20

3.7K 388 49
                                    

Komen dong



Hari ini pesta pernikahan Johan dan Tere digelar, semua sudah berkumpul di hotel untuk merayakan pestanya. Keluarga Jevan dan Thalia sudah ada di hotel sejak pagi.

"Om titip anak gadis om ya. Jangan disakitin, om percaya kamu orang yang bertanggung jawab" ucap ayah Jevan kepada Johan.

"Pasti om. Makasih udah menjaga Tere selama ini, sekarang tugas itu jadi tugas saya"

Sedangkan Tere sedang menangis haru di pelukan Jevan. Ia mengucapkan banyak terimakasih kepada sahabatnya itu.

"Thanks, Jev. Selama ini kamu udah baik banget, keluarga kamu mau ngebiayain aku tanpa pamrih sampai aku jadi dokter. Makasih"

"Mama papa kamu pasti bahagia diatas sana, anaknya udah mau nikah. Semoga kamu sama Jevan bahagia terus ya"

Acara pemberkatan dimulai. Tere berjalan dengan mengapit lengan Jevan yang mengantarkannya berjalan menuju altar, di sana sudah ada Johan yang berdiri dengan gagah.

"Tugas gue selesai ya, Ter. Sekarang tugas itu diganti sama Johan" bisik Jevan

"Jagain adik aku ya. Aku ikut bahagia" lanjutnya

Johan mengangguk dan mengambil tangan Tere untuk ia gandeng. Acara berlangsung dengan khidmat dan kekeluargaan.

Seusai pesta semua ikut makan malam bersama dua Keluarga. Acara kali ini lebih intim karna hanya ada keluarga tanpa orang luar.

"Dulu kan Thalia pacaran sama Johan. Tapi, kalau bukan jodoh ya mau gimana lagi. Saya sekarang senang semuanya udah dapat jodoh masing-masing" ujar mama Johan

"Iya, Bu. Anak-anak kita sekarang udah ketemu pasangannya masing-masing. Kaya jodoh yang tertukar haha" canda mama Jevan

"Mau honeymoon kemana kalian?" Tanya Jevan

Johan dan Tere saling pandang. Jujur mereka punya beberapa pilihan.

"Belum tahu kita mau kemana. Jadi dokter gak bisa libur lama"

Thalia memberikan amplop berwarna pink untuk pasangan pengantin baru itu.

"Ini, hadiah dari aku, mas Jevan sama dedek. Tiket honeymoon, semoga cepet nyusul aku ya" ujar Thalia sembari memamerkan perutnya

"Tiketnya flexi kok, jadi tenang aja" tambah Jevan

Johan dan Tere tersenyum senang. Lumayan mereka bisa irit.

Thalia dan Jevan sudah pulang ke rumah. Wanita itu sedang berganti baju sedangkan suaminya masih ada di kamar mandi.

"Mas, lama banget" Thalia mengetuk pintu kamar mandi

Tak mendengar jawaban sejak tadi. Thalia langsung masuk ke kamar mandi, beruntung Jevan tidak menguncinya.

"Astagfirullah mas..."

Thalia begitu kaget saat menemukan Jevan dengan tetesan darah yang keluar dari hidungnya.

"Udah lama mimisannya? Kok gak bilang aku" omel Thalia

"Udah gapapa, bentar lagi juga darahnya berhenti" jawab Jevan enteng

Thalia hanya pasrah. Ia membantu Jevan membersihkan darah yang masih keluar.

"Jangan bilang ke Tere atau mama, papa ya. Mereka lagi bahagia hari ini, aku gak mau ngerusak hal itu"

"Iya. Lain kali jangan ditutup-tutupin kaya gini ya, mas langsung panggil aku aja. Aku pipis dulu bentar"

Jevan mengangguk, ia berjalan duluan ke kamar. Sedangkan Thalia menangis sendirian.

Ia melihat tumpukan tisu di toilet yang semuanya basah oleh darah yang keluar dari hidung Jevan. Sudah separah apa penyakit suaminya?

"Papa pasti sembuh kan, dek?  Papa gak akan ninggalin kita kan?"

"Papa pasti kuat. Dedek gak usah khawatir" ia mengelus perutnya yang semakin buncit

Thalia segera menghapus air matanya dan menyusul suaminya yang sudah siap untuk tidur.

Tere dan Johan menikmati hari-hari baru mereka sebagai pasangan suami istri. Mereka bukan tipe pasangan yang jaim dan sok manis di depan pasangan.

"Johan, kalau eek di flush dua kali kek. Astaga, masih ada yang ngambang woy!"

"Lupa hehe. Lumayan kan tai aku membantu diet kamu, pasti habis ini kamu gak doyan makan" canda Johan

"Pala kau... Lupa ya kalau aku sering ikut operasi? Dari mulai usus, organ yang busuk semua udah aku lihat"

Johan berbaring di pangkuan Tere.

"Service gue gimana? Memuaskan? Bikin kamu puas kan?" Goda Johan

"Jangan kekencangan dong kalo ngebanting aku ke kasur. Sampai ngilu pundak gue" omel Tere

"Hehe maaf ya sayangku, habis udah gak tahan. Oh ya, kita kapan bulan madu?"

Tere berpikir sejenak. Ia lalu menggeleng.

"Kok aku gak tenang ya. Jevan keadaannya belum bagus, dia masih mau kemo kan, takutnya pas kita pergi dia malah drop waktu kemo. Kasihan Thalia, mana lagi hamil"

"Iya sih, kalau kemo pasti keadaannya bakalan agak drop. Jevan dulu drop waktu kemo?" Tanya Johan

"Iya, makanya aku gak tenang. Tunggu Jevan agak baikan dulu ya, aku gak honeymoon gak masalah kok"

Johan menganguk dan memeluk erat tubuh mungil istrinya itu. Ia bangga dengan pemikiran dewasa dari istrinya itu.

Next?

Komennya yang banyak yaaa

YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang