chapter 10

1.2K 131 4
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

Siang ini tepat pertandingan basket antar junior dilaksanakan, semua orang berkumpul di tribun gedung olahraga. Memenuhi bangku penonton dan bersorak menyemangati fakultas yang mereka dukung.

"Mencari siapa?"

Jimin tersentak, Baekhyun lebih terkejut lagi. Cuma berniat menyentuh pundak, tapi Jimin  malah berjengit nyaris melompat. Diikutinya arah pandang nanar pemuda itu menuju area penonton hanya untuk mendapati tribun gedung olahraga yang dipenuhi pendukung dari kedua tim. Kiri fakultas seni, kanan sastra. Kyungsoo menguap selebarnya,lantas menepuk punggung Jimin "Fokus. Pertandingan akan dimulai.jongin-ah, berikan bolanya."

Selagi keempat rekannya melakukan pemanasan, Jimin masih sibuk mengedarkan mata. Dari sekian pengunjung gedung olahraga, tak ada seseorang yang sejak tadi ia tunggu.

Seokjin duduk di samping Namjoon, lengkap dengan panitia pembimbing yang menemani jajaran pemandu sorak. Kakak angkatan tingkat tiga merangkap pelatih dadakan, senior Chanyeol, mencoret-coret pola menggunakan papan tulis mininya di bangku pemain. Taehyung tersenyum sinis di pinggir lapangan sembari menatap Jungkook ditengah lapangan sana.

Bola mata Jimin masih beredar kala peluit pertama berbunyi. Jimin  masih mencari seseorang yang ia tunggu sejak tadi. Kyungsoo meloncat luar biasa tinggi, menyambar bola dari jangkauan kapten tim lawan, menggiringnya menuju garis luar kotak, dan langsung mencetak tiga angka kurang dari sepuluh detik.seokjin menggoyangkan pompomnya girang di tengah sorakan puluhan mahasiswa.

03 – 00

.
Jimin diam sejenak ditempatnya, pandangan nya lagi-lagi tertuju menatap kearah bangku penonton dimana terdapat beberapa senior yang sudah melatih nya kecuali satu orang, Yoongi. Jimin ingin Yoongi ikut duduk disana dan melihat nya bertanding.
"Jimin Hyung! Berhenti melamun!" Tegas Jungkook merasa khawatir.

"Maaf. Setelah ini umpankan padaku."

12 – 05

.

tangan kanan jongin memantulkan bola mendekati daerah lawan. Di sisi-sisinya,Jimin  dan kyungsoo menahan masing-masing satu pemain. Mata minimalisnya menyipit, mendapati seseorang tengah menyelinap ke balik punggung penyerang utama. Tahu bila seseorang akan menahannya dari depan, jongin melipir ke samping, menghindar sembari menghentakkan bola jauh ke sisi kanan...

"Baekhyun hyung!"

Tubuh mungil incarannya melesat keluar dari belakang pemain yang sejak tadi menghalangi, lengan teracung menangkap bola yang melayang di atas kepala. Berlari pergi, lurus menuju luar garis.

15 – 09

.

"Ketiakmu basah."

"Jungkook, jangan menghina lawan." Ucap kyungsoo tajam, disaat begini junior nya malah mementingkan ketiak lawan dari pada pertandingan.

"Cih."

.

20 – 18

.

Bola dilempar dari kyungsoo ke jongin, digiring menuju petak tengah. Menyisakan Jungkook yang mengernyit di belakang dan Baekhyun yang mulai kesulitan akibat dikepung dua pemain berbadan menjulang. Sepertinya pelatih mereka paham bila pemuda berwajah cantik tersebut memiliki pengaruh besar dan menganjurkan anak-anak asuhannya untuk menekan Baekhyun.

Sesak. Panas. Jalan buntu. Tiga hal yang dibencinya berbaur menjadi satu di sudut lapangan. Menelisik, Baekhyun mengintip dari celah sempit di bawah lengan-lengan panjang yang membatasi jarak pandang. Jongin masih meladeni pemain bernomor punggung lima. Siku Jungkook tersenggol dan tampak akan menjegal kaki lawannya kalau tak segera diingatkan oleh kyungsoo. Kyungsoo berdecak. Jika memegang bola lebih lama dari aturan, wasit akan menganggapnya sebagai pelanggaran.

seniors love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang