BAB 11 || Melakukannya ||

4K 347 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Aku menatap Hyunsuk dengan kesal karena pemuda itu terus mengabaikanku, apa yang aku katakan dia hanya menganggapnya seperti angin. Sebenarnya dia kenapa?

"Hyunsuk, Hyunsuk!" panggilku sambil berlari ke arahnya setelah turun dari mobil, pemuda itu meninggalkanku.

"Hyunsuk, kamu kenapa?" tanyaku yang sudah berjalan disampingnya. "Kok kamu diemin aku terus sih."

Pemuda itu masih tak menjawab perkataan Ryujin dan terus mengabaikan gadis itu sampai masuk ke dalam apartement.

Melihat itu Ryujin semakin gemas dengan sikap Hyunsuk dan entah bagaimana caranya, gadis itu menjatuhkan tubuh Hyunsuk di sofa dan menindih tubuh pemuda itu yang berhasil membuat Hyunsuk kaget sendiri.

Hyunsuk menatap Ryujin yang juga tengah menatapnya dengan tajam namun, malah terlihat menggemaskan dimata Hyunsuk.

"Kamu marah sama aku, iya, kan? Kenapa?" Tanyanya yang seperti tengah menginterogasi seseorang yang kepergok mencuri.

Pemuda itu menghela napasnya dengan gerakan cepat mengubah posisinya menjadikan Ryujin di bawah kungkungannya.

"Lo pikir aja sendiri," balasnya seadanya sembari pergi dari atas Ryujin namun, gadis itu malah menarik kerah baju Hyunsuk yang dalam hitungan detik menimbulkan bibir mereka bersentuhan.

Yang lebih mengejutkannya lagi Ryujin melumat bibir Hyunsuk kemudian, mengakhirinya. Setelahnya dia tersenyum tanpa dosa yang membuat Hyunsuk terheran-heran. "Kamu gak marah lagi, kan?"

Pemuda itu tak menjawab dan malah kembali mencium Ryujin bahkan ciuman itu semakin memanas kala Ryujin membalas ciuman Hyunsuk, ia pun bingung dengan dirinya sendiri yang tiba-tiba bisa melakukan hal itu.

Tangan mungil itu memukul pelan dada Hyunsuk yang mengisyaratkan bahwa Ryujin sudah kehabisan napas dan ia membutuhkan oksigen, Hyunsuk paham dan melepaskan ciuman itu. Namun, tak lama kemudian ciuman itu kembali terjadi dengan Hyunsuk yang membawa Ryujin ke dalam kamar.

Udara yang asalnya dingin kini berubah menjadi panas akibat aktivitas yang keduanya lakukan. Mungkin ini memang hal biasa yang dilakukan sepasang suami istri tapi, bagaimana dengan rencana mereka yang akan bercerai setelah lulus SMA? Apakah hasil dari kegiatan mereka akan membuat keduanya menyesal?












 Mungkin ini memang hal biasa yang dilakukan sepasang suami istri tapi, bagaimana dengan rencana mereka yang akan bercerai setelah lulus SMA? Apakah hasil dari kegiatan mereka akan membuat keduanya menyesal?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar pukul sepuluh malam aku terbangun dan sangat terkejut bahwa aku benar-benar melakukannya.

"Aku benar-benar melakukannya," ucapnya dengan tangan yang mengacak rambutnya sendiri sembari menatap sang rembulan dari balkon kamar.

Ryujin menghela napasnya berusaha untuk berpikir positif, bahwa ini hal biasa yang harus ia lakukan sebagai seorang istri. "Tidak apa-apa, kita akan lihat apa yang akan terjadi di masa depan. Aku masih berstatus menjadi istrinya jadi, tidak apa-apa."

Aku menatap bulan dan jutaan bintang yang berkerlap-kerlip diatas sana, sangat indah dan memanjakan mata untuk siapapun yang melihatnya. Aku terlonjak kaget saat ada sepasang tangan kekar yang melingkar diperutku kemudian, suara serak khas bangun tidur pun menyapa indera pendengaranku.

"Apa yang kamu lakukan?"

Aku tersenyum tipis mendengar Hyunsuk yang berbicara formal kepadaku, rasanya sangat aneh.

"Aku sedang memikirkan bagaimana masa depanku."

Hyunsuk menelusupkan wajah ke leher Ryujin dan menghirup wangi tubuh istrinya, seperti vanilla dan strawberry yang tercampur. "Kenapa hanya memikirkan masa depanmu? Seharusnya kita."

Aku berbalik, menatap Hyunsuk yang juga menatapku dengan tatapan sayu yang sangat lembut. "Kenapa harus memikirkan kita? Apapun yang terjadi, pada akhirnya kita akan berpisah. Kamu pasti bakal ninggalin aku, kamu sendiri yang meminta itu."

Hyunsuk tidak tahu perasaan ini tetapi, mendengar Ryujin mengatakan itu membuat hatinya begitu sangat sakit. Meskipun pada kenyataannya itu adalah benar.

"Meskipun kedepannya aku akan mengandung tapi, setelah melahirkan aku akan pergi. Jangan takut, aku tidak meminta apapun darimu," ucapku terjeda dan menghirup udara sebanyak-banyaknya. Entahlah, rasanya sangat sulit sekali untuk melakukannya. "Dan kamu bisa bahagia dengan kekasihmu, aku tidak akan mengganggumu lagi dan selamanya tidak akan. Penderitaanmu akan berakhir ketika aku pergi, bukankah begitu?"

Pemuda itu menunduk lalu, kembali menatap wajah istrinya yang menahan tangis. Apakah ia adalah pria jahat yang membiarkan gadis ah ralat wanita itu menderita sendiri dan berkorban sendiri?

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi nanti jadi, kita jalani saja apa yang ada hari ini. Semuanya aku yang akan memutuskan, bisa jadi aku berubah pikiran."
































"Aku harap kita tetap bersama "

"Aku harap kita tetap bersama "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dijodohin Wakil Ketos < Choi Hyunsuk & Shin Ryujin > ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang