chapter 3

1.4K 146 4
                                    

Vote nya jangan lupa
.
.
.

"Yaa! Jangan berbuat mesum di ruang UKS!"

Yoongi tahu siapa orang yang baru saja datang,ia memutar bola matanya malas sembari membalikkan badannya menatap dua pria dibelakang nya.

"Buang jauh-jauh pikiran kotor mu Hyung,aku baru saja menolong junior ini ke UKS dan kau malah menuduh ku yang bukan-bukan"

Seokjin yang baru saja menampilkan gurat kesal melunak saat ia melihat sosok pria manis terbaring lemah dengan wajahnya yang pucat.

"Apa yang baru saja kau lakukan padanya?"

Dengan segera pula seokjin mendorong Yoongi menjauhi tubuh Jimin seakan-akan Yoongi adalah ancaman terbesar yang akan menghancurkan tubuh Jimin kapan saja.

"Tidak ada.hanya memberikan nya sedikit hukuman"

Seokjin membuang nafas kesal,masih memeriksa tubuh Jimin  apakah pria ini baik-baik saja, ia kembali berdecih,tidak mungkin hukuman sedikit akan mengakibatkan orang pingsan seperti ini.

Yoongi menatap salah satu sahabatnya yang ternyata juga ada disini.

"Apa yang kau lakukan di sini Joon?"

Merasa namanya dipanggil, Namjoon menoleh kan kepalanya menatap Yoongi.

"Hehe aku tidak sengaja menemukan hati ku yang hilang di jalan tadi makan nya aku ikuti untuk mengambil nya kembali"
Namjoon menggaruk kepala belakang nya yang tidak gatal sembari tersenyum bodoh,Yoongi berdecih malas,ia tahu sejak dulu Namjoon menyukai seokjin namun berbanding terbalik dengan seokjin yang merasa terganggu dengan kehadiran Namjoon.

Mendengar kata manis yang keluar dari bibir pria yang tak kalah manis itu membuat darah seokjin naik, dengan kesal ia mendorong Yoongi dan Namjoon untuk keluar dari ruangan UKS.

"Kehadiran kalian mengganggu tau!"

'brak'
Dilanjut dengan pintu tertutup rapat.

"Aish! Kalau dia sudah bangun panggil aku Hyung"
Teriak Yoongi dari luar dan meninggalkan tempat itu, tujuannya saat ini adalah kantin.

Berbeda dengan Namjoon yang masih berdiri didepan pintu yang tertutup,lalu berkali-kali pula mengetuk pintu itu dengan sabar sampai orang yang berada di dalam menyahut.

"Pergilah Namjoon kau mengganggu!"

Namjoon tersenyum kecil mendengar suara dari dalam.

"Baik aku akan pergi tapi setelah mengambil sesuatu di dalam"

Cukup lama tidak ada jawaban, Namjoon kembali mengetuk pintu dan memanggil nama orang didalam sana berkali-kali.

"Is! Apa sih yang tertinggal!"

Namjoon kembali tersenyum mendengar gerutu dari bibir tebal itu, hati nya menghangat saat pintu kembali dibuka menampilkan raut wajah seokjin yang terlewat kesal.

"Mwo?"
Jutek. Seperti biasa seokjin jutek dan galak tapi Namjoon suka.

"Ada yang tertinggal Hyung, biarkan aku masuk kedalam"

Saat Namjoon hendak masuk,dua tangan seokjin menahan nya.

"Biar aku yang ambil apa yang tertinggal barang mu di dalam?"

Namjoon menarik ujung bibir nya,bukan senyum kecil atau pun senyum lebar,itu lebih tepat disebut senyum seringai.

"Ah, sepertinya sudah ketemu Hyung"

"Mwo? Jangan main-main! Sudah sana pergi!"

Namjoon terkekeh,jujur saja kekehan Namjoon terdengar sangat merdu ditelinga seokjin namun harga diri nya terlampau tinggi hanya untuk sekedar mengakui itu.

"Ada dihadapan ku. Tulang rusuk ku yang tertinggal"

Wajah seokjin memerah,antara marah dan merona.

"Yaa!kau pikir aku golongan hawa apa! Tulang rusuk apanya!?"

'bam'

Kali ini pintu dibanting kuat, seokjin tidak perduli apakah pasien didalam akan bangun karena ulahnya.

Seokjin merosot dibalik pintu, jantung nya berpacu cepat, entahlah kaki nya tiba-tiba terasa lemas padahal Namjoon sering menggoda nya sebelum nya.

"Dasar bocah sialan!"

Lalu diluar seorang Kim Namjoon tersenyum puas sudah membuat seokjin merona karena gombalan nya.

"Manisnya jinku"
Dan berlalu menyusul Yoongi yang ia tahu sudah duduk manis di kantin.

🐣

Yoongi sudah memakan sandwich yang baru saja ia pesan, ditemani dengan Taehyung dan Chanyeol yang masih menunggu pesanan mereka.

"Oi" Namjoon duduk disamping Yoongi yang tersedak karena ia memukul bahu Yoongi tiba-tiba.

"Sialan" ucap Yoongi sembari meneguk jus jeruk nya rakus.

"Hehe maaf Hyung"

Namjoon menatap seisi kantin yang lebih padat, sebelum ada junior baru,kantin tidak sepadat ini.
Pandangan Namjoon tertuju kearah dua junior yang memakan pesanan mereka dengan khidmat.
Namjoon mengenal mereka, Baekhyun dan Jungkook.
Mungkin jika Namjoon memberitahu Taehyung ada Jungkook di dekat mereka pasti Taehyung naik darah.

"Apa yang kau lihat dari tadi Hyung?"
Tanya Taehyung sembari mengikuti arah pandang Namjoon yang sialnya pemandangan itu berhasil membuat nya naik darah.

"Aish! Aku tidak selera makan lagi!"

Tuh kan,baru saja dibilang.
Namjoon tertawa kecil mendengar gerutu orang disamping nya, membuat orang disekitar mereka menatap meja yang diduduki Namjoon,Yoongi, Chanyeol,dan Taehyung untuk melihat siapa kah yang tertawa begitu merdu.
Tampak tidak kecewa karena suara merdu itu keluar dari bibir pria manis dengan dua dimple di kedua pipinya.

"Jangan begitu. Dia hanya junior yang butuh arahan" ucap Namjoon sembari menepuk pundak Taehyung.

"Tidakkah kalian lihat pria di samping punggung nomor lima?uuu manis nya.lihat cara makan nya."

Chanyeol dengan otak playboy nya menatap Baekhyun penuh minat,dimana Baekhyun sedang lahap memakan roti lapis ditangan nya sampai kedua pipi nya mengembung penuh dengan roti lapis.

Taehyung yang tahu jalan pikiran Baekhyun mengernyit tidak suka.

"Dia memang manis,jadi jangan coba-coba memainkan perasaan nya. Dia polos Chan jadi jangan coba-coba jadikan dia korban mu selanjutnya"

Mendengar peringatan dari Namjoon, Chanyeol berdecih tidak suka.

"Hyung seperti daddy nya saja melarang pria mendekati nya"

Lain hal nya dengan Yoongi,pria dengan kulit pucat itu sejak tadi jauh berada dipikiran nya.
Ia merasa cemas, entahlah.
Ia terus memikirkan junior dengan baju punggung nomor 9.
Apakah dia baik-baik saja?
Apakah dia sudah siuman?
Apakah dia semakin parah?

Pikiran jahat itu terus mengganggu Yoongi.

"Yoongi hyung"
Sedikit guncangan akhirnya menyadarkan Yoongi.
Taehyung sejak tadi memanggil nama Yoongi namun pria itu tidak menghiraukan nya.

"Mikirin apa sih Hyung?"

Yoongi menggeleng pelan, kembali ia melahap sandwich ditangan nya.
Semoga saja junior dengan punggung nomor 9 baik-baik saja.

seniors love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang