Lima menit berlalu, sembari berdiskusi Kenzie menyiapkan sarapan. Ada beberapa hal yang harus dibicarakan terkait kasus ini. Praduga tidak boleh dibiarkan berkembang tanpa disertai bukti dan bimbingan. Dari seluruh kejadian, identitas korban memudahkan mereka menapaki jalur. Setidaknya, secara garis besar, ini bersangkutan dengan politik.
Omar menopang dagu, duduk di salah satu kursi. "Aku tidak terlalu paham masalah politik. Tiga pejabat yang kebetulan menjadi korban mungkin berselisih dengan parlemen tertentu. Ah, jika sesederhana itu, mungkin kasus ini tidak akan memanjang, bukan?"
"Koreksi kata kebetulan yang kau ucapkan itu, Omar. Ketiga korban itu meninggal demi satu tujuan. Kau tahu, peran pembunuh bayaran dan interogator-yang waktu itu dikatakan si sopir panggilan-jelas membuktikan jika sang majikan adalah pemimpin kelompok penuh ambisi. Itu tidak main-main. Entah mereka siapa? Tapi, melihat dari yang sudah terjadi, aku berpendapat mereka mengincar kursi kekuasaan. Dengan begitu legislator pilihan mereka bisa menentukan hukum seenaknya," urai Kenzie panjang, seraya berkutat dengan kompor.
Bunyi keretek terdengar seiring api dinyalakan. Kenzie menaruh pisau, menumpahkan bahan-bahan yang sudah dipotong ke dalam wajan. "Maka, merekalah yang disebut mafia hukum. Istilah itu menekankan suatu kebiasaan dalam proses penanganan hukum di negara kita. Orang-orang menyebutnya dengan 'runcing ke bawah tumpul ke atas'."
"Menarik." Omar menimpal, matanya tertuju pada tangan kiri Kenzie yang diperban. Tampak noda darah menembus. "Lantas, menurut kau bagaimana nasib pejabat yang masih menghilang itu? Jika tujuan mereka adalah menyusup pada tatanan negara, kenapa malah terang-terangan menyingkirkan para hambatan? Bukankah lebih baik secara diam-diam?"
"Aku yakin begitulah mulanya mereka beroperasi." Kenzie menghela napas. Masakan yang dibuatnya selesai diresep, ia pun menutup wajan agar bumbu lebih meresap, kemudian berbalik menghadap Omar. "Hukum di negara kita mengalami naik-turun sejak awal pembentukannya. Orang-orang berkepentingan sering menggunakan hukum sebagai alat mengatur masyarakat. Dalam kasus ini, mereka sudah lama bergerak. Sayangnya, operasi kali ini malah terendus oleh kita. Oh, kondisi pejabat yang menghilang itu entah bagaimana, aku tidak berani menduga-duga."
Aroma lezat menguar, kepul asap putih tipis keluar bersamaan dengan dibukanya penutup wajan. Kenzie mencondongkan badan, menghirup dalam-dalam wangi masakannya. Sensasi tersebut mendesir di sekujur tubuh.
Omar yang tampaknya sudah lapar menjadi tidak sabar. "Kelihatannya enak sekali. Cepat, Kenzie. Hidangkan sekarang juga."
Kenzie menuangkan hasil masakannya pada piring besar, menaruhnya di atas meja makan. Saat sisi piring bersentuhan dengan luka di tangan kiri, ia mendesah tertahan.
"Kau baik-baik saja? Apa lukanya terbuka?" tanya Omar melihat pemandangan barusan. "Sudah, sisanya biar aku kerjakan. Lagi pula, kenapa kau malah melukai diri sendiri seperti itu, sih." Ia bangkit menggantikan Kenzie mengambil nasi.Tidak butuh waktu lama sarapan sudah siap, tersaji di depan mereka. Omar gesit mengambil bagiannya, sedang Kenzie duduk menyelonjorkan kaki seraya merenggangkan badan. Belakangan ini ia kurang istirahat dan kepala rasanya begitu sesak.
"Astaga, ini lezat sekali, Kenzie!" seru Omar memukul ringan meja makan. Mulutnya mengunyah penuh semangat.
"Makanlah dengan tenang, Omar, tidak perlu buru-buru. Aku tidak akan menghabiskan semuanya, santai saja." Kenzie tertawa, turut mengambil nasi. Padahal, ia hanya memanfaatkan sisa sayuran yang ada di kulkas. Itu sebetulnya masakan paling sederhana. Sekadar tempe dan tahu dicampur sedikit suwiran daging.
"Oh, ya, ada yang lupa kutanyakan. Apa maksud dari oligarki yang sering kau gumamkan itu? Aku tidak mengerti sama sekali. Lantas, apa hubungannya mereka dengan mafia hukum?" Omar menengadah, berpaling dari piring sarapannya.
Sebelum menjawab, Kenzie mencari kata-kata yang mudah dimengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jamur Busuk Negara [Complete]
AçãoSeorang pejabat dinyatakan hilang, Omar sebagai seorang polisi lalu lintas diberi wewenang untuk menyelediki posisi kendaraannya. Hingga pada suatu malam, ia dan seorang temannya, Kenzie, menemukan keberadaan mobil si pejabat. Mereka susah payah mem...