28

2.9K 385 70
                                    

Update kalau komentarnya tembus 50


Thalia dan Jevan sudah pindah ke rumah baru mereka yang terbilang sangat "sederhana" menurut versi keluarga Jevan.

Mereka sedang berjemur dan menemani anak mereka yang sudah bisa merangkak bermain di halaman.

Mereka sedang berjemur dan menemani anak mereka yang sudah bisa merangkak bermain di halaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jean sama Marcel suruh nginep sini aja, ma"

"Enak aja, bukannya ngebantuin aku jagain dedek mereka malah rusuh. Kemarin pas di rumah ayah, mereka nyalain petasan pas Sky baru bobok" kesal Thalia

"Hahaha ya gimana, namanya juga anak-anak kan ya. Ntar Sky pasti juga nakal kaya om-om nya" gemas Jevan

Thalia mengelus perutnya lalu memukul-mukul meja pelan dengan jarinya.

"Aku bisa ubanan diumur dua puluh tahun" Sahut Thalia

"Sky aja mukanya agak mirip Jean loh, kamu pas hamil mikirin Jean terus kaalliiii"

Wanita itu mencubit paha Jevan kesal lalu menggigit lengan suaminya itu.

"Dedek yang di perut ntar mirip Marcel kali ya, biar sepaket resenya hahaha" Jevan makin senang melihat Thalia emosi

"Ya Allah, doanya jelek banget. Ada dua aj kesel, gimana ada empat"

Setelah perkelahian mereka selesai, mereka menyadari sesuatu.

"Loh, Abang sky mana?" Jevan panik

"Tadi di sini..."

Mereka langsung masuk ke ruang tamu dan menemukan kulkas terbuka lebar.

Mereka langsung masuk ke ruang tamu dan menemukan kulkas terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kayaknya omongan kamu bener deh, pa. Abang Sky ngeselin kaya Jean"

Thalia pasrah, Jean dulu juga sering masuk kulkas dan memakan apapun yang ada termasuk terong mentah.

Tere dan Johan lebih gila lagi, mereka menonton video wanita melahirkan dan Johan memiliki ekspresi yang sulit diungkapkan.

"Ter, nanti kalau lo lahiran masuk aja sendiri ke ruangannya ya. Pingsan gue ntar, njir" adu Johan

"Tolol, lo. Gue ngeden sendirian gitu? Enak banget lo, mau bikinnya gak mau susahnya!"

"Beneran loh istriku sayang, gak kuat gue ngelihat lo kesakitan" Johan mengelus rambut Tere dengan lembut

"Biasanya juga ngebelah kepala orang, masa cuma nemenin aku gak kuat?"

Johan ikutan berbaring bersama istrinya dan mengecup pipi wanita itu berkali-kali.

"Gue sayang banget sama lo, Ter. Gue nangis kayaknya kalo lo kesakitan nanti"

Tere tersenyum. Ia membawa tangan Johan ke perutnya yang sudah membuncit.

"Daddy jangan sedih, okay? Aku sama kecebong bakalan happy dan gak akan sakit kalau kamu ada disana sama kita"

"Should I?" Tanya Johan lagi

"Nggak! Gue lahiran sama papanya Jevan aja" kesal Tere

"HEH! YA NGGAK BISA LAH"

Seperti ini lah mereka, tidak bisa akur.

Thalia sedang tidak enak badan, ia sudah tidak menyusui sang anak sejak ia ketahuan hamil. Namun, dadanya sering sakit karna asi di dadanya tidak bisa keluar.

"Udah, istirahat aja. Gak usah masak" Jevan mengompres dada istrinya dengan air hangat

"Maaf ya..."

"Gapapa, sayang. Nanti biar bibi di rumah mama ngirimin kita makanan"

Jevan menidurkan Sky yang sibuk dengan dot di genggamannya. Bersyukur Sky bukan anak yang rewel dan sangat mudah diatur.

"Mandi aja dulu, Sky biar di sini sama aku" ujar Thalia

"Bentar dulu, ntar lagi Abang Sky bobok kok"

Mamanya Jevan sudah rapi menenteng beberapa rantang makanan dan juga buah-buahan.

"Mau ke rumah Jevan?" Tanya sang papa

"Iya, pa. Nganterin makanan, Thalia katanya sakit lagi"

"Biar dianterin bibi aja, jangan keseringan ke rumah Jevan"

Wanita itu sedikit kaget dengan respon suaminya.

"Kenapa sih, pa? Kan aku cuma mau nganterin makanan doang buat anak sama cucu kita. Masa gak boleh?"

"Bukan gak boleh... Tapi, kita harus menghargai keluarga besan sama Thalia juga. Kita tahu kita niatnya baik mau ketemu cucu—"

"Tapi, mereka juga udah berumah tangga. Gak baik kalau kita kesana tiap hari, hari Minggu aja kita sekalian kita ngajak mereka jalan-jalan sama keluarga Thalia juga"

Mamanya mengerti, ia lalu memesan ojek online untuk mengirimkan makanan kepada anak dan menantunya itu.

Ini pukul tujuh malam dan Jevan baru selesai mandi. Istri dan anaknya sudah terlelap di kamar.

Jevan menaikkan lengan sweaternya, nampak memar bewarna ungu di lengannya dan beberapa bagian tubuh lainnya.

"Untung Thalia lagi sakit, jadinya dia gak ngecek obat sama badan aku"

Jevan meraba lehernya di bagian bawah tenggorakan, disana rasanya sedikit sakit.

"Maaf, Thalia. Udah cukup kamu sedih karna aku"

Ia menuangkan isi satu tabung obatnya ke dalam toilet dan menyiramnya.

Next?

Penuhin target dulu

YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang