19

3.4K 391 43
                                    

Jevan sudah boleh pulang karna ia pulih lebih cepat. Tapi ia harus rajin kontrol ke rumah sakit dan mulai menyiapkan mental untuk treatment kankernya nanti.

"Di rumah sakit nggak bisa mesra-mesraan ya"

"Bukannya bisa? Dadaku sampai sakit kamu remesin tiap hari di rumah sakit" omel Thalia

"Cuma remes doang kurang atuh, dek"

Thalia mencubit lengan Jevan.

"Mesum! Udah ah, aku mau bantuin mama masak"

Jevan menahan tangan Thalia.

"Gak mau sun dulu? Kemarin aja minta sun terus tiap menit" goda Jevan

"Itu dedek ya yang minta!"

"Yakin?"

"Iihh mas ngeselin!"

Thalia langsung meninggalkan suaminya sedangkan Jevan tertawa terbahak-bahak. Lucu sekali menggoda Thalia yang mukanya langsung merah.

Mama Jevan membawakan menantunya itu beberapa daster. Thalia bukan tipe yang rajin belanja.

"Dipakai ya, buat di rumah biar adem" ujar mama

"Biar Jevan gampang bukanya kalau lagi pengen"

"Papa ih, ngomongnya" Jevan kaget

"Papa paling suka kalau mamamu pakai daster. Kalau papa pengen tinggal papa plototin haha"

Telinga ayah satu anak itu langsung ditarik sama istrinya.

"Ngomongnya! Lupa disini ada orang hamil? Gimana kalau dedeknya denger omongan kakeknya!"

Sementara Thalia dan Jevan tertawa melihat sang papa sangat tunduk kepada sang istri.

"Makasih ya ma, udah dibeliin daster"

"Sama-sama sayang, kalian boboknya jangan kemaleman ya. Istirahat"

"Iya, ma"

Malam ini hujan turun, suasana kota Jakarta menjadi lebih sejuk dari biasanya. Jevan membaringkan tubuhnya di samping istirnya yang sedang bermain ponsel.

"Dek, mas mau itu, boleh?"

Bukannya menjawab, Thalia malah menaikkan tangannya keatas kepalanya. Jevan yang paham pun langsung menarik daster istrinya itu dan Thalia tidak mengenakan dalaman apapun.

"Nakal, gak pakai celana dalem sama bra" Jevan menyentil hidung Thalia

"Kan mas juga yang suka"

Jevan mengecup kening Thalia lalu turun ke bibirnya dan melumatnya. Jarinya bermain keluar masuk di area bawah istrinya.

Merasa sudah cukup, Jevan langsung mempersiapkan penisnya untuk langsung bermain disana.

"Aahh mas—ngh"

"Sebentar ya, dedek" Jevan mengecup perut istrinya dan mulai bergerak maju mundur.

"Sshh aahhhh Thal...."

"Mmhh aahhh ouhhh"

Desahan Thalia dan geraman Jevan menjadi melodi lain dimalam ini selain rintik-rintik hujan.

"Jevan ya bener-bener. Baru juga keluar dari rumah sakit" mamanya menggeleng tak percaya

"Dia puasa sepuluh hari gak ngapa-ngapain di rumah sakit" sahut sang papa

Mereka mendengar suara desahan dua insan itu dari balkon. Sepertinya Thalia dan Jevan lupa menutup jendela kamar mereka dan hanya menutup tirainya saja, maka dari itu suara mereka sampai keluar seperti ini.

° ° °

Tere sekarang tinggal bersama Johan di apartemen milik pria blasteran itu. Ia bangun pagi sekali dan menyiapkan sarapan dan rapi-rapi sebelum pergi ke rumah sakit.

Meja kerja Johan sangat berantakan, ia harus segera merapikannya. Tumpukan buku dan kertas-kertas membuat Tere pusing.

Bruk

Ia menjatuhkan buku jurnal Johan, dan disana terdapat dua foto foto Thalia dan Johan. Ia mengambil dua foto itu dan memandangnya.

"Jangan dibuang, gimanapun aku sama Thalia pernah punya masa lalu. Kita simpan di album foto ini—"

Tere tersentak saat suara Johan menyapa telinganya.

"Kita pasang di album foto ini bareng foto masa kecil aku sama foto papa. Tere, aku gak akan menyembunyikan sesuatu dari kamu. Jadi kamu gak usah cemburu"

Wanita itu mengecup bibir Johan sekilas dan tersenyum.

"Maafin aku yang belum dewasa dan suka cemburu" ujar Tere

"Thalia udah bahagia sama Jevan dan aku juga udah bahagia sama kamu. Minggu depan kita naik ke altar"

Lelaki itu usil, ia menaikkan Tere ke atas kulkas dan membuat wanita itu menjerit kesal.

"JOHAN! TURUNIN AKU!"

"Gak maaaoooooo"

Tere menghentak-hentak kakinya. Ia pendek dan itu membuat Johan selalu usil padanya seperti ini.

"JOHAN! AKU TELAT KERJANYA NANTI"

"Panggil yang romantis dulu baru aku turunin"

"MAS JOHAN CINTAKU, CALON SUAMIKU, TOLONG TURUNIN ISTRIMU YANG CANTIK INI. AKU MAU MANDI"

Johan terkekeh senang, ia membawa Tere turun dari atas kulkas dan memeluknya bagaikan koala. Ia bersyukur memiliki wanita yang menyenangkan seperti Tere.




Next?

Komen banyak dulu




YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang