5

1.2K 189 28
                                    




" Junghwan? Kau tidur? Aku masuk." Setelah mengucapkan itu Renjun buru-buru melangkahkan kakinya memasuki kamar sang adik untuk memastikan apakah pemuda itu sudah tidur atau belum.



Renjun bersidekap menatap sang adik yang ternyata masih terbangun tapi hanya diam tanpa menggubris ucapannya, adiknya itu tengah meringkuk dengan selimut membungkus seluruh tubuhnya menyisakan kepalanya saja.




" Daddy memanggilmu." Ujar Renjun lagi.



" Ada apa?"



" Molla."



" Katakan padanya aku sudah tidur." Jawab Junghwan sembari menarik selimutnya lagi hingga seluruh tubuhnya kini benar-benar terbungkus seperti kepompong.



" Kau ini kenapa? Seharusnya kau bahagia sekarang. Bukankah tadi kau berhasil kabur bersama Junkyu?"



Junghwan membuka selimut yang membungkus kepalanya kasar dan pemuda itu buru-buru duduk di atas kasurnya menatap Renjun yang betah bersidekap dada di sebelah ranjangnya.



Wajah Junghwan kini terlihat cemas.



" Kau tau darimana?! Apakah Dad juga tau ini? Apa karna ini Dad memanggilku?!"



Renjun hanya menatapnya dengan tatapan datar.



" Jaemin melihatmu pergi bersama Junkyu."




" Bagaimana bisa?!"



Renjun mendengus.



" Mana ku tau! Dia melihatmu pergi bersama Junkyu. Sudah. Itu saja."





" Dad?"



" Dad belum tau. Aku meminta Jaemin untuk tutup mulut."




Junghwan mendesah lega.




" Aku harus mentraktir tunanganmu itu sesekali."




" Tidak perlu. Sekarang temui saja daddy ke ruangannya."




Bukannya berdiri, Junghwan malah kembali merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya.



" Aku sedang tidak mood berbicara dengan daddy."




" Besok daddy akan kembali ke Vancouver."




" Lalu? Biasanya juga begitu." Junghwan semakin menarik selimutnya.






" Arthur?? Apakah adikmu sudah tidur? Kenapa lama sekali?"


Junghwan buru-buru memejamkan matanya saat mendengar suara berat ayahnya.


Renjun yang semula berwajah kesal kini merubah ekspresinya sembari berbalik menghadap ke arah sang ayah yang telah muncul di ambang pintu.


" Jed sudah tertidur Dad. Sepertinya dia kurang enak badan."




Kris memasuki kamar anak bungsunya itu.



" Badannya panas?" Tanya Kris. Renjun menggeleng.



" Mungkin dia hanya sedikit kelelahan. Dad tidak usah khawatir."



Kris mengangguk pelan sembari mengamati wajah anak bungsunya itu lamat-lamat.



" Kau harus menambah stok vitamin untuk adikmu, Arthur. Dia terlihat sangat lelah."



Crush | Hwankyu  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang