15

1K 170 25
                                    



Setelah satu setengah jam lebih memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi, akhirnya Junghwan berhasil membawa mobilnya dengan selamat menuju parkiran basement gedung apartemen di daerah Mapo-gu.


Setelah mematikan mesin mobilnya, Junghwan menyandarkan tubuhnya sesaat lalu melirik telapak tangannya yang berlumuran darah akibat jahitan di perutnya kembali membuka dan selama satu setengah jam dari Bandara Incheon ke Mapo-gu, Junghwan hanya menahan darahnya dengan telapak tangannya itu.

Junghwan merasakan pening yang luarbiasa dan matanya semakin memberat. Tubuhnya menggigil kedinginan meskipun sekarang tubuhnya masih di bungkus jaket dan padding yang berlapis. Bungsu So itu menggigit bibirnya kuat, mati-matian untuk menjaga kesadarannya.

Setelah mengumpulkan tenaga yang tersisa, Junghwan membuka pintu mobilnya dan berjalan tertatih menuju ke arah Lift. Langkahnya gemetar menahan seluruh rasa sakit yang ada di tubuhnya.

Dengan bersusah payah akhirnya Junghwan berhasil berada di dalam lift dan pemuda itu menekan angka teratas dari 20 deretan angka lantai gedung itu. Setelah pintu lift tertutup, dengan perlahan Junghwan mendudukkan dirinya di lantai lift dan bersandar disana dengan kesadaran yang hampir merenggutnya. Erangan tak henti-hentinya keluar dari bibir pucat pemuda yang wajahnya sudah tidak karuan itu.


Ting

Dentingan halus suara lift yang terbuka membuat Junghwan kembali tersadar, wajahnya mendongak dan tangannya berusaha menggapai, memegangi pintu lift yang sepertinya akan kembali menutup setelah cukup lama sensornya tak memindai adanya pergerakan seseorang yang hendak keluar ataupun masuk.

Junghwan bersusah payah membawa dirinya untuk kembali berdiri.

Dengan meraba-raba dinding, Junghwan menyusuri lorong pendek menuju ke sebuah pintu tunggal yang berada di lantai teratas gedung itu.



Pemuda yang sudah sangat pucat karna terlalu banyak kehilangan darah itu pun akhirnya mampu mencapai pintu itu, lalu dengan tangan gemetar, Junghwan memencet bel yang ada di bawah kamera interkom itu berkali-kali, berharap seseorang yang sangat ingin di temuinya itu ada disini dan segera membukakan pintu untuknya. Mengabaikan fakta bahwa sekarang sudah jam 2 dinihari.


 Mengabaikan fakta bahwa sekarang sudah jam 2 dinihari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Junkyu sangat ingin membaca semua laporan masuk perusahaannya itu sekarang. Tapi sedari sore tadi fikirannya sangat kacau sehingga tidak bisa berkonsentrasi melakukan apapun.

Junkyu melirik jam digital di dinding kamar kerjanya, sudah jam 2 dinihari dan belum satupun laporan-laporan itu sempat di baca dan di pahaminya. Junkyu mengusap lelah matanya yang sedari tadi tidak mampu di ajak berkompromi. Dia sangat ingin tidur, tapi matanya sama sekali tidak bisa memejam barang sepicingpun.

Junkyu beralih menatap cangkir kopinya yang sudah kosong beberapa menit yang lalu.


" Sepertinya aku harus menambah kopi lagi." Lirih Junkyu sembari meraih cangkir kopinya dan berjalan keluar dari kamar kerjanya itu hendak mengisi ulang cangkir kopinya untuk yang ketiga kalinya.




Crush | Hwankyu  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang