37 - Him

3.6K 446 24
                                    


"aku harus pulang.." tutur Daniel.

"kau jagalah disini, aku akan kembali" Daniel menggantungkan kata terakhirnya.

"besok.." lanjut Daniel.

Daniel pun segera beranjak dari kamar inap Bella.

ceklek!

Daniel mendapati member NCT yang termenung. sadar dengan kehadiran Daniel yang melalui mereka, Johnny pun menanyakan dirinya.

"kau mau kemana?"

"ada urusan sebentar. Hyung masuklah, jaga Bella. aku akan kembali lagi nanti" lalu ia terdiam sejenak.

"mungkin.." gumamnya pelan.

"maksud mu?" tanya Doyoung yang mendengarnya.

Daniel pun menggeleng, dan tersenyum. iapun meneruskan langkah kakinya untuk pergi dari sana.


"AYAHHHH!!!!"

Daniel yang baru mendaratkan kaki dilantai rumahnya, teriak-teriak memanggil ayahnya.

TOK! TOK! TOK!

"AYAHHH!!!"

Daniel menggedor ruang kerja ayahnya itu.

ceklek!

pria paruh baya yang menjadi ayahnya itupun membukakan pintu ruang kerjanya.

"Ayahh, kita perlu bicara!" tutur Daniel dengan sorot matanya yang tajam.

Pak Lee pun mempersilahkan anaknya itu masuk ke ruang kerjanya. Daniel pun masuk tanpa memberi salam pada ayahnya itu.

"ayah, rubah keputusan ayah untuk memindahkan Bella dan Guanlin kembali ke Taiwan!"

pria tua yang bernama pak Lee itu tak merespon ucapan sang anak.

"ayah... ku mohon. ayah tak tau betapa bahagianya Bella dan Guanlin bersama mereka" kini Daniel memperlembut nada bicaranya.

"ayah jangan khawatir lagi dengannya, mereka menjaga Bella dan Guanlin dengan sangat baik ayah, ku mohon..." tambah Daniel.

"dan ayah tahu siapa yang menyelamatkan Bella? itu, pria dari Jepang itu!"

pak Lee hanya menatap pigura yang ada di mejanya. foto itu berisikan dirinya sedang menggendong seorang bocah laki-laki, dengan sepasang suami istri yang juga menggendong sepasang bocah di sebuah taman.

Daniel pun mengeluarkan ponselnya dari saku, ia memutarkan sebuah vidio kepada pak Lee.

"lihatlah wajah itu ayah, apa ayah pernah melihatnya? sudah cukup selama ini mereka hidup kesepian ayah! Bella dan Guanlin sudah menemukan kehidupan mereka. apa ayah tahu? Guanlin berteman baik dengan salah satu dari mereka! apa ayah pernah melihat raut wajahnya yang seperti itu selama ini?" ucap Daniel lagi.

pak Lee masih melihat seluruh rekaman Bella dan Guanlin yang Daniel ambil diam-diam.

"ayah tak tahu bagaimana mereka memperlakukan Bella dan Guanlin disana. jangan renggut kebahagiaan mereka seperti itu ayah!"

pak Lee pun meletakkan ponsel Daniel yang ia pegang.

"ayah tau apa yang terbaik Daniel, semua ini ayah lakukan demi kebaikan mereka. ayah melakukan ini karna ayah tak mau Bella atu Guanlin celaka lagi." tutur pak Lee.

Daniel pun berdiri dan mendekat ke meja pak Lee. tiba-tiba ia berlutut dihadapan sang ayah, hal itu membuat pak Lee sangat terkejut.

"ayah, aku mohon.. biarkan Bella dan Guanlin bersama mereka. sebagai gantinya, aku akan mengikuti kemauan ayah.. aku akan kembali ke Amerika dan menyelesaikan study ku! aku tak pernah meminta apapun pada ayah, tapi ku mohon... tolong kabulkan permintaan ku sekali ini saja..." ucap Daniel lirih.

pak Lee tak dapat berkata. selama 24tahun Daniel tumbuh, ia tak pernah mau mendengarkan pak Lee. Daniel selama ini hidup dengan sesukanya. ia selalu ikut kemanapun Bella berada.

tapi kali ini, Pak Lee dibuat terperengah oleh putra nya itu.

"berdirilah.." pinta pak Lee.

Daniel menggeleng.

"tidak, sebelum ayah benar-benar mengabulkannya.."

pak Lee sejenak berfikir. satu sisi ia tak mau anak sahabatnya yang telah ia anggap seperti anak kandung sendiri celaka lagi. tapi ia juga sangat menyayangi putranya itu.

selama ini Daniel tak pernah meminta apapun padanya. tapi melihat ia memohon hingga berlutut seperti ini, membuat pak Lee benar-benar tersentuh. sebegitu sayangnya dia kepada dua kakak beradik itu.

Pak Lee pun berjongkok, dan meraih pundak Daniel. ia membangunkan tubuh anaknya itu. ia menatap haru wajah Daniel yang telah berbinar.

"ayaah.. jebbal.." pinta Daniel lagi.

pak Lee semakin tak tega melihatnya. setelah itu ia mengambil ponselnya dan menelvon seseorang.

"cancel pemutusan kontrak Bella. ia tetap menjadi manager NCT 127.."

mendengarkan hal itu, Daniel sepontan memeluk ayahnya itu.

"ayah terimakasi..."

pak Lee pun membalas pelukan anaknya itu.

"tapi tepati janjimu, kembalilah ke Amerika. pulanglah membawa gelar!" ucap Pak Lee.

tampak raut wajah Daniel yang pasrah di belakang pak Lee.

"ya, aku tidak akan khawatir lagi.." bathin Daniel.


Taeyong terbangun dari tidurnya. arah pandangnya langsung menuju ranjang yang ditiduri seorang gadis.

ia berdiri, dan mendekatkan diri ke ranjang itu. ia menarik pelan kursi disamping ranjang, dan duduk disana.

Taeyong menatap dalam wajah Bella yang tengah tertidur. sudut bibirnya sedikit terangkat dibuatnya.

ia menyeka helaian rambut yang menutupi sebagian wajah Bella.

"maaf, aku tak bisa menjagamu.." gumamnya pelan.

Taeyong meraih jemari gadis itu. ia menggenggam jemari Bella dengan kedua tangannya.

"maaff..." lirih Taeyong, lalu ia menciumi tangan Bella.

ia tertunduk di tangan Bella yang masih ia genggam. Taeyong kecewa pada dirinya yang tak bisa menjaga Bella.

merasa terganggu, Bella pun terbangun dari tidurnya. ia melirik siapa yang memegang tangannya.

"Taeyong...?" bathin Bella.

rasanya Bella ingin sekali memeluk pria dihadapannya itu. tapi ia tak mampu menggerakkan tubuhnya saat ini.

Taeyong pun mendongak ketika merasakan jemari Bella yang bergerak. tatapan mereka bertemu.

Taeyong langsung menampilkan senyumnya yang palsu dihadapan Bella. tangannya mengelus surai coklat gadis itu.

tapi tak lama, Taeyong mengalihkan pandangannya. ia lalu memutuskan untuk keluar dari ruangan.

"istirahatlah, aku keluar sebentar.." tutur Taeyong lembut.

sebelum ia pergi, ia mengecup sekilas dahi Bella. setelah itu keluar dari sana.

"semakin ku fikirkan, aku semakin menjadi egois." bathinnya.

ada apa dengan mu Taeyong?

ada apa dengan mu Taeyong?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1. ✔️THE MANAGER - NCT 127Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang