39

6.5K 464 88
                                    

Thalia sudah lulus dari perguruan tinggi dan hari ini ia wisuda. Dua pangeran kecilnya berlari ke arahnya. Sky yang berumur 5 tahun dan Shane yang berumur 4 tahun.

"Sini, foto sama mama" ajak Thalia

"Ini lo ya Thal? Gemes banget sumpah"

Wanita itu hanya mengangguk dan tersenyum sambil merapikan kerah kemeja anaknya.

"Selamat ya sayang. Udah jadi sarjana sekarang, Jevan pasti bangga"

"Makasih ya mam. Ini salah satu wasiat mas Jevan buat aku bisa kuliah" jawab Thalia

"Nanti ke rumah papa?" Tanya Sky

"Iya dong... Habis ini langsung ke rumah papa"

"Bi unga duyu(beli bunga dulu)" sahut Shane

Thalia tertawa. "Iya sayang, nanti beli bunga buat papa"

Mobil Thalia berhenti di depan makam elite di kawasan Jakarta Selatan. Kedua anaknya menenteng keranjang berisi bunga tabur dan juga dia sendiri yang membawa buket bunga.

"Assalamualaikum, mas. Kita datang lagi kaya biasanya, mas kangen banget ya?" Thalia meletakkan buket itu dibawah nisan suaminya

"Hari ini aku wisuda, mas. Aku harap mas bangga sama aku, Sky minggu depan juga udah masuk TK"

"Aku sekolah, papa! Nanti pakai selagam!" Sahut Sky

"Shane too...! Shane too! Pake agam!"

Thalia menghapus air matanya sebelum kedua anaknya mengetahuinya.

"Mereka sekarang udah mulai kritis sama sesuatu. Mereka suka tanya papanya gimana, dimana, lagi apa, kenapa papa pergi haha. Aku kadang bingung mau jawab apa. Tapi, mas gak perlu khawatir. Mereka anak yang baik kok"

Kedua balita itu tanpa disuruh Thalia langsung mengadahkan tangannya dan membaca alfatihah. Thalia tersenyum bangga.

"Lihat, mereka udah bisa berdoa sendiri loh sekarang. Udah hafal surat pendek juga"

Sky memeluk nisan yang bertuliskan nama sang papa. Shane tak mau kalah, ia juga melakukan hal yang sama.

"Papa... I wanna see youl face. I wanna hug you too. Like my fliend—they can hug theil papa, but i  can't"

"Shane too..."

Thalia menarik nafasnya dan mengelus kedua pundak putranya. Thalia tahu di dalam hati anaknya ada hasrat rindu yang dalam yang tidak tersentuh oleh siapapun.

"Papa udah di surga, papa udah gak sakit lagi, kalau kita mau ketemu papa dan mau papa bahagia, kita harus rajin berdoa" jelas Thalia singkat

"But—i want to see papa" sahut Sky lirih

"Sky sama Sean gak boleh sedih, kasihan papa di surga ikutan sedih nanti. Kita pulang yuk, besok kesini lagi. Udah sore"

Dua balita itu langsung mengecup nisan ayahnya dan berpamitan. Thalia pun melakukan hal yang sama.

"Aku pulang ya, mas. Nanti datang ke mimpiku ya. I love you. Assalamualaikum"

Johan dan Tere datang ke rumah Thalia untuk merayakan pesta kelulusan wanita muda itu.

"PAPA JOHAN...." mereka berdua langsung memeluk kaki Johan

"Mama Tere gak dipeluk?" Tanya Tere

Mereka berpindah memeluk Tere.

"Thal, kok gak happy? Senyum dong cantik" Tere menarik ujung bibir Thalia

"Anak-anak mulai sering tanya soal mas Jevan. Aku jadi kasihan" ucap Thalia lirih

Johan dan Tere paham.

"Aku masukin mereka Playground biar ada kegiatan positif, main sama temen juga. Kalau di rumah mereka malah selalu kangen papanya" jelas Thalia

"Thalia, kamu juga boleh nangis, kamu gak harus selalu kuat. Kapan pun kamu kangen Jevan, kamu boleh sedih. Kamu jangan pura-pura kuat di depan anak-anakmu. Mereka bisa ekspres perasaan mereka malah bagus, mereka gak memendam sakitnya sendiri di dalam hati" ujar Tere

"Aku ada kenalan psikolog anak. Bukan apa-apa sih, Thal. But, mungkin mereka butuh. Biar mereka bisa plong aja cerita ke orang"

Thalia mengangguk, sepertinya itu ide bagus.

Jean dan Marcel pulang kuliah dan dikagetkan dengan dua ponakannya yang bermain air genangan hujan di taman.

"Hayoo, bilangin mamanya entar dikunci di kamar mandi!" Ledek Marcel

"Mending, ntar ditukerin bumbu dapur sama mamanya" Jean tak mau kalah

"Iihh olang selu tahu! Basah-basahan" jawab Sky

Shane menarik kedua omnya untuk bergabung hujan-hujanan bersama mereka.

"Seru juga, anjir" Jean melepas jaketnya dan bertelanjang dada

"Nyeker aja lah"

Mereka berempat bergulung-gulung dan bermain polisi-polisian dibawah guyuran air hujan.

"Astagfirullah! Marcel, Jean, Sky, Shane!" Omel Thalia

Mereka langsung kena jewer oleh ibu muda yang tengah mengamuk itu.

Thalia semalaman tak berhenti mengomel pasca kejadian tadi sore. Dan sekarang ia sedang mengompres keempat orang itu karna flu sehabis hujan-hujanan.

"Tuh kan kalian tuh pada kenapa sih, ngeselin banget" omel Thalia

"Om JeJe sama om Mal yang ngajak hujan-hujanan" bohong Sky

"Dihhh!"

"Iyaaa, om JeJe talik-talik aku" Shane juga sama

"Aduh dua bayi ini nyari aman" Jean mendengus kesal

Mama dan papa Jevan bingung kenapa keempat orang itu berbaring di ruang tamu beralaskan kasur lipat dan juga dikompres oleh Thalia.

"Kena hukum sama Thalia, bu. Gara-gara pilek habis hujan-hujanan" jelas ibu Thalia

"Ya ampun, bandelnya" papa Jevan hanya tertawa tak berniat membantu

Next chapter epilognya.

Btw aku up cerita baru loh. Markhyuck hehe

Mardika si cancer survivor yang ketemu sama suster cantik, Hasna. Dan Hasna jadi dokter pribadi buat Mardika.

Jangan lupa baca ya♥️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang