1

4.5K 449 71
                                    

Warn!
Buat yang ga sengaja nemu book ini dan penasaran kenapa ada book Junghwan Junkyu trus diem2 baca tanpa vote komen karna rasa penasaran doang, gapapa. Gapapa jadi sider kalo misalnya kalian cuma penasaran doang trus akhirnya close book ampe beberapa chapter karna ngerasa ga sreg sama ceritanya.
Tapi kalo kalian kebablasan baca terus atau suka sama book ini, jangan lupa vote ya. Karna di siderin itu nggak enak, apalagi kalo misalnya ga pernah ngevote, eh mendadak komen di chapter berapa kek gitu. Kan ketauan banget sidernya. Ada beberapa kasus yang begitu, bahkan ada juga akun author yang begitu, mendadak komen di chapter berapa gitu padahal ga pernah ngevote. Seharusnya sebagai sesama author tau gimana sedihnya jika karya kita ga di hargai. Sekian:)

.
.
.
.
.
.




" Tuan muda. Anda ingin makan malam sekarang?" Tanya sang maid.


Junghwan hanya diam sembari menggerakkan kakinya pelan di dalam air. Melihat itu sang maid buru-buru mundur dan meninggalkan tuan mudanya itu.



Jika Junghwan hanya diam tanpa menggubris ucapan siapapun, tandanya dia sedang tak ingin di ganggu. Seluruh maid yang ada di mansion keluarga So harus tau itu.



Sepeninggal sang maid, Junghwan menghela nafasnya pelan, menatap hampa area kolam renang yang berada di belakang mansion keluarganya dengan beberapa lampu taman yang menerangi sekitarnya.



Junghwan mengabaikan kakinya yang sudah mati rasa di karnakan terlalu lama berendam di dalam air kolam yang berubah menjadi sangat dingin ketika malam hari.




" So Junghwan? Kau mengacuhkan panggilanku?"



Seseorang kembali datang membuat mood Junghwan kembali berantakan ketika mendengar suaranya.




" Aku tidak lapar hyung. Jika hyung tak mau menunggu, hyung bisa makan malam sendiri." Jawab Junghwan.



" Kapan kau bisa berhenti membantah?"



Junghwan menggeram di dalam hatinya. Tinjunya mengepal erat menahan rasa kesal yang semakin lama semakin memuncak.



" Kau kesal kepadaku?"




Pemuda yang lebih tua itu tiba-tiba duduk di sampingnya. Ikut mencelupkan kakinya ke dinginnya air kolam. Kakinya yang di balut celana jeans itu di biarkannya basah begitu saja.



Junghwan diam tak menggubris.




" Junghwan? Kau tau. Bukan hanya kau, aku juga tidak senang berada disini."




Bohong, decih Junghwan di dalam hatinya.



" Kau tidak percayakan?" Lagi, pemuda itu tetap memaksanya dengan begitu banyak pertanyaan.



" Hyung. Please. Moodku sedang tidak stabil. Tak bisakah kau pergi saja?"



Pemuda itu menatap Junghwan dengan tatapan entah apa itu.



" Kim Junkyu."



Junghwan terperanjat, buru-buru ia menoleh ke arah pemuda yang lebih tua yang kini tampak menyeringai senang.



" Hyung?! Kau?! Kau tau darimana?!"



Pemuda itu menyeringai senang. Tampak puas melihat wajah terkejut Junghwan.




" Kau lupa jika aku selalu mengawasimu?"



Junghwan buru-buru mengeluarkan kakinya dari dalam air lalu menatap pemuda yang lebih tua dengan tatapan memohon. Ia sama sekali mengabaikan rasa sakit yang kini mendera kakinya yang luarbiasa kebas.




" Hyung please! Jangan lakukan apapun! Jangan sentuh dia!"



Pemuda itu tertawa, tertawa puas.



" Kim Junkyu. Anak dari Kim Junmyeon. Kim Junkyu adalah musuhku, Kim Junmyeon adalah musuh daddy. Bagaimana bisa kau berharap bahwa kau bisa dengan bebas mengejarnya So Junghwan."



" Hyung aku menyuk---"




" So junghwan dengar! Kau baru saja menginjak senior high school! Kenapa kau mau mengejar mahasiswa semester 2? Atau kenapa harus dia? Sekolahmu kekurangan stok manusia? Dan dari sekian milliar manusia di bumi ini kenapa harus Kim Junkyu?"




Junghwan menggeram, rahangnya mengeras. Rasanya kesabarannya mulai berada di ambang batas.




" Apa yang akan kau lakukan?!"



" Jangan coba-coba menggertakku So Junghwan! Perhatikan sopan santunmu!"



Junghwan secepat kilat mengeluarkan pisau yang berada di balik jaketnya, tapi sepertinya ia kalah cepat, moncong pistol nan dingin kini telah menempel di pelipisnya.



" Kau tidak akan pernah bisa melawanku." Desis si pemuda yang di panggil hyung itu.




Junghwan mengendurkan emosinya. Pemuda So itu menjatuhkan pisaunya begitu saja.



" Jangan lakukan apapun, aku mohon."


Pemuda yang lebih tua juga kembali menarik pistolnya.



" Kenapa kau tidak menyukainya, hyung? Dia salah apa? Aku benar-benar mencintainya. Tidak bisakah kali ini saja kalian membiarkanku menentukan pilihanku sendiri?" Junghwan tampak putus asa.



Pemuda itu ikut mengeluarkan kakinya dari dalam air lalu beranjak berdiri. Junghwan mengikuti gerakan pemuda itu dengan matanya.




" Kau tidak akan pernah bebas jika terlahir dari keluarga ini Junghwan. Tapi jika kau memaksa, aku akan lepas tangan. Tapi jika daddy tau, aku tidak bisa membantumu lebih dari ini. Aku lapar. Aku pergi."




Junghwan buru-buru berdiri dengan susah payah saat si pemuda mulai meninggalkannya.



" Renjun hyung!"



Pemuda itu menghentikan langkahnya.




" Terimakasih." Lanjut Junghwan. Renjun kini melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sedikitpun.



Kau sebegitu menyukainya ya?




Tbc...

Crush | Hwankyu  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang