26

3.2K 400 43
                                    

Vote dan komen...

Jevan bergerak gelisah dalam tidurnya membuat Thalia yang sudah terlelap pun ikut terbangun.

Ia melihat kening suaminya sudah basah oleh keringat dan Jevan meremas kepalanya sendiri seolah rasa sakit yang ia rasakan sudah tak tertahankan.

"Pa, buka matanya..." Thalia pindah ke dekat Jevan dan memeluk sauminya itu

"Sakit banget, akkhh" Jevan menahan sakitnya sendirian. Ia tak mau membuat keluarga Thalia khawatir

"Aku ambilin obat dulu ya" Thalia berusaha tenang

Jevan mengangguk, baru beberapa langkah Thalia berjalan ia melihat tubuh Jevan jatuh ke lantai.

"AYAAHHH!"

Thalia spontan berteriak dan kedua orang tuanya berlari ke kamarnya. Jevan langsung dibawa ke rumah sakit.

Ibunya terus menenangkan Thalia yang nampak sedikit pucat. Ia meletakkan Sky pada dekapan Thalia.

"Dedeknya haus, diminumin dulu, kasihan dia laper"

Thalia mengangguk, anaknya sedikit rewel sejak tadi. Sudah dua kali ia menyusu dalam satu jam.

"Jangan khawatir ya, Jevan gak kenapa-kenapa kok. Kasihan dedeknya ikutan rewel" ayahnya ikut menenangkan

"Bu, ngabarin orang tua mas Jevan besok pagi aja ya. Ini udah tengah malem"

"Iya nak, kamu pulang aja ya. Kasihan dedeknya diajak begadang di rumah sakit begini"

Thalia menggeleng "aku mau disini, bu"

"Ya udah, malam ini aja. Besok semoga Jevan udah boleh pulang ya"

"Ayah gendong dedeknya sekalian biar kamu juga istirahat"

Tak lama Tere dan Johan datang, mereka langsung menghampiri Thalia yang terlihat sembab karna menangis.

"Tidur di ruangan aku aja, kasihan Sky kalau harus nunggu di sini" ajak Tere

"Tapi, aku gak mau jauh dari mas Jevan"

"Gak apa-apa. Besok pagi Jevan udah sadar aku kabarin, pikirin anak kamu juga, Thal" ujar Johan

Ia akhirnya menurut, tidur di ruangan Tere. Thalia juga memikirkan anaknya yang masih bayi dan seharusnya tidak berada di tempat seperti ini.

Jevan sudah sadar sejak adzan Subuh tadi, kepalanya masih berat dan nafasnya masih sesak. Ia hanya diam menatap langit kamar.

"Minum dulu, Jev" Johan menyodorkan satu gelas air putih dan membantu Jevan minum dengan sedotan.

"Jo, Thalia sama Sky dimana?" Tanya Jevan lirih

"Mereka di ruangan Tere, mereka baik-baik aja jadi jangan khawatir"

Jevan mengangguk, ia menghela nafas lagi.

"Suruh mereka pulang aja. Kasihan Sky kalau ada di rumah sakit lama-lama"

"Iya, biarin Thalia ketemu sama lo dulu. Baru nanti mereka pulang"

Thalia melihat Tere minum susu hamil, ia kaget. Apakah Tere sudah berbadan dua?

"Mbak Tere udah isi?" Tanya Thalia

"Hehe iya, baru tahu kemarin. Aku telat mens sebulan lebih. Pas di tes ternyata positif"

"Wah, selamat ya mbak. Semoga sehat terus sampai persalinan"

Ibu satu anak itu teringat sesuatu, ia juga belum mens bulan ini. Dan ini sudah akhir bulan.

"Mbak, aku juga belum mens..."

Tere yang sedang minum hampir saja tersedak. Ia menatap Thalia dengan tatapan tajam.

"Jangan bilang kalau—"

"Sky masih tiga bulan, masa udah punya adek" Tere bingung.

Istri dari Jevan itu menatap anaknya yang ada di pangkuannya.

"Gue ada testpack, nanti kita ke obgyn dulu sebelum ke Jevan" Tere tak habis pikir bisa-bisanya mereka kebobolan.

Thalia membawa Sky untuk menemui sang papa sebelum anaknya ia antar pulang.

"Pagi papa...." Sapanya

"Pagi anak papa" jawab Jevan. Ie berusaha bangun walaupun harus bersandar pada ranjang rumah sakit

"Mau gendong dedek?" Tanya Thalia

Jevan mengangguk dan membawa bayi mungil itu dalam dekapannya. Thalia ikut duduk di samping suaminya.

"Gimana? Udah agak mendingan?" Tanya Thalia

"Udah, kamu sama dedek pulang aja ya. Kasihan dia kalau kelamaan di rumah sakit"

Thalia sebenarnya mengerti maksud Jevan, tapi ia berat meninggalkan sang suami.

"Sky nanti dijemput ibu, mas. Aku nitip ke ibu. Aku mau jagain mas disini" balas Thalia

Jevan menghela nafas, ia menatap istrinya dalam.

"Maaf ya, aku selalu bikin kamu khawatir"

Thalia mengusap rambut sang suami dan menggeleng lembut.

"Gak boleh ngomong gitu, mas harus cepat sembuh biar kita bisa main di rumah kaya biasanya. Iya kan dek?" Tanyanya sambil memainkan tangan sang anak.

Mereka tertawa saat sang anak bermain sendiri.

"Dedek dicuekin sama mama papa ya?"

"Nyari perhatian dia tuh makanya ketawa-ketawa sendiri. Pa, dedek mau punya adek"

Jevan menatap Thalia sambil mengernyitkan dahi.

"Kamu hamil lagi?"

"Enggak, tapi kalau iya juga gak apa-apa. Itu loh, mbak Tere hamil" jelas Thalia

"Alhamdulillah, akhirnya Tere kebukti kalau dia cewek"

Thalia mencubit lengan Jevan.

"Nggak boleh ngatain orang!" Omel sang itsri

"Hehe lagian cewek mana yang hobi mancing sama manjat pohon jambu. Tere doang"

Thalia ikut tertawa, ia bersyukur Johan mendapatkan wanita sebaik Teresa. Mereka terlihat serasi dan cocok satu sama lain.


Next?

Sky punya adik atau tidak?

YOUNG MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang