng garing gini" tolak Thalia

"Dasar... Mas pergi dulu ya, nanti pulangnya minta antar sama anak cafe aja

Thalia mengangguk, ia kemudian mencium tangan Jevan dan Jevan mengecup keningnya.

Pengantin baru sekali.

Bukannya pergi ke kantor Jevan malah pergi menemui Tere. Tubuhnya terutama persendian serta kepalanya sakit sejak kemarin.

"Disini dulu ya, ngabisin satu infus" ujar Tere

"Gak sampe nginep kan?"

"Gak kok, coba buat tidur, Jev"

Tere memijat pelan kaki Jevan yang katanya sakit, ia memasang selang oksigen agar Jevan bisa nyenyak tidurnya.

"Jev, aku ada janji sama temenku di luar. Kamu gapapa kan aku tinggal bentar?"

"Iya, Re. Gapapa"

Tere pergi ke cafe milik mamanya Jevan, temannya ada yang ulang tahun dan dirayakan di sana.

Dia baru sampai di parkiran dan melibat wanita muda tengah bertelepon dengan orang.

"Halo Thalia, kamu istrinya Jevan kan?"

"Iya mbak, mbak siapa?" Tanya Thalia

Tere mendecih pelan.

"Aku Tere, Bagus ya... Suami sakit tapi kamu masih bisa video call sama cowok lain"

Thalia langsung memasukkan ponselnya kedalam tasnya.

"M—mas Jevan sakit?"

"Kamu gak tahu atau emang terlalu bodoh? Serumah, sekamar, seranjang tapi gak tau?"

Mata Thalia berkaca-kaca. Kenapa ia dimarahi, ia takut.

"Kamu kalau gak bisa jagain Jevan dan tulus cinta sama dia mending cerai aja!"

"Mbak..."

"Asal kamu tahu ya, Jevan yang mau banyak. Dia lelaki yang baik, mau kamu keliling dunia sekalipun kamu gak akan ketemu cowok sebaik Jevan!"

Thalia terhuyung ke samping saat Tere masuk ke cafe dan menyikut tubuhnya.

Di dalam cafe pun Thalia hanya menunduk. Ia tak berani menatap Tere sedetik pun. Ia takut.

Jevan melepas selang oksigen dan infusnya. Ia sudah bersiap untuk pulang.

"Heh! Mau kemana?" Omel Tere yang baru datang

"Pulang, Thalia di apartemen sendirian loh"

Tere menatap Jevan hangat.

"Jev lo bahagia gak nikah?" Tanya Tere

"Bahagia lah"

Tere memeluk sahabatnya itu dan menangis terisak.

"Kalau ada yang jahat sama kamu bilang sama aku ya, Jev. Aku tak suka kamu sedih hiks"

Jevan membalas pelukan Tere dan mengelus kepalanya lembut.

"Makasih, Ter. Kamu emang sahabat aku yang paling baik, semoga kamu cepet ketemu yang bisa jagain kamu"

Tere menangis semakin keras dan semakin mengeratkan pelukannya.

"Kalo aku pergi kamu gak ada partner main lagi"

"JEVAN!"

Kaki Jevan diinjak oleh kaki mungil Tere. Jujur saja Tere masih kesal dan benci dengan istri Jevan.

Berani-beraninya ia menghianati sahabatnya itu.

Jevan masuk ke apartemen dan Thalia langsung memeluknya erat.

"Mas sakit? Kok gak bilang aku?"

"Kata siapa?"

Mata Thalia sudah basah, sepertinya ia baru saja menangis.

"Mas kalau sakit istirahat aja, jangan kerja. Aku gak mau kalau sampai mas sakit"

Jevan menghapus air mata Thalia dengan ibu jarinya.

"Mas gapapa dek, serius deh. Kamu udah makan?" Tanya Jevan

"Belum"

"Makan yuk, buatin mas salad aja, dek"

Thalia mengangguk. Ia berjalan ke arah pantry.

Ia juga tak tahu kenapa ia sangat panik saat Tere bilang suaminya itu sakit dan ketika ia menghubungi Jevan tapi suaminya itu tidak mengangkatnya.

"Dek, kamu makan indomie pakai es krim?" Tanya Jevan heran

"Iya, mas mau? Enak tahu!"

"Enggak dek, makasih"

Thalia nampak menikmati menu makan malamnya. Aneh saja menurut Jevan, sejak kapan Indomie dimakan dengan eskrim.

Setelah makan malam Thalia seperti biasanya akan berkontak dengan Johan. Jevan hanya duduk di ranjang sambil memangku laptopnya.

"Thal, aku kangen kamu"

"Aku juga mas... Cepetan balik ke indo"

"Pengen peluk kamu, pengen cium kamu. Aku jadi first kamu kan?"

Thalia sedikit melirik Jevan yang hanya diam saja.

"I-iya mas" jawab Thalia canggung

"Aku cinta kamu, Thal. I love you so much"

Thalia hanya diam. Ia tak menjawab karna sadar disana ada suaminya.

"Hei dear... Kok gak di jawab"

"Aku juga mas"

Sedetik kemudian Jevan menutup laptopnya dan berjalan ke balkon. Jujur ia cemburu.

"Aku harus apa?" Tanya jevan pada angin

Ini sudah dua bulan lebih ia menikah dengan Thalia. Namun semua masih seperti saat awal.

"Mas Jev, bobok yuk. Udah malam"

"Duluan aja dek, mas disini dulu"

Thalia merasakan penolakan dari Jevan. Ia tahu suaminya pasti tidak nyaman saat ia berhubungan apalagi terang-terangan mengakui mencintai lelaki lain.

Tapi bagaimana, ia juga sangat mencintai Johan.




Next?

Komen dan vote dulu

YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang