12. [Sebelum Cahaya]

42 5 0
                                    

***

Mata Daisy mengerjap menyesuaikan pencahayaan. Di samping ketiga temannya masih tertidur. Tidak lupa Mira dengan penutup mata, mengambil ponsel yang berada di atas kepalanya.

01.56

Masih terlalu pagi, hiking di lanjut pukul 3 dini hari. Perlahan bangun merenggangkan ototnya, suasana keliling nya sepi dan damai. Tapi, dia yakin para panitia tidak tidur semua.

Perlahan keluar dengan merapatkan jaket berwarna hijau pupus tersebut. Dan benar keadaan sekeliling sepi, tapi masih bisa menangkap suara orang mengobrol. Di ponselnya terdapat panggilan tak terjawab dari Banyu, dan pesan beruntun sehingga berada di urutan atas.

Bang Banyu cute:*

Dek?

Bs tdr gk?

Oh udh tdr yh? Y udh klau gk bs tdr tlpn Abang

Abang gk tdr kok. Tadi udh

Me

Aku ke bngn bang

Dan benar ceklis yang semula dua berwarna abu kini berubah jadi warna biru.

Abang ksn

Tnggu di luar tnda

Me

Oke:*

Kembali melihat sekeliling satu seruan mengejutkan nya.

"Hiking masih lama," cetus nya.

Daisy menatap orang tersebut keluar dari antara gelap. Ternyata Aster cowok yang di sebut tengil, lalu membalas, "gue kebangun."

"Di tenda aja. Disini dingin."

"Abang gue mau kesini kok, kak."

Ternyata Aster adalah kakak tingkat nya, dia tau karena sempat ada sesi perkenalan beberapa panitia. Dan ya, Aster orang pertama perkenalan tersebut.

"Oh. Jadi lo yang kemarin nyari gue?"

"Iya. Tapi, udah izin kok gue sama wakil lo."

Aster mengangguk singkat kemudian melangkah meninggalkan Daisy. Dengan hentakan kaki ke tanah Daisy mengerucut bibirnya sebal.

"Dek?"

Kepala Daisy menoleh ke belakang disana Banyu berdiri dengan jaket jeans berwarna abu-abu. "Bang?" rengeknya.

"Kenapa bisa kebangun hm?" tanya Banyu.

"Nggak tau." Daisy menggeleng lucu. Kemudian memeluk tubuh Banyu.

"Alasnya keras?"

Daisy tetap menggelengkan kepalanya, tadi dia terbangun saja. "Laper?" katanya.

Kekehan terdengar Banyu menyahut, "kebangun karena laper?"

"Bukan. Tadi nggak laper kok, sekarang malah laper." Dengan cengiran Daisy mendongakkan kepalanya menatap Banyu. "Abang nggak tidur?" tanyanya.

"Tidur kok. Pas api unggun langsung tidur. Abang sama Ivan emang janjian, gak tidur takut kamu butuh apa apa? Ivan baru tidur sekitar sejam yang lalu malah. Makanya Abang chat kamu," terang Banyu.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang