24

3.4K 407 78
                                    

"bener kan, bu. Caranya gini?" Tanya Thalia

"Sakit gak buat berdiri?" Tanya Jevan

"Gak kok, cuma agak aneh aja. Kaya ketarik" jelas Thalia

Saat ini mereka sedang mencoba memandikan anaknya untuk pertama kalinya. Meskipun masih harus dibantu oleh ibu Thalia karna mereka belum tahu caranya.

"Mukanya di lap aja pake tangan" perintah ibunya

Setelah selesai mereka langsung membaringkan Sky di ranjang dan memakaikannya minyak telon dan juga skin care bayi yang lain. Tak lupa mereka segera memakaikan baju dan juga celana.

"Gantengnya anak papa" puji Jevan sambil menciumi wajah anaknya

CUUURRR

"Ya Allah, dedek. Baru juga dipuji papa kalau ganteng. Eh, ngompol" Thalia segera menggantikan pakaian anaknya dari awal

"Dedek hobi ngeprank kayaknya. Lahir lebih awal, sekarang pas mandi gak mau pipis. Giliran udah ganteng malah pipis" ujar Jevan sambil tertawa

"Iya iihh, aku waktu hamil suka marahin adik-adik aku gara-gara mereka rese. Aa ngaruh ke dedek ya?"

"Ada-ada aja kamu tuh"

Jevan sekarang jarang pergi ke kantor. Ia lebih suka membawa pekerjaannya pulang dan membantu Thalia menjaga anaknya dan beres-beres rumah.

"Bajunya udah gak muat yang ini. Baru dua bulan dan udah gak muat" Thalia gemas pada anaknya

"Naik berapa kilo sih kemarin?"

"Naik 1 kg loh, pa. Gimana gak naik, dinenenin gak tidur-tidur, nyusu terus ini anak papa"

"Dedek mau ngajakin mama papa begadang ya? Boboknya siang tidur malem ngeronda" canda Jevan

Si bayi itu hanya sibuk menyusu di dada ibunya. Ini sudah jam satu malam dan dia belum tidur kembali.

"Kamu bobok aja, ma. Dedek udah kenyang kayaknya, udah dilepeh-lepeh susunya"

Jevan dan Thalia sekarang berganti panggilan menjadi papa dan mama karna mereka membiasakan bayi mereka dengan panggilan tersebut.

"Sekarang kalau bobok udah gak bisa peluk lagi. Ditengah udah ada dedek" keluh Thalia

"Aku beli kasur ekstra ya buat di bawah. Takut ganggu dedek bobok kalau kita berisik di ranjang"

Thalia mengangguk antusias. Sudah dua bulan ini Jevan tidak menyentuhnya.

Di rumah orang tua Jevan suasana nampak haru. Pria satu anak itu sedang menenangkan istrinya yang bermimpi buruk malam ini.

"Mimpinya kaya nyata, pa. J—Jevan pergi" tangis istrinya pecah

"Kita harus optimis, kalau kita kaya gini malah kasihan Jevan, ma"

Wanita itu terus menangis sambil memeluk foto Jevan yang selalu ada di meja samping tempat tidurnya.

"Besok kita ke rumah Jevan ya, kita main sama cucu. Besok papa suruh ngundang adiknya Thalia ke rumah biar kita main bareng"

Ia memeluk tubuh istrinya, jujur saja ia juga takut. Tapi, ia tahu istrinya perlu dirinya untuk bersandar.

Paginya orang tua Jevan datang bersama Jean dan Marcel. Orang tua Thalia tidak bisa ikut karena ada pengajian di rumah mereka.

"Jevan~" panggil orang tua mereka

"Mbak Thal..."

Mama Jevan mencoba membuka pintu tapi ia tunda saat mendengar suara dari dalam. Anaknya itu sedang bermain bersama istrinya.

"Kita bikin minum, yuk. Tante bawa kue nih"

"Dimana Jevan?" Tanya sang papa

"Bikin dedek buat Sky, ini masih jam sepuluh pagi"

Papa Jevan hanya tertawa. Ia tidak akan menolak jika mereka punya cucu lagi.

Setengah jam setelahnya Thalia dan Jevan keluar kamar sambil menggendong Sky. Mereka kaget saat orang tua dan dua bocah itu ada di rumahnya.

"Aduh basah banget rambutnya kalian berdua. Barengan ya mandinya?" Goda sang papa

"Biasalah, pa. Punya bayi jadi biar cepet jadinya mandi berdua" jawab Jevan asal

Orang tua Jevan hanya tertawa, sang mama langsung menyuapi Thalia dengan kue brownies yang ia bawa.

"Mbak, aku mau ke kamar ya. Numpang ngadem"

"JANGAN/NTAR DULU" teriak Jevan dan Thalia bersamaan

"Kenapa?" Tanya bocah polos itu

"M—masih berantakan, banyak itu—"

"Banyak pokok dedek belum dicuci" Thalia langsung kembali ke kamar dan merapikan tempat tidur mereka

Disana masih ada tisu basah dan juga celana dalam Jevan. Tadi anaknya tiba-tiba terbangun dan mereka tidak sempat merapikannya.

Jevan memeluk mamanya yang nampak tidak terlalu bersemangat.

"Mama sakit?" Tanya Jevan

"Mama gak apa-apa, sayang. Udah makan dan minum obat?"

"Udah, ma. Thalia sama kaya mama selalu nyuruh aku minum obat tepat waktu. Aku baru bangun langsung disodorin obat" canda Jevan

Mamanya menangkup wajah Jevan dan mengecupnya berkali-kali.

"Jangan sakit ya anak mama. Kasihan Thalia sama cucu mama"

Jevan hanya mengangguk, mamanya sangat peka terhadap keadaannya. Dia seperti tahu kalau anaknya sedang merasa sakit.

"Rumah kamu bulan depan udah jadi kayaknya, papa tambahin tukangnya biar cepat selesai" papanya mencoba mencairkan suasana

"Ntar kita tetanggaan, mama bisa main terus sama Sky"

Jevan hanya mengangguk, ia berusaha bersikap senormal mungkin walaupun kepalanya sakit bukan main dan dadanya sesak.

Next?

Happy or sad?

YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang