"Ahh, akhirnya bisa rebahan juga," ucap Hyunsuk yang membaringkan tubuhnya diatas kasur milik Ryujin eh ralat miliknya juga.
Melihat itu Ryujin hanya memutar bola matanya kemudian, melangkah menuju kamar mandi. Sungguh tubuhnya serasa sangat lengket seperti gulali.
"Eh, kamu--"
Ucapan Hyunsuk tak ia lanjutkan, sebab melihat Ryujin yang tiba-tiba terjatuh. "Eh, lo gak pa-pa?" tanya pemuda yang memakai jas hitam itu sambil membantu Ryujin berdiri, sedangkan gadis itu hanya meringis kesakitan.
"Aduh, sakit banget," lirih Ryujin . Dengan tangannya yang mengurut pergelangan kakinya, ini semua salahnya yang tak memperhatikan langkahnya.
"Lo sih, kalo jalan tuh hati-hati."
Ryujin mengerucutkan bibinya mendengar Hyunsuk yang menyalahkannya meskipun, pada kenyataannya memang ia yang salah.
"Pelan dong, sakit tau," protes Ryujin, saat tangan Hyunsuk menekan pergelangan kakinya.
Hyunsuk berdecak. "Ck, lebay."
Ryujin Pov.
Aku menatap Hyunsuk yang tengah mengurut pergelangan kakiku dan sepertinya kakiku terkilir. Aku akui Hyunsuk itu memiliki wajah yang tampan tetapi, aku tidak suka dengan sikapnya yang badboy.
Melihat Hyunsuk yang khawatir kepadaku membuat hatiku menghangat, aku selalu menguatkan hatiku agar tidak jatuh ke dalam pesonanya. Karena aku tahu, tak lama lagi hubungan yang terikat begitu sakral akan segera usai.
Rasanya aku ingin menangis, kenapa hidupku bisa seperti ini? Sebenarnya, apa kesalahan kedua orang tuaku dimasa lalu? Sehingga membuatku harus menanggung beban seperti ini, padahal aku ini anak yang baik dan selalu menurut.
Bola mataku yang hitam menatap Hyunsuk yang entah sudah sejak kapan menatapku juga, aku tidak tahu kenapa aku tidak bisa mengalihkan perhatianku? Rasanya tatapan pemuda itu menyihirku, membuatku tak bisa melepaskan tatapannya.
Bahkan aku masih saja diam saat tangannya terulur untuk menyelipkan anak rambutku ke belakang telingaku kemudian, mengusap pipiku sebentar hingga wajahnya mendekati wajahku.
Aku bertanya-tanya kepada diriku sendiri, kenapa aku tidak mengelak? Kenapa aku tidak berteriak? Kenapa aku tidak menahannya atau mengatakan tidak? Tolong, kembalikan jiwaku.
Sampai aku mengerjapkan mataku beberapa kali ketika bibir kami kembali bersentuhan, satu lumatan aku dapatkan darinya dan pada saat itu aku mengakhiri semuanya. Sebelum sesuatu yang diinginkan eh yang tidak diinginkan terjadi.
"Aku ingin mandi," ujar Ryujin. Setelah mendorong dada Hyunsuk agar tubuh laki-laki itu sedikit menjauh darinya.
Namun, naas baru saja menginjak lantai gadis itu sudah meringis kesakitan yang sangat hebat. Bahkan rasanya ingin menangis.
"Lo tuh bandel banget sih, gue kan ada disini. Lo bisa minta bantuan sama gue," kata Hyunsuk . Dengan tangannya yang mengangkat tubuh Ryujin lalu, berjalan ke arah kamar mandi dan memasukkan tubuh mungil Ryujin ke dalam bathup.
"Kalo udah panggil nama gue."
Sang surya mulai menunjukkan sosoknya diufuk Timur membuat orang-orang harus terbangun dari tidurnya dan mulai melakukan aktivitasnya masing-masing.
Seperti Shin Ryujin yang terbangun dari tidurnya, merenggangkan otot tubuhnya yang terasa membeku. Setelah melalui malam yang panjang dengan beradu mulut bersama Hyunsuk yang masih tertidur pulas disampingnya tetapi, lagi dan lagi kakinya merasakan sakit yang sangat hebat.
"Stt, kalo sakit terus kayak gini gimana mau berangkat sekolah?"
"... Mau ke kamar mandi aja susah," lanjutnya.
Ting~
Tong~
Suara bel berbunyi membuat gadis berambut sebahu itu kebingungan bagaimana caranya ia berjalan ke arah pintu?
"Aduh, siapa sih yang datang pagi-pagi?"
"Hyunsuk, Hyunsuk bangun," panggil Ryujin. Sedangkan pemuda itu hanya bergerak saja tanpa terbangun dari tidurnya. "Hyunsuk bangun, ada yang datang."
Nihil, pemuda itu masih terlelap dalam tidurnya membuat Ryujin gemas sendiri.
"Gigit telinganya dia pasti bangun."Gadis itu mengangguk-anggukan kepalanya saat mengingat salah satu perkataan halmeoni. Meskipun ragu untuk melakukannya, gadis itu tetap melakukannya.
DAMN!
Ryujin terlonjak kaget saat Hyunsuk tiba-tiba menoleh ke arahnya dengan mata yang sudah terbuka lebar, sedangkan Ryujin hanya nyengir tanpa dosa.
"Bangun juga kamu."
"Apaan sih?" kesal Hyunsuk yang mengubah posisi tidurnya menjadi duduk.
Ting~
Tong ~
"Tuh, ada yang datang. Bukain pintunya, aku kan gak bisa jalan."
Hyunsuk mendengus kemudian, beranjak dari atas ranjang dan membuka pintu apartement.
"Si--halmeoni. Halmeoni mau ngapain kesini? Pagi-pagi lagi, ganggu aja," protes Hyunsuk yang hanya mendapatkan senyuman manis dari neneknya.
Hyena menarik tangan cucunya untuk masuk ke dalam dan satu laki-laki berbadan kekar ikut masuk juga namun, tak lama kemudian laki-laki itu keluar setelah menaruh beberapa kantung kresek.
"Hyunsuk, siapa yang datang?" teriak Ryujin dari dalam kamar.
Mendengar itu Hyena dengan segara menuju ke kamar dan menemukan Ryujin yang masih duduk diatas ranjang.
Hyena tersenyum. "Aigoo, menantu ku."
"H-halmeoni."
"Semalam gimana?" tanya Hyena yang mendapatkan raut wajah kebingungan dari Ryujin. "Semalam? Pasti seru, sampe kamu gak bisa jalan."
DAMN!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dijodohin Wakil Ketos < Choi Hyunsuk & Shin Ryujin > ✓
Roman pour AdolescentsGimana sih rasanya berumah tangga sama seseorang yang gak pernah akur sama kita? Lalu, bagaimana kisahnya saat benih-benih cinta itu muncul? Semuanya akan dijawab oleh Choi Hyunsuk dan Shin Ryujin. asahitreasure #1 parkjiwon #1 waiji #1 shinryujin #...