20. [Sini Cerita Sedikit]

40 5 0
                                    

Terimakasih telah hadir
Walaupun mungkin kita belum takdir
Tetap tersenyum meskipun getir
Jangan lupa, tawa kita pernah terukir

^_^

***

Sekarang hari Jumat, dan Ayu harus checkup kandungan. Tapi, masih merengek kepada Daisy. Mata kuliah nya memang agak siangan, ribuan bujukan Rina tak di hiraukan oleh Ayu.

"Mbak ndak mau checkup kandungan sekarang," ucapnya berulang-ulang kali.

"Gak bisa hari lain mbak, bidan Cucu bisanya hari jumat."

"Iya, Yu. Sekarang aja yah."

"Ndak mau Mah, kalau sekarang maunya sama mas Banyu."

Rina menghela nafas panjang lalu menjawab, "kan lagi ke kantor." Masih mencoba sabar. "Ayu sama mamah aja yah, nanti kita jalan jalan dulu," bujuknya.

Lagi lagi Ayu menggelengkan kepalanya. Dia cuma mau dengan Banyu tidak mau dengan yang lain. Tapi, semuanya tidak mengerti. "Dedek bayinya mau sama ayah, Mah," rengek Ayu.

Rina tersenyum mengelus rambut menantu nya. Setengah merajuk ternyata, lalu berujar, "Dedek bayinya mau sama ayah toh. Bulan depan yah sama ayah nya, sekarang sama nenek."

"Ndak mau Mah."

Daisy terkekeh lalu merebahkan kepalanya di meja. Mereka memang duduk di lesehan di atas karpet. "Dedek bayi mau nggak kalau sama kakak?" tanya dengan suara bak anak kecil.

Mata Ayu berbinar kemudian mengangguk. "MAU, MAU!" pekik Ayu girang.

Rina terkekeh menatap anaknya. "Kamu kan ngampus Dek?" tanyanya.

"Emang. Nanti pulang nya aja, agak siangan, oh iya Mah. Aku nanti mau ke toko kue temen dulu yah?"

"Iya, nanti ke sorean dong ke bidan nya Dek?"

"Eh iya, yaudah aku beres ngampus langsung pulang aja."

Rina hanya mengangguk. "Emang ke toko siapa Dek?" tanya nya.

"Ivan." Mata Rina terbelalak kemudian terkekeh. "Kenapa Mah?" tanya Daisy.

"Enggak papa, yaudah nanti kamu pulang dulu yah. Anter mbak Ayu ke bidan, sana berangkat dari tadi nggak maju maju. Suka nya rebahan ih.."

"Mamah belum tau aja enak nya rebahan gimana?" Menyambar tas nya lalu berdiri serampangan. "Aku pergi dulu yah Mah, dah mbak," pamit menyalami keduanya.

Rosman yang sedang mengelap kaca mobil segera mengalihkan perhatian. Kemudian balas tersenyum. "Mau berangkat sekarang non?" tanya nya ramah.

Senyum Daisy masih manis. "Iya mang lets go." Segeralah masuk kedalam mobil. "Oh iya mang, sekarang kan jam 8 nah mang jemput aku kisaran jam 10 yah?" katanya.

"Siap non."

*****

"Berisik deh Mir!" sentak Daisy.

Dari tadi Mira terus saja mendumel kesal, karena dosen nya belum datang. "Gue bosen Si," keluhnya. Lalu memperhatikan pintu masuk, tetap saja nihil dosen kepala botak tersebut masih belum muncul. "Biasanya gue seneng kalau dosen nggak masuk, tapi sekarang gue mau dia masuk. Gue belum ngumpulin tugas."

Rosi yang sedang bersandar di bahu Daisy langsung menoleh bibirnya mengerucut kesal. "Kirain lo kangen sama bapak botak," ucapnya di iringi tawa.

Bahkan Diana ikut tertawa melihat wajah Mira yang kesal. Tak lupa menghentakkan kakinya ke kaki meja. "Aish... Kesel gue. Sebleng semuanya!" kata Mira.

DAISYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang