BAB 06 ¦¦ Wedding ¦¦

3.1K 344 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






"Pernikahan kalian akan segera dilaksanakan."

Lima kata dari halmeoni - Hyena - sangat mengganggu konsentrasi Ryujin, gadis itu tidak bisa fokus kepada tugas yang tengah ia kerjakan.

"Ryujin, kamu gak apa-apa, kan?" tanya Asahi karena gadis berambut sebahu itu tampak berbeda, tidak seperti biasanya.

Ryujin menggeleng. "Engga kok, cuma lagi banyak pikiran aja."

"Kalo gitu kamu pulang aja, istirahat."

Ryujin membolakan matanya lalu, mengibas-ngibaskan tangannya yang berarti dia menolak. "Eh engga usah, gak pa-pa kok beneran deh."

Asahi dan Ryujin beserta staf osis lainnya tengah menyiapkan untuk acara ulang tahun sekolah mereka yang ke 30 tahun dan disaat seperti ini selalu diadakan beberapa perlombaan antar kelas.

"Dia udah nyuruh lo pulang, mending pulang aja."

Keduanya menoleh ke arah pintu, menemukan Hyunsuk yang berdiri dengan pakaiannya yang sudah tak berseragam lagi.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Ryujin keheranan melihat Hyunsuk yang ada disana, padahal ini sudah jam empat sore.

Hyunsuk tak menjawab pemuda itu malah berjalan menghampiri Ryujin kemudian, membisikan sesuatu tepat ditelinga Ryujin. "Gue disuruh halmeoni buat jemput lo."

Melihat itu Asahi menatap tak suka kepada Hyunsuk, memang selama ini Hyunsuk selalu menjadi saingannya. Entah itu di bidang kepintaran, olahraga, dan ditambah dalam urusan percintaan.

Gadis bermarga Shin itu membulatkan netranya sempurna melihat Hyunsuk yang secara tiba-tiba membereskan tasnya kemudian, menarik tangannya.

"Ihh apaan sih?!" bentak Ryujin yang menahan Hyunsuk agar tidak menariknya.

Pemuda itu kembali berbisik kepada Ryujin. "Lo nurut sama gue atau gue bilangin ke semua orang kalo kita bakal nikah."

Ryujin menggeram dalam diam, Hyunsuk selalu mempunyai cara agar apa kemauannya terpenuhi.

Gadis Shin itu hanya bisa pasrah saat tangannya ditarik paksa oleh pemuda Choi itu tanpa mengatakan apapun kepada Asahi yang sudah menyiapkan berbagai pertanyaan kepadanya.

"Sebenarnya mereka punya hubungan apa sih?"















"Lepasin!" bentak Ryujin saat sudah berada dihalaman depan sekolah dan berhasil melepaskan genggaman Hyunsuk. "Sakit tau."

Hyunsuk membuka pintu mobilnya lalu, melemparkan tas Ryujin begitu saja. "Masuk."

"Gak mau."

Hyunsuk menghela napasnya berusaha untuk mengontrol emosinya. "Please, masuk sekarang sebelum kesabaran gue habis."

"Gue bisa pulang sendiri!" sarkasnya. Dengan kakin yang mulai melangkah menuju gerbang sekolah.

Pemuda itu terkejut mendengar Ryujin yang berkata kasar kepadanya, biasanya gadis itu tidak pernah berkata seperti demikian.

"Ryujin!"

Hyunsuk kembali menarik tangan Ryujin dan memojokan gadis itu kepada mobil mewahnya.

Kekesalan seorang Shin Ryujin kini berubah menjadi ketakutan kala melihat tatapan Hyunsuk yang benar-benar membuat nyalinya menciut, Ryujin baru tahu bahwa Hyunsuk bisa se-menakutkan ini.

"Bisa gak sih lo nurut aja sama apa yang gue minta? Gue cape tau gak, lo tuh nyusahin."

Kepala gadis itu menunduk tak sanggup melihat wajah Hyunsuk yang penuh dengan kemarahan.

"Kalo bukan karena halmeoni, gue gak akan sudi ngelakuin hal ini."

Pemuda itu diam tidak mengatakan apapun lagi, melihat ada sebutir air mata yang lolos keluar dari kelopak mata Ryujin, membuat hati Hyunsuk tergores. Entahlah, rasanya seperti ada yang mengganjal.

Dan juga kenapa seorang Shin Ryujin harus se-cengeng ini? Mungkin efek dari datang bulannya.

Hyunsuk kembali berdiri tegak dan menarik Ryujin untuk masuk ke dalam mobilnya, kali ini gadis itu tak menolak. Sampai mobil berjalan hanya ada keheningan yang menerpa keduanya.







Takdir yang dituliskan Tuhan merupakan hal terbaik dalam hidup kita, walau terkadang yang terbaik itu tak selalu indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Takdir yang dituliskan Tuhan merupakan hal terbaik dalam hidup kita, walau terkadang yang terbaik itu tak selalu indah. Ada saja hal yang akan membuat kita terkejut, seperti dua orang yang tak memiliki urusan apapun harus bersatu dengan sebuah ikatan.

Pernikahan adalah sesuatu yang sangat sakral dan banyak orang yang ingin melakukannya sekali dalam seumur hidup namun, bagaimana jika hubungan sakral itu malah kandas ditengah jalan? Dan hal itulah yang dipikirkan oleh seorang gadis yang tengah terduduk didepan kaca rias.

"Apakah aku bisa?"

Kekhawatiran selalu hinggap kepadanya yang membuat dirinya harus bergelut dan berpikir tapi, percayalah. Jika kamu berani kamu pasti bisa, meskipun melakukannya tidak semudah yang dikatakan.

Suara tepuk tangan terdengar begitu meriah dan juga suara sorakan dari tamu undangan. Gaun berwarna putih itu tampak begitu berkilau diantara gaun lainnya.

"Peristiwa ini yang selalu aku nantikan ketika aku masih kecil, berjalan diatas karpet merah dengan ayah yang menuntunku menuju atas pelaminan."

Tetapi, bagaimana jika orang itu bukanlah yang kamu cintai?

Tatapan pemuda diatas pelaminan sana tak pernah lepas dari sang gadis yang berjalan menuju ke arahnya, pujian-pujian manis pun ia lontarkan dalam hatinya.

"Aku pun tidak tahu, kenapa Tuhan mempersatukan kita yang sudah sangat jelas tak saling mencintai?"

Berhenti menyalah-nyalahkan Tuhan, Jodoh itu misterius. Dia datang begitu saja dan lewat begitu saja. Mau seperti apapun kondisinya, mau sejauh apapun jaraknya, kalau memang jodoh pasti akan bertemu.

"Jika aku mencintainya, apa dia juga akan mencintaiku?"















Note : Halmeoni ; Nenek              Harabeoji ; Kakek             Eoma ; Ibu             Appa ; Ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : Halmeoni ; Nenek
              Harabeoji ; Kakek
             Eoma ; Ibu
             Appa ; Ayah

Dijodohin Wakil Ketos < Choi Hyunsuk & Shin Ryujin > ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang