Bab 21: Pelarian Bebek Sport

11 4 8
                                    

Debur ombak terdengar suram. Hampir tengah malam, Kenzie dan Mikasa tidak kunjung menghubungi. Evans memutar-mutar pensil di meja, menatap kosong buku catatan kecilnya. Kata Vrijmetselarij entah kenapa terdengar begitu menakutkan, dan setelah ia cari tahu segala sesuatu tentangnya, justru hasilnya mengungkapkan hal lebih mengerikan. Penganut kepercayaan mistis kuno yang sepanjang riwayatnya menimbulkan banyak kontroversi.

Para elite pribumi dahulu, terlebih golongan Kesultanan Kraton dan Paku Alaman, sangat dekat dengan ajaran kebatinan. Pemujaan dan berbagai ritual suci. Ajaran Kejawen. Sehingga tidak aneh ketika Evans mendapati nama-nama elite bangsawan tersebut masuk dalam anggota Vrijmetselarij.

Banyak orang bilang, Vrijmetselarij atau Freemason merupakan organisasi anti agama. Namun, data yang Evans baca menguraikan hal lain. Di kalangan pribumi, beberapa anggota beragama Islam, banyak pula beragama Kristen. Mereka percaya pada Tuhan, hanya saja tidak ingin menamakan-Nya secara spesifik. Bagi mereka semua sama. Tidak ada perbedaan.

“Ada apa dengan mereka? Evans, aku tidak suka menunggu resah. Kau pasti bisa mengecek CCTV di sekitar hotel. Kenapa tidak ada perkembangan selain alamat misterius itu?” Omar tidak bisa duduk tenang, berjalan ke sana kemari mengelilingi ruangan.

Evans terbenam dalam pikirannya, menghiraukan ucapan Omar. Layar komputer di depannya masih memperlihatkan data hasil pencarian. Kaitan oligarki dengan organisasi Vrijmetselarij. Negeri ini, selalu ditunggangi kepentingan pihak-pihak yang merasa memiliki segala. Tiga ratus lima puluh tahun lalu, Belanda datang dengan misi akbar. Maluku pulau yang pertama kali mereka kuasai. Di bawah bendera VOC, kolonial Belanda itu mulai menginvasi Jayakarta. Bukan hanya untuk rempah-rempah, tetapi mereka memiliki kepentingan lebih besar dari itu.

Batavia berdiri dan jadi pusat pemerintahan. VOC tidak sebatas persekutuan dagang. Mereka memiliki keistimewaan layaknya sebuah negara. Dari militer, bendera, dan perundang-undangan. Evans menelan ludah. Kepentingan politik yang menyengsarakan pribumi pun ditegakkan. Maka, bisa dilihat daftar nama pejabat yang tergabung dalam keanggotaan Vrijmetselarij. Mulai pemerintah pusat sampai bupati. Kepentingan mereka disalurkan melalui praktik politik di lapangan. Meraup kekayaan negeri sebagaimana misi mereka, dan tidak sedikit menggunakan politik untuk menyebarkan agama dan pemahaman.

“Kau kelelahan? Dari tadi diam saja. Tidak mendengar ucapanku. Evans, sadarlah. Aku perlu kau untuk melihat CCTV, sekarang juga!” seru Omar, seraya melirik jam yang tergantung di dinding.

Kekhawatirannya kian bertambah.
Pensil di tangan Evans terjatuh, ia memutar badan. “Omar, negeri kita sejak dulu disusupi ajaran-ajaran Freemason. Jejak mereka tersebar begitu banyak. Gedung Bappenas salah satunya. Bangunan itu dulu bernama Adhuc Stat yang memiliki arti 'Masih Ada' atau 'Masih Berdiri'. Sebuah isyarat pada kita jika mereka tidak akan musnah. Bangunan itu digunakan sebagai loji tempat perkumpulan Mason. Selain itu, simbol-simbol mereka bertebaran di banyak tempat. Ada lima makam dengan simbol identitas Freemason di Museum Taman Prasasti. Omar, aku baru sadar semua ini. Bagai hantu, organisasi ini punya banyak rahasia.”

Omar menggaruk kepala. “Aku tidak mengerti, Evans. Ketika orang yang kita hadapi ternyata anggota organisasi itu, lalu kenapa? Bagiku mereka tetap penjahat. Pusing aku dijejali sejarah semacam itu. Memangnya apa yang membuat kau jadi murung begitu?”

“Data ini,” Evans menunjuk layar, “sangat akurat. Diambil dari berbagi literatur di dunia. Vrijmetselarij atau Freemason dipercaya banyak pihak adalah para Kabbalis yang menjalankan agenda politik E Pluribus Unum, suatu tata pemerintahan tunggal. Begitu juga Novus Ordo Seclorum, tatanan dunia baru. Lihat, betapa besar ambisi ini! Mereka menggunakan kedok bantuan amal dan kegiatan sosial, padahal nyatanya ingin menyebarkan sesuatu yang agung.”

Jamur Busuk Negara [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang