BAB 19 || Kamu Jahat ||

2.5K 282 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Baru saja dua hari yang lalu laki-laki itu datang ke rumah sakit, kini dia harus menginjakkan kakinya untuk ke rumah sakit itu.

Ryujin langsung dibawa ke ruang gawat darurat setelah sampai disana, Hyunsuk tidak pernah absen untuk memanjatkan doa-doa agar sang istri dan bayinya tidak kenapa-napa.

"Aku mohon selamatkan istri dan kandungannya."

Sekitar satu jam menunggu dengan gelisah, tak lama dokter keluar.

"Dokter bagaimana? Istri saya dan bayinya tidak baik-baik saja, kan?" tanya Hyunsuk bertubi-tubi tetapi, dokter itu diam tak langsung menjawab pertanyaannya membuat Hyunsuk berpikiran yang tidak-tidak. "Dokter? Katakan yang sejujurnya."

Tampak dokter wanita itu menghela napasnya. "Istri Anda mengalami pendarahan yang sangat hebat di kepalanya dan untuk bayinya, saya sangat meminta maaf karena tidak bisa menyelamatkannya."

DAMN!

Tubuhnya tiba-tiba melemas rasanya untuk menahan bobot tubuhnya sendiri pun Hyunsuk tak sanggup, katakan bahwa dia hanya salah dengar.

Hyunsuk menggeleng keras dengan air matanya yang siap terjun. "Gak mungkin, dok."

"Dan agar tidak membahayakan nyawa istri Anda, saya meminta persetujuan Anda untuk melakukan operasi."

"Suster, bawa suratnya," suruh dokter itu dan seorang suster pun datang sembari membawa sebuah kertas putih yang bertulisan huruf-huruf tersusun rapi berwarna hitam. "Jika Anda mendatangani surat ini, berarti Anda setuju untuk melakukan operasi terhadap istri Anda."

Hyunsuk tidak tahu harus bagaimana sekarang, dia sudah sangat menantikan kedatangan bayi itu. Ia sangat penasaran bagaimana mimik wajah anaknya nanti setelah lahir, apakah dia akan mirip dengannya atau Ryujin. Tetapi, semua itu buyar atas kesalahannya sendiri.

"Tolong, ini demi nyawa istri Anda. Kalian masih bisa memiliki keturunan setelah ini, atau mungkin ini adalah anak pertama?" tanya dokter itu dan Hyunsuk hanya mengangguk.

"Pantas saja," ujar dokter itu pelan, karena melihat sepasang suami istri itu yang tampak masih muda.

Tak ada pilihan lain, Hyunsuk mendatangani surat itu menyetujui untuk melakukan operasi terhadap istrinya.

"Siapkan ruang operasi," perintah dokter itu lagi kepada seorang suster yang berada disampingnya.

"Ryujin, maafkan aku."



Ini sudah satu minggu dan selama itu pula sang istri masih setia menutup matanya, layaknya seperti seorang putri yang terlelap dalam tidurnya, sangat damai.

Tidak hanya itu saja, halmeoni-nya sangat terkejut mendengar kabar ini hingga penyakitnya kambuh untung saja sekarang dia sudah sehat kembali. Namun, bibirnya itu tak pernah absen untuk memarahi cucunya yang tak becus menjaga istrinya sendiri hingga mengakibatkan cicitnya tiada.

"Halmeoni tau kamu ini gak suka sama Ryujin tapi, setidaknya kamu jaga Ryujin baik-baik dia juga lagi ngandung anak kamu."

Dan kalimat itu sudah yang ketiga kalinya Hyena ucapkan kepada cucunya yang tengah terduduk di sofa yang sudah tersedia disana, maklum-lah kamar inapnya kan VIP.

Ups, maaf terlalu diperjelas.

Laki-laki itu menghela napasnya berat. "Halmeoni salah tentang Hyunsuk gak suka sama Ryujin, Hyunsuk sayang sama istri Hyunsuk termasuk kehamilannya dan Hyunsuk ngaku salah udah lalai menjaga istri Hyunsuk."

"Kalo halmeoni mau hukum Hyunsuk, silahkan Hyunsuk terima apapun itu," lanjutnya dan hanya dibalas helaan napas oleh Hyena.

Hyunsuk berdiri dari duduknya melihat jari jemari Ryujin yang bergerak-gerak, apa dia sadar? pikirnya.

"Ryujin," panggil Hyunsuk lembut setelah berdiri didekat ranjang istrinya.

Satu kata yang wanita itu ucapkan setelah membuka matanya. "Hyunsuk."

Namun, pertanyaan selanjutnya membuat dirinya maupun Hyena bungkam seketika. "Bayi kita? Bayi kita baik-baik saja, kan?"

Hyunsuk menoleh ke arah neneknya dan Hyena malah membuang mukanya, tak mau bersitatap dengan cucunya. biarkan saja dia yang menjawab, batin Hyena.

Laki-laki itu tersenyum, mengusap pelan kepala Ryujin yang masih dibaluti oleh perban. "Kamu istirahat dulu yahh, kamu baru bangun."

Ryujin menggeleng. "Engga, aku mau kamu jawab. Gimana sama bayi kita? Dia masih ada di dalam perut aku, kan?"

Matilah kau Choi Hyunsuk, apa yang harus kau katakan?

"Kita bisa buat lagi."

Wanita itu mengernyit bingung, maksudnya apa? Buat lagi? Jadi, tidak itu tidak mungkin.

"Hyunsuk, kamu pasti becanda, kan? Ini semua cuman rekayasa kamu aja buat kejutin aku, kan? Bayi kita masih ada, kan?"

Hyunsuk diam dengan seribu bahasa, sedangkan Hyena sudah tak bisa menahan tangisnya mendengar teriakkan Ryujin yang masih tak terima dengan kenyataan.

"Hyunsuk jawab! Kamu bohong, kan? Hiks, kamu jahat!" bentaknya sembari memukul-mukul dada bidang Hyunsuk yang memeluknya. "Hiks, kamu jahat Hyunsuk. Kamu jahat!"

Hyunsuk tetap memeluk istrinya meskipun Ryujin menolaknya, sungguh dia juga tak ingin hal ini terjadi.

"Maaf, Ryujin maafkan aku."













Dijodohin Wakil Ketos < Choi Hyunsuk & Shin Ryujin > ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang