8

1K 129 411
                                    

"Hah...."

Pemuda bersurai merah itu terduduk di sofa apartemennya.

"Ternyata...menyamar itu adalah suatu pekerjaan yang berat, kukira akan gampang melakukannya"

Arah pandangannya mengarah pada foto yang terletak di nakas tempat tidurnya.

"Apakah ini yang kau rasakan saat itu..."

Tatapan pemuda itu sedikit melembut.

"....Ibu?"

---

Takanashi Production

"Ah akhirnya kau datang, Banri-kun"

Banri memasuki kantor Otoharu dengan perasaan bingung.

"Ada apa, Sachou? Tidak biasanya kau memanggilku di hari libur ini" ucap Banri.

Otoharu tersenyum, tangannya mengeluarkan sebuah dokumen projek Agensi kedepannya.

"Aku berniat untuk membuat sebuah grup idol seperti Yaotome, namun tentu saja tidak sekarang. Projek ini ku targetkan tahun depan" jelas Otoharu.

Banri mengambil dokumen itu dan membacanya.

"Apa kau yakin? Apa budget kita terpenuhi?" Tanya Banri.

Otoharu sedikit tersentak ketika mendengar kata 'budget'.

"Masalah itu....tenang saja, budget kita lebih dari cukup" jawab Otoharu sambil tersenyum.

Setidaknya pekerjaanku sebagai Agen Informan ICO memiliki gaji yang lebih dari kata lumayan, apalagi dibayar oleh Nanaz-chan batin Otoharu.

(Err....Otoharu-san, kalimat terakhirmu tidak ada dalam naskah... - Nanaz)

(Tapi itu benar kan..?~ - Otoharu)

(Ehm...iya sih.... - Nanaz)

//LANJOTTTTT

"Lalu, Banri-kun....apa Riku tidak ada pekerjaan?" Tanya Otoharu.

Banri menggeleng.

"Hari ini tidak ada, aku heran dengannya. Dia rela membuat dirinya bekerja dari pagi hingga larut malam, meski pada keesokan harinya dia mendapat day off" jelas Banri.

"Tapi sudah tugasmu sebagai manager untuk mengatur jadwalnya bukan?" Heran Otoharu.

"Err...benar sih, tapi Riku-kun memaksaku untuk mempercepat jadwalnya. Katanya, agar ada hari dimana dia bisa beristirahat penuh"

Otoharu terdiam, tapi kemudian dia tersenyum.

Beristirahat penuh hm...? Sungguh alasan yang klasik, Riku-kun. Batin Otoharu sambil menatap keluar jendela.

. . .

Di satu sisi, Riku pergi ke Rumah Sakit bersama Naoki. Shiki tidak ikut karena ada tugas (baca: hukuman) yang menunggunya di markas.

"Ini pertama kalinya kau menjenguk dia kan?" Tanya Naoki.

Riku mengangguk, tangannya menggenggam plastik yang Naoki bawa tadi.

Rahasia Dibalik SenyumanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang