BAB 18 || Don't Go ||

2.6K 265 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Malam semakin larut namun, laki-laki itu masih enggan untuk menutup matanya. Sedangkan sang wanita yang ada disampingnya sudah tertidur lelap sedari tadi.

Hyunsuk menggeserkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Ryujin, membawa wanita itu ke dalam pelukan hangat yang ia miliki.

"Aku memang tidak pernah mengatakan kalo aku cinta sama kamu tapi, aku tulus untuk menyuruh kamu jangan pergi dari kehidupan aku," ucapnya dengan tangan kekar yang mengelus dengan lembut surai sang istri. "Semua itu bukan semata karena demi anak kita tapi, aku takut kehilangan kamu. Maaf jika, masih ada orang lain yang sedikit mengisi hati aku."

Dengan hati-hati Hyunsuk mengecup kening Ryujin dan tanpa ia tahu, wanita yang ada dalam pelukannya mendengar semua yang ia katakan.

Tepat hari ini adalah hari kelulusan, setelah mengambil rapor dan juga salam perpisahan dengan para guru beserta murid lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat hari ini adalah hari kelulusan, setelah mengambil rapor dan juga salam perpisahan dengan para guru beserta murid lainnya. Biasanya setiap kelas masing-masing selalu melakukan party sebelum mengurus surat-surat untuk masuk universitas.

Sama halnya dengan kelas Hyunsuk yang melakukan pesta disebuah club malam, meskipun tak bersemangat untuk datang karena khawatir dengan Ryujin yang ditinggalkan sendiri dirumah.

Semuanya tampak tenang dan berenang-senang hingga gadis yang ia hindari datang begitu saja memohon kepada dirinya.

"Kamu ngapain kesini?" tanya Hyunsuk sembari membawa Jiwon pergi dari tempat berakohol itu.

"Menurut kamu apa? Aku ingin hubungan kita kayak dulu lagi," pinta Jiwon yang sudah sangat jelas ditolak mentah-mentah oleh laki-laki itu.

"Gak bisa, sekarang kamu pulang."

Jiwon menggeleng dan malah memeluk laki-laki yang sudah beristri itu, bahkan air matanya semakin turun dengan deras. "Aku gak mau, aku sayang sama kamu. Kalo perlu kita nikah sekarang, aku gak peduli jadi yang kedua."

Hyunsuk melepaskan pelukan gadis ini, tak percaya dengan apa yang Jiwon katakan. "Maksud kamu apa? Jangan rendahin harga diri kamu hanya demi aku, didunia ini masih banyak laki-laki yang sayang sama kamu. Aku mohon sekarang kamu pergi dan pulang."

"Aku gak mau, Hyunsuk. Gak mau, aku cuman pengen sama kamu."

Lagi dan lagi gadis itu memeluknya, sedangkan Hyunsuk hanya bisa diam tak tahu harus melakukan apa.

"Aku mohon, aku tau aku salah. Tapi, aku gak mau pisah sama kamu," ujarnya, mendongak menatap Hyunsuk dan memegang pipi kedua laki-laki itu dengan telapak tangannya.

Jika dilihat dari belakang mereka terlihat seperti tengah berciuman dan hal itu terlihat oleh mata seorang wanita yang berdiri tak jauh dari belakang Hyunsuk.

Dengan tangisan yang sudah tak bisa ditahan lagi Ryujin yang ditemani oleh Yeji berlari begitu saja.

"RYUJIN," teriak Yeji dan hal itu didengar oleh Hyunsuk.

"Ryujin, kamu mau kemana?" tanya Yeji dengan nada berteriak.

Hyunsuk berlari tanpa memikirkan Jiwon yang berteriak memanggil namanya karena yang tengah ada dipikiran laki-laki itu hanyalah Ryujin, Ryujin, dan Ryujin.

Sembari menerjang hujan yang tiba-tiba turun dengan deras langkah gadis mungkin itu kian melambat dirasa dirinya sudah tak kuasa untuk berlari lagi namun, ia menggeleng dan tetap melanjutkan langkahnya.

"Ryujin, dengerin aku. Kamu salah paham," teriak Hyunsuk dari belakang dan diabaikan begitu saja olehnya.

Tak memperhatikan apa yang ada disekitar, Ryujin berlari ketengah jalan yang tengah berlampu hijau. Hingga mobil hitam yang melaju dengan kecepatan diatas rata-rata datang membuat tubuh itu terpental beberapa meter.

Dadanya naik turun, tubuhnya membeku menatap kejadian yang terlalu tiba-tiba itu dengan tak percaya.

Sedangkan ditengah jalan sana, tubuh sang istri sudah basah kuyup dicampur dengan darah segar yang mengalir dengan deras dari kepala dan kaki wanita itu.

"Ryujin," panggil Hyunsuk dengan lirih, menepuk pelan pipi sang istri agar cepat bangun. "Bangun, sayang. Aku mohon."

"Kenapa kalian diam saja? Cepat panggilkan ambulan," teriak Hyunsuk kepada orang-orang yang mengerumuninya.

"Aku mohon, jangan tinggalkan aku."












"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dijodohin Wakil Ketos < Choi Hyunsuk & Shin Ryujin > ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang