chapter 4

1.4K 160 4
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Sudah dua hari setelah kejadian itu,Jimin sekarang sudah terlihat baik-baik saja, meskipun sudah terlihat baik-baik saja,Jimin tidak diperbolehkan ikut latihan dan ia sudah terlanjur meminta cuti pada dosen selama tiga hari.
Dan disinilah jimin sekarang,berada di dalam kamar asrama nya.
Ya,Jimin memilih tinggal di asrama universitas mengingat jarak rumah nya dan universitas yang sangat jauh.
Untungnya jungkook dan Baekhyun juga tinggal di asrama, kamar mereka pun berada di samping kamar nya.

Jimin menatap kosong cangkir berisi coklat panas ditangan nya, teringat dengan senior yang sudah menolong nya meski wajah itu dalam ingatan nya samar-samar,Jimin tersenyum kecil,ia tahu siapa yang sudah menolong nya.
Ketua tim basket nomor satu di universitas ini siapa lagi kalau bukan Min Yoongi,dibalik sifat nya yang keras,Jimin tahu pemuda dengan kulit putih pucat itu memiliki hati yang lembut.
Mungkin Jimin harus mulai menilai seseorang jangan dari luar nya saja, jika Jimin bertemu dengan senior itu lagi pasti Jimin akan langsung berterima kasih.

Sesekali Jimin menyesap coklat hangat nya, kemudian ia berjalan menuju balkon untuk mengecek apakah jemuran nya sudah kering.
Jimin melihat ke arah langit, seperti nya nanti malam akan turun hujan.

Jimin mendongak keatas melihat jemuran paling tinggi, sengaja ia menjemur baju satu itu paling atas agar cepat kering.
Baju basket milik nya yang ternyata sudah kering.
Jimin mencari bangku sebagai alat bantu nya menarik jemuran diatas kepala nya, tidak ada bangku yang biasanya Jimin gunakan untuk menjemur pakaian paling tinggi, pasti Jungkook mengambil nya tadi.

Dengan sedikit kesulitan Jimin mencoba menarik jemuran itu namun tangan nya tidak sampai.
Sialan memang!
Salah kan tinggi badan nya yang tidak memadai.

"Sedikit lagi Jimin" gumam nya menyemangati diri sendiri.

Oh, ayolah.
Jimin sudah berjinjit tapi tidak sampai, sejenak Jimin menaruh cangkir di tangan nya kemudian kembali meraih baju itu sekali lagi.

Jimin menatap ke segala arah memastikan tidak ada orang yang lihat,ah Jimin baru ingat ini jam pelajaran mana mungkin ada seorang pun mahasiswa yang berada di asrama kecuali jika sakit seperti dirinya.
Jimin melompat beberapa kali setelah memastikan tidak orang tadi,bisa malu kalau ada yang lihat betapa pendek nya dirinya dan dengan sok nya malah ikut ekskul basket.

Jimin tersenyum lebar saat ia berhasil menggapai baju nya.
"Akhirnya" gumam nya puas.

🐣

Sudah lebih lima kali Yoongi membuang nafas panjang,merasa bosan tentu saja.
Ia memilih absen dari kelas nya karena hari ini ada pelajaran yang tidak dia sukai, ditambah dosen botak yang mengajar sangat membosankan membuat nya ngantuk.

Akhirnya Yoongi memilih berdiam diri di asrama nya, menyibukkan diri nya dengan komputer atau bermain gitar kesayangannya,kopi hitam menjadi pelengkap menemani kebosanan nya.
Yoongi duduk di jendela nya yang terbuka,angin sesekali menerpa wajah nya.
Yoongi tampak sangat menghayati petikan gitar ditangan nya, bersenandung kecil sesekali.
Tiba-tiba pikiran nya teringat dengan ucapan seokjin dua hari yang lalu, junior dengan punggung nomor 9 itu memiliki jantung yang lemah, meski tidak bisa di jelaskan secara jelas karena seokjin hanya seorang mahasiswa biasa bukan seorang dokter sungguhan.
Ah, sudah lah untuk apa pula Yoongi memikirkan bocah itu,toh sekarang bocah itu sudah baik-baik saja kan.

Lamunan Yoongi buyar saat tidak sengaja mata nya menangkap sosok disebrang sana sedang berjinjit, seperti nya kesulitan menggapai jemuran.

Lamunan Yoongi buyar saat tidak sengaja mata nya menangkap sosok disebrang sana sedang berjinjit, seperti nya kesulitan menggapai jemuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Yang hampir mendekati pemikiran author tentang asrama nya kayak gini. Jadi sebrang-sebrangan gitu,kamar Yoongi yang sebelah kiri Jimin sebelah kanan atau sebaliknya)

Yoongi memilih tidak perduli namun pandangan tetap tertuju ke seberang sana saat ia tahu siapa yang sedang kesulitan, junior dengan punggung nomor sembilan.

"Cih"Yoongi  terkekeh melihat pemandangan itu, dimana seorang park Jimin sedang berusaha menggapai jemuran, sudah tau bertubuh pendek tapi malah memilih ekskul basket,ya walaupun Yoongi mengakui jika dirinya juga bertubuh pendek tapi oh ayolah Yoongi sudah ahli dalam mengendalikan bola basket.

Yoongi terus memperhatikan bagaimana sosok itu sesekali melompat membuat baju piyama nya tersingkap keatas menampilkan perut yang sedikit sixpack itu.

Tatapan mengejek Yoongi lenyap dalam sekejap,Yoongi menelan ludah nya kasar, mata nya menangkap betapa menggiurkan nya junior disebrang sana, seakan menggoda Pikiran kotor nya mengambil alih.

Yoongi membayangkan bagaimana jika junior itu berada dibawah nya atau duduk di kasur nya dengan menggunakan baju nya yang sudah pasti kebesaran di tubuh junior itu.

Shit!
Pikiran kotor nya!

Tiba-tiba Yoongi rasanya ingin kekamar mandi,namun matanya lagi-lagi menangkap pemandangan manis.
Junior itu tersenyum saat berhasil mendapatkan pakaian nya, membuat Yoongi tanpa sadar ikut menarik ujung bibir nya.

Saat tubuh itu sudah hilang masuk kedalam asrama nya,Yoongi tersadar dengan tingkah nya yang aneh, terkesan bodoh jika ia ingat.

Tidak ada lagi nafsu nya bermain gitar ataupun menyesap kopi nya,Yoongi ingin kekamar mandi.
Ya,kamar mandi.

seniors love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang