33 - kali berikutnya yang membuatnya heran sekaligus senang

737 184 3
                                    

Sejujurnya, Seonghwa tidak menduga jika akan bertemu dengan kepala pelayan rumah keluarga Jung kembali. Kali ini, beliau datang dengan membawakan banyak pewarna serta kuas untuk kanvas dan membuat Seonghwa kebingungan, diminta oleh Yunho. Seingat Seonghwa, tunangannya itu paling tidak suka saat dirinya berurusan dengan seni dan rasanya terlalu surealis melihat barang-barang yang seharusnya dibuang oleh Yunho jika terlihat di depan matanya, justru merupakan benda yang diberikan kepadanya.

"Kepala pelayan Go, apa benar ini dari Yunho?" Seonghwa tahu mengulang pertanyaan yang sama untuk kelima kalinya itu terdengar menyebalkan, tetapi rasanya begitu aneh.

"Iya, Tuan Seonghwa. Ini dari Tuan Yunho," kepala pelayan rumah Jung kembali memberikan jawaban yang sama. "Tuan Yunho bilang ini hadiah untuk Anda. Katanya, untuk menemani Tuan Seonghwa selama menggambar."

Seonghwa mendengarnya terdiam, tidak menyangka akan tiba hari di mana Yunho menghargai karyanya. Padahal selama ini Seonghwa tidak pernah bisa menggambar dengan bebas. Bahkan Seonghea melakukannya harus secara sembunyi-sembunyi dan seringkali khawatir dengan mengecek jam. Membuatnya tidak pernah bisa menggambar dengan usaha maksimalnya lantaran fokusnya yang selalu terpecah.

"Bagaimana kabar Yunho?" Seonghwa akhirnya memutuskan untuk tidak mengulang pertanyaan yang sama untuk ke enam kalinya, meski pun masih sukar percaya dengan pemberian Yunho kepadanya.

"Kabar Tuan Yunho cukup baik. Setidaknya sudah mau mulai kembali makan dengan benar."

"Ah, begitu. Aku senang mendengarnya."

"Apa Tuan Seonghwa akan kembali nantinya?" pertanyaan kepala pelayan rumah Jung membuat Seonghwa terdiam. "Saya tahu lancang bertanya hal ini, tetapi banyak pelayan yang menanyakan keberadaan Anda dan menitipkan salam bahwa mereka merindukan Tuan Seonghwa."

Nyatanya, Seonghwa hanya bisa tersenyum, tidak bisa menjawab secara tegas bahwa dirinya tidak ingin kembali. Mungkin membuatnya terlihat egois dan tidak tahu bersyukur karena selama ini Yunho dan keluarganya yang merawat Seonghwa semenjak kematian orang tuanya. Namun, Seonghwa jelas tahu kalau kehadirannya tidak diinginkan oleh ibu Yunho dan satu-satunya hal yang menahannya selama ini untuk tidak keluar dari rumah tersebut adalah Yunho yang membuat mereka bertunangan.

Seperti sadar kalau Seonghwa tidak ingin menjawab, kepala pelayan rumah Jung hanya bisa tersenyum. "Anda tidak perlu menjawab kalau tidak ingin, Tuan Seonghwa."

"Maaf."

"Tidak perlu meminta maaf, itu hak Anda untuk tidak menjawab."

Seonghwa hanya bisa tersenyum, meski hatinya merasa tercubit. Pulang baginya seperti kata yang menakutkan, padahal seharusnya Seonghwa merasa senang karena bisa kembali bersama Yunho, tunangannya. Namun, kenyataannya Seonghwa bahkan tidak yakin bisa kembali menghadapi Yunho sama seperti dahulu. Semuanya telah berubah, termasuk perasaan Seonghwa kepada Yunho dan itu sebenarnya menyakitkan. Karena Seonghwa pikir perasaannya tidak akan pernah goyah kepada Yunho meski pun ada banyak hal yang tidak disukainya terjadi pada hidupnya.

Mungkin ini yang dimaksud dengan orang yang telah merasakan kebebasan akan melakukan hal apa pun untuk memberontak saat akan dikembalikan ke kebiasaan yang dahulu.

"Tuan Seonghwa," panggila itu membuat lamunannya buyar dan menatap kepala pelayan rumah Jung, "Apa ada hal lain yang Anda perlukan? Tuan Yunho menitipkan saya untuk bertanya kepada anda."

"O-oh...," Seonghwa kemudian menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Semua yang ada di sini sudah lebih dari cukup."

"Baik, nanti akan saya sampaikan kepada Tuan Yunho."

Seonghwa merasa tidak nyaman kepada kepala pelayan rumah Jung karena tidak membawa hal yang ingin Yunho dengar. Namun, sesungguhnya Seonghwa tidak membutuhkan apa pun. Semua yang ada di sini sudah lebih dari cukup dan hal apa yang harus Seonghwa katakan jika semuanya telah tercukupi?

Seperti waktu itu, Seonghwa mengantarkan kepala pelayan rumah Jung ke depan. Setelahnya, ada San yang datang dan kembali merasa heran melihat Seonghwa yang seperti menunggunya. Namun, kali itu San sudah menebak kalau bukan kehadirannya yang ditunggu sehingga menjadi penyebab Seonghwa berada di sana.

"Biar kutebak, Seonghwa hyung, kali ini ada hubungannya dengan Yunho." San lalu melihat anggukan dari Seonghwa yang membuatnya menghela napas. "Apa yang diperbuatnya, Seonghwa hyung?"

"Dia ... dia memberikanku banyak cat serta kuas untuk melukis."

"Apa Seonghwa hyung merasa senang?"

"Sejujurnya ... aku tidak tahu, San."

San tidak merasa heran dengan jawaban Seonghwa, karena pasti terasa aneh orang yang selama ini terus melarangnya menggambar, tiba-tiba malah mendukungnya dengan memberikan peralatan menggambar. Namun, San tidak bodoh melihat binar mata bahagia dari Seonghwa yang membuatnya hanya bisa tersenyum.

Meski setelahnya San berpikir tentang Seonghwa sebenarnya ingin bersama dengan siapa?

Kali ini, San tidak memfoto Seonghwa seperti kali yang lalu. Seonghwa seperti biasanya, memunggungi San karena menghadap ke arah kanvas untuk melukis. Dia juga menggunakan pewarna yang diberikan oleh Yunho, bukan pewarna yang biasanya. San tahu kalau Seonghwa merasa senang karena mendengarkan senandung lirih darinya dan melihat kepala lelaki itu yang bergerak ke kiri dan ke kanan.

Mungkin Yunho memiliki kesempata jika terus konsisten dengan momentumnya dan benar-benar berubah.

Dramarama | Joonghwa & Yunhwa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang