BAB 08 || Double ||

2.9K 321 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Udah deh, mending lo gak usah sekolah. Ribet banget sih, udah tau sakit kan tuh kaki," kesal Hyunsuk kepada Ryujin yang masih keukeuh ingin pergi sekolah, padahal kakinya masih terasa sangat sakit. "Ngeyel banget sih jadi cewek."

Ryujin cemberut, gadis itu sedikit memajukan bibirnya. "Tapi, kan disekolah banyak yang harus di---"

Ryujin tak melanjutkan ucapannya karena telunjuk Hyunsuk menahannya. "Ssttt, lo tuh cuma wakil. Masih ada Asahi kan yang bisa urus semuanya, lagian dia yang ketuanya."

"Udahlah, gue berangkat," lanjutnya.

Kening gadis itu berkerut melihat Hyunsuk yang menghentikan langkahnya, terdiam sejenak dan kembali menghampirinya. Ryujin menaikkan sebelah alisnya yang mengartikan. "Ada apa? Kenapa--"

Netra indah itu membulat sempurna kala sebuah kecupan ia dapatkan dari pemuda yang berseragam lengkap SMA itu, Ryujin tidak tahu harus berekspresi seperti apa.

Kejadiannya benar-benar mendadak sekali.

Baru saja gadis itu membuka mulutnya karena ingin berbicara, tetapi lagi dan lagi benda kenyal itu menempel dibibirnya. Meskipun hanya sekilas, Ryujin bisa merasakannya.

Hyunsuk tersenyum, mengusap bibir Ryujin dengan jempolnya. "Ini cuma milik gue!" ujar Hyunsuk dengan nada tegas.

Pemuda itu berlalu begitu saja, meninggalkan Ryujin yang terduduk diatas kasur dengan tubuhnya yang masih saja kaku karena berbuatan Hyunsuk.

Perlahan pasti jari jemari lentik itu terangkat, mengusap pelan bibirnya. "B-bibir, udah gak suci lagi."









"Beberapa bulan lagi kita anniversay yang ke-2 tahun, rencana kamu gimana?" tanya Jiwon kepada Hyunsuk yang tengah ia rangkul lengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Beberapa bulan lagi kita anniversay yang ke-2 tahun, rencana kamu gimana?" tanya Jiwon kepada Hyunsuk yang tengah ia rangkul lengannya.

Hyunsuk nampak berpikir, berjalan dilorong yang lumayan sepi dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam saku celana. "Eum, kalo kita jalan-jalan gimana?"

Gadis berambut sepinggang itu mengangguk dengan semangat. "Udah lama lho kita gak jalan bareng, udah pasti aku mau banget."

Suasana kembali hening, akhir-akhir ini hubungan mereka berdua tidak seperti dulu yang selalu membicarakan banyak topik. Sekarang hanya berbicara hal yang perlu saja, meskipun begitu keduanya tetap saling mencintai dan menjaga hati.

Tapi, Hyunsuk tidak tahu mengapa pikirannya malah tertuju kepada Ryujin yang ada di apartement. Takut terjadi sesuatu kepada gadis itu, apalagi Ryujin kakinya terkilir.

"Gue gak mungkin mencintai dua gadis sekaligus dan udah khianati Jiwon."

Se-badboynya Hyunsuk ia adalah laki-laki yang setia, Jiwon adalah gadis pertama yang berhasil menarik perhatian Hyunsuk. Bisa dibilang bahwa Jiwon adalah cinta pertama pemuda itu.









Matahari sudah berada dipuncak dan selama itulah Ryujin tidak sedikit pun beranjak dari atas kasurnya, sedikit saja dia bergerak maka kakinya akan terasa semakin sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Matahari sudah berada dipuncak dan selama itulah Ryujin tidak sedikit pun beranjak dari atas kasurnya, sedikit saja dia bergerak maka kakinya akan terasa semakin sakit. Padahal perutnya meronta-ronta minta diisi.

"Aduh, laper nih mana kebelet lagi. Gimana caranya jalan coba kalo sakit kayak gini?" monolognya dengan kedua tangan yang menekan perut.

Ryujin hanya berharap agar Hyunsuk cepat pulang, meskipun ia tahu bahwa Hyunsuk akan pulang sekitar dua jam lagi. Jika begitu, ia pasti akan mati kelaparan. Ryujin memohon doa agar telepati yang ia kirimkan bisa Hyunsuk rasakan.

"Bodo ah, kebelet banget ini."

Perlahan kaki itu menyentuh lantai dibarengi dengan Ryujin yang menahan sakit dengan sangat hati-hati gadis itu melangkah, sembari menjadikan apa saja yang ada didekatnya sebagai pegangannya agar tubuhnya tidak oleng.

Dengan perasaan lega akhirnya Ryujin bisa juga mengeluarkan semuanya. "Uh, kan sekarang mah rada enakkan."

Namun, sayang sekali gadis itu malah terpeleset karena lantai kamar mandi yang licin. Ryujin menjerit sekeras-kerasnya merasakan kakinya yang dua kali lipat lebih sakit.

"AAAA, SIAL BANGET SIH HIDUP GUE."



















"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dijodohin Wakil Ketos < Choi Hyunsuk & Shin Ryujin > ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang