Author Pov.
Namjoon mulai beranjak pergi dari rumahnya menuju rumah Tuan Yoon. Saat di jalan, tanpa sengaja ia bertemu dengan Sora. Namjoon pun berhenti tepat di samping Sora.
"Omo! Kkamjjakiya!" Sora pun menghembus napas kekesalan karena bertemu dengan Namjoon.
"Apa yang kau lakukan di sekolah? Bukankah sekolah sudah bubar 2 jam yang lalu?"
"Itu bukan urusanmu jika aku pulang telat," bantah Sora dan beranjak hendak meninggalkan Namjoon.
"Ya! Apa kau masih suka bolos?" Tanya Namjoon sembari memegang tangan Sora untuk menghentikan langkahnya.Sora pun mencoba tersenyum.
"Kim Gyosanim!" Panggilnya dengan lembut dibarengi dengan senyuman manis.
"Kenapa kau peduli tentang itu?" Ujarnya sedikit dengan tekanan.
"Bukan seperti itu, hanya saja … aku tidak habis pikir, setelah melihat dirimu … aku ingat pada seorang anak yang dulu juga nakal sepertimu. Namun sayang, karena dia sering bolos, ia mengalami kecelakaan."Namjoon mencoba menatap mata Sora lebih dalam. Ingin tau apa yang dirasakan gadis itu setelah mendengar ceritanya. Apakah ada rasa takut atau tidak?
"Ahjussi! Ceritamu sama sekali tidak menyentuh, ara! Lagipula jika aku seperti pria itu mereka juga tidak akan peduli," cetus Sora. Namjoon mengerutkan keningnya karena ia sedikit bingung. Lalu Sora pun melepaskan genggaman Namjoon."Ahjussi! Kau ingin ke rumahku kan?"
"Iya, wae?"
"Eopseo, hanya saja … aku tidak ingin les hari ini," ujar Sora murung. Namjoon pun yang melihat itu merasa cukup kasihan.
"Apa kau bosan belajar?" Tanya Namjoon. Sora pun mengangguk. Berfikir sejenak.
"Naiklah!" Perintah Namjoon.
"Mau kemana? Aku tidak mau."
"Kita cari udara segar."Awalnya Sora sedikit ragu, tapi akhirnya dia mau.
"Ahjussi! Kau tidak membawaku ke rumah 'kan?"
"Tidak. Tenang saja, aku tau perasaanmu saat ini."
Sora pun mengangguk seolah mengerti. Lalu ia menikmati angin yang menerpa wajahnya. Namjoon yang sedari tadi memandang Sora lewat kaca spionnya pun ikut tersenyum. Lalu saat Sora membuka matanya, ia sempat bingung Namjoon membawanya kemana?"Ahjussi! Kau mau membawaku kemana?" Namjoon tidak merespon pertanyaan Sora. Sora sempat merasa takut. Kini ia melihat sekeliling, tempat ini semakin sunyi tiada seorang pun yang lewat.
"Ahjussi! Jangan macam-macam denganku, atau kau akan tau akibatnya." Masih tidak ada respon.
"Ahjussi! Jika kau tidak menjawab, maka aku akan lompat,"
"Lompatlah jika kau berani," tegas Namjoon.
"Mwo?! Ya! Jika kau tidak berhenti sekarang maka aku akan teriak." Namjoon pun menghentikan motornya, membuat Sora menempel dengannya.
"Ahhh!" Desahnya. Namjoon pun menghadap ke arah Sora. Kini mereka terjebak dalam kontak mata."Teriaklah! Itu hakmu!" Jawab Namjoon simple.
"Mwo?! Hah, yang benar saja," Gumamnya.
"Ya! Kemana kau akan membawaku?" Teriaknya. Kini Namjoon mendekatkan wajahnya membuat Sora terkejut dan mulai memundurkan wajahnya perlahan.
"Ahjussi! Jangan macam-macam padaku, ara!" Ancam Sora.
"Apa kau takut?" Ucap Namjoon yang hampir seperti berbisik. Sora mencoba menelan salivanya, ia tau di sini sangat sepi sekali.Namjoon terus menatap Sora, membuatnya kini gemetaran. Perasaan takut dan khawatir bercampur menjadi satu. Kini ia menjadi salah tingkah demi menghindari tatapan Namjoon yang menatapnya seperti ayam goreng.
"A-a … a-ku rasa … a-aku … akan menelpon Appa, a-aku akan b-bilang k-kalau hari ini k-kita akan les,"
"Good!"
"Nde?!"Sora mendelikkan matanya mendengar perkataan Namjoon. Namjoon pun kembali menghidupkan motornya dan berbalik arah. Sora semakin bingung melihat hal itu. Lalu ia sadar bahwa ini adalah jebakan. Ia pun cukup geram sekali melihat Namjoon. Lalu tiba-tiba saja terlintas di pikiran Sora sesuatu yang bisa membuatnya selamat dari belajar.
"Ahjussi!" Dengan menepuk bahu Namjoon, membuat Namjoon menghentikan motornya.
"Mwo?!"
"Eehh … aku ingin minum coffee dulu, apa kau mau menemaniku?"
"Minum dimana?"
"Tuh" Tunjuk Sora dengan mulutnya.
"Ohh, baiklah," Sora pun tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nal Sarang Hajima
Novela JuvenilAlkisah seorang pelajar yang begitu muak dengan kehidupan keluarga yang baginya seperti dirundung awan mendung. Perjalanan sekolahnya berantakan dan ia menjadi murid pemalas. Hingga suatu hari orang tuanya langsung meles privatkannya dengan seorang...