17

1K 170 10
                                    


Telah 10menit semenjak telpon itu di matikan, 5 menit pula semenjak Junghwan membiarkan ponselnya yang terus saja berdering itu terjatuh begitu saja di lantai beton rooftop rumah sakit keluarga Junkyu itu.

Pemuda itu masih menatap hampa gedung-gedung pencakar langit yang berada di sekitar rumah sakit universitas itu. Angin musim dingin yang mampu membekukan siapa saja bahkan tak di hiraukan si bungsu So. Ia tetap duduk santai di pagar beton rooftop rumah sakit itu hanya dengan mengenakan seragam pasien yang tipis

Di saat Junghwan masih melamun, suara sirene mobil ramai memasuki gerbang rumah sakit itu. Junghwan menunduk sekilas dan melihat mobil militer hitam dengan tulisan SWAT tengah terparkir acak di halaman luas rumah sakit menimbulkan kecemasan dimana-mana. Bahkan pasukan keamanan rumah sakit ikut berlarian ke halaman rumah sakit menghampiri anggota SWAT yang berhamburan dari truk militernya.



Siapa yang tidak akan panik jika ada pasukan kepolisian khusus itu tiba-tiba datang? Bukankah SWAT itu adalah unit anti teror negara ini?



Junghwan mendengus pelan, paham betul jika SWAT Itu adalah utusan ayahnya. Terlihat sangat berlebihan jika di fikir-fikir. Tapi Junghwan tidak peduli. SWAT sekalipun tidak akan bisa menghentikan rasa muaknya terhadap dunia ini.



Junghwan memperhatikan para anggota unit khusus yang tampak menyebar di halaman depan rumah sakit itu saat melihat dirinya di atas sini. Beberapa anggota tampak berlarian masuk ke dalam rumah sakit, dan anggota lainnya dengan cepat mengisi gelembung udara raksasa membuat Junghwan gusar. Bungsu So itu masih belum melihat ayahnya.


" TUAN SO! JANGAN BERGERAK DARI SANA! KAMI AKAN MENYELAMATKANMU!"


Junghwan menyeringai sebal. Menyelamatkannya?


Junghwan mengabaikan omong kosong yang terus di lontarkan kepala pasukan itu untuk mengalihkan perhatiannya, Junghwan sedang mencari ayahnya sekarang.



Tak lama kemudian Junghwan bisa mendengar deru suara helicopter. Junghwan mendongak, dari arah timur pemuda itu bisa melihat ada sebuah helikopter yang terbang mendekat ke arah gedung rumah sakit ini. Setelah berjarak cukup dekat, Junghwan bisa melihat corak naga di badan helikopter itu.



Junghwan tersenyum puas. Itu ayahnya.

Junghwan kembali melirik ke bawah dan mulai terlihat cemas saat melihat gelembung raksasa itu mulai terbentuk. Junghwan menggigit bibirnya sesaat. Lalu kembali melirik helicopter yang tampak terbang menuju rooftop yang agak jauh dari tempatnya tengah duduk beruntai kaki.

Junghwan pelan-pelan berdiri membuat si kepala pasukan SWAT di bawahnya berseru kencang berusaha menghentikan aksinya. Tapi Junghwan menulikan telinganya.




" Selamat tinggal dunia, daddy, Renjun hyung, Kim Junkyu-" Setelah mengucapkannya Junghwan menghilangkan bobot tubuhnya dan bersiap menjatuhkan diri dari ketinggian 10 lantai rumah sakit itu.


" ANDWAE!!! JUNGHWAN!"

Junghwan teramat kaget saat merasakan tarikan yang sangat kuat di pinggang seragam pasiennya mengubah arah jatuhnya. Junghwan merasa sangat marah ketika tubuhnya terhempas kuat dan jatuh bergulingan bersama seseorang di lantai beton rooftop.




" Ap-"




" APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!"


Junghwan terpaku. Junkyu berada di atas tubuhnya sekarang dengan wajah menggembung marah. Matanya tampak memerah dengan genangan airmata yang siap di tumpahkan kapan saja.

Crush | Hwankyu  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang