Chapter 11. Foto teman lama

1 0 0
                                    

• • •
"Masuklah!" Namjoon pun tersenyum melihat Pria itu.

--****--

"Ya! Darimana kau tau aku di bandara?" Ucap Namjoon.
"Haha! Tentu saja, aku kan seorang peramal," jawab pria itu dengan gelak tawa sembari menyetir.
"Jinjja?"
"Aniyo! Hanya kebetulan saja, aku tadi baru mengantar Haera ke bandara. Setelah itu aku melihatmu jadi aku hampiri," jelas Donggu teman semasa SMA Namjoon.

"Ohhh, begitu"
"Ya Namjoona! Kau tidak mengucapkan selamat padaku?"
"Kenapa? Apa kau naik jabatan?"
"Aniyo! Hanya saja aku akan segera menjadi Appa dan kau akan menjadi Paman,"
"Jinjja?! Woahh … tapi kenapa lama sekali kalian baru memiliki anak?" Tanya Namjoon.
"Apa maksudmu?"
"Ani! Kalian kan sudah lama menikah?"
"Ya! Kau kan tau, begitu sulit mendapatkan hati Haera. Apalagi saat pertama kali menikah dia sering membahas Jungwon mantan kekasihnya semasa SMA,"
"Ya! Apa maksudmu! Dia itu temanku, ara!" Bentak Namjoon.
"Ne ne araseo! Dia juga temanku, tapikan wajar jika aku cemburu karena dia terus membahas Jungwon padahal aku suaminya," jawab Donggu dengan tawanya.
"Itu adalah resikomu sendiri, mencintai wanita yang mencintai orang lain," ujar Namjoon.
"Lalu aku harus bagaimana lagi, tidak ada pilihan lagi. Aku memang mencintainya jadi aku harus terima. Dan kau sendiri, kenapa kau belum menikah?"
"Aku tidak ingin menikah," tegas Namjoon.
"Ne?!" Donggu benar-benar terkejut mendengar ucapam Namjoon.
"Ya apa kau serius?"
"Wae?"
"Kau tidak mau menikah atau mungkin kau belum mau menikah?" Tanya Donggu.
"Aku tidak mau menikah?" Spontan Donggu menginjak rem.
"Wae?" Tanyanya yang mulai bingung.
"Apa mungkin kau belum menemukan wanita pujaanmu?"
"Ani! Hanya saja karena satu masalah,"
"Masalah apa?"
"Kau penasaran?" Ledek Namjoon.
"Eiittt! Mendengar kata itu aku sudah tau tujuanmu. Kau akan mengompasiku sama seperti dulu sewaktu SMA," ujar Donggu.
"Hahaha kau masih mengingat itu yah,"
"Tentu saja! Itu tidak akan luput dari ingatanku si tukang ngompasi anak orang,"
"Hahaha!!" Mereka berdua saling tertawa ria.

"Ohh, iya ngomong-ngomong Jisung sekarang kerja dimana?" Tanya Namjoon.
Donggu langsung terdiam dan tak bisa menjawab pertanyaan Namjoon.
"Aku juga tidak tau," jawabnya.
"Sejak kematian Jungwon, dia jarang bermain dengan kita," ujar Namjoon.
"Ohh, iya Joon! Sekarang kau bekerja apa?" Tanya Donggu.
"Sekarang aku bekerja menjadi guru les,"
"Jinjja?! Woah si nakal Kim Namjoon yang dulu membenci pelajaran sekarang jadi pecinta pelajaran, huh?!" Ledek Donggu.
"Ya! Jangan mengingatkanku tentang itu lagi. Waktu itu aku masih anak di bawah umur, wajar kalau masih nakal, ara!" jelas Namjoon.
"Oke oke, lalu siapa murid yang kau ajar sekarang? Apa dia murid yang pintar atau malah sebaliknya dia seperti dirimu dahulu?" Donggu kembali meledek Namjoon.
"Ya! Aku memang nakal tapi aku masih terbilang pintar dari kalian bertiga, ara!"
"Baiklah, tapi siapa muridmu?"
"Namanya Yoon Sora," jawab Namjoon.
"Nde?!" Donggu sedikit tercengang.
"Yoon Sora anaknya Tuan Yoon Minjung Temannya Tuan Shin ayahnya Jungwon kan?" Ucap Donggu.
"Ne"
"Bagaimana bisa kau mengajarinya? Aku dengar dia murid terburuk di kelasnya,"
"Iya, tapi aku berhasil mengubahnya,"
"Jinjja?! Bagaimana bisa?"
"Ya! Oh Donggu! Manusia tidak ada yang bodoh hanya saja mereka itu malas dan tak memanfaatkan otaknya. Makanya mereka dianggap bodoh, padahal mereka pintar," jelas Namjoon.
"Iya, kau benar! Buktinya saja kita sekarang sudah menjadi sukses tanpa sengaja. Padahal dulu yang pintar dan sering juara bukan kita," jawab Donggu.
"Ya! Oh Donggu bukankah kau seperti ini karena Appamu?" Donggu terdiam seketika.
"E-eh kau benar sih, tapikan karena otakku juga," Namjoon pun menggelengkan kepalanya sambil tertawa kecil. Donggu pun menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal karena cukup malu.

Akhirnya mereka sampai di rumah Namjoon.
"Ya, gomawo chingu yah," ujar Namjoon dan langsung keluar dari mobil tersebut.
Donggu pun melambaikan tangan pada Donggu dan dibalas oleh Namjoon. Lalu menancapkan gasnya. Namjoon masuk ke rumahnya, meletakkan tasnya di samping ranjang dan membaringkan tubuhnya di ranjang miliknya. Begitu pula dengan Sora, sesampai di rumahnya ia langsung ke kamarnya, mencampakkan tasnya ke sembarang tempat dan membanting tubuhnya ke ranjangnya. Keduanya menaghembuskan nafas berat karena lelah dalam perjalanan. Lalu ponsel keduanya pun berbunyi.
"Yeoboseyo!" Jawab keduanya.
"Namjoona!"
"Hmmm,"
"Apa kau sudah pulang?"
"Hmmm, aku sudah di rumah sekarang,"
"Baiklah, aku akan ke rumahmu,"
Seokjin langsung memutuskan sambungannya. Namjoon pun melemparkan ponselnya dan kembali memandang langit-langit kamarnya.

Nal Sarang HajimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang