Chapter 19. Annyeong Ahjussi

1 0 0
                                    

Third Person Pov.
~
• • •
Peringatan ⚠⚠ Siapkan tissu, untuk mengelap bibir Anda. Barang kali sampek ngences entar pas bacanya 😂😂 saran lagu ye biar tambah seru. Dengerin music fake love.

Part sedih, saya nggak kuat. Help me please!

"Seokjin Hyung! Apa yang terjadi pada Namjoon?" tanya Jisung.
"Namjoon …," seketika semuanya menjadi tegang mendengarnya.
"Namjoon … umurnya tidak akan lama lagi," jelas Seokjin, membuat semua orang terkejut. Termasuk Sora dan Jisung yang terdiam membisu. Tidak bisa berkata lagi. Bahkan air mata menetes secara perlahan di pipi Sora.

Sora menggeleng tak percaya. Bahkan air mata pun bukan hanya satu lagi yang jatuh. Tapi sudah berkali-kali jatuh dan kakinya bergerak mundur, hingga menubruk tubuh Jaeha di belakangnya. Menatap Jaeha dengan kabur, karena matanya sudah tertutup air. Melihat itu, Jaeha pun memeluk tubuh Sora.
"Aniyo! Ini tidak mungkin. Ini tidak mungkin!" jerit Sora, dalam pelukan Jaeha dan memukul-mukul dada bidang Jaeha.

'Ahjussi! Kau berbohong semuanya padaku,' jeritnya, di dalam hati.

Sora termasuk tipe wanita yang kuat. Jadi saat mendengar kata itu, dia masih bisa sadar dalam menerimanya. Tidak pingsan seperti kebanyakan wanita lain. Pelukan Sora semakin erat dirasa Jaeha.

"Hyung! Apa maksudmu? A-aku tidak percaya ini. Kulihat Namjoon tampak baik-baik saja. Bahkan ketika kami pertama kali bertemu di bengkelku, dia masih baik-baik saja. Tunggu … apa ini ada sangkut pautnya dengan kecelakaan itu?" tanya Jisung.

Seokjun menelan saliva-nya dan berkata, "Tentu saja kalian tidak tahu. Karena yang mengetahui penyakit Namjoon, hanya lah diriku. Tidak ada orang lain lagi yang tahu,"
"Tapi kenapa? Dia sudah begitu lama menderitanya. Bagaimana bisa tidak ada satu manusia pun yang tahu dan kenapa kau tidak memberitahuku, Hyung!"
"Jisung-ah! Kenapa kau menyalahkan ku? Setidaknya salahkan dirimu sendiri. Di saat Namjoon membutuhkan temannya karena dia menderita penyakit Epidural Hematoma dan mengharuskan-nya cepat dioperasi. Namun dia menolak, dan memilih menunggu teman-temannya datang. Tapi kalian tak kunjung datang. Bahkan ia juga tidak sempat melihat Jungwon untuk terakhir kalinya. Siapa yang bersalah dalam hal ini?"

Seokjin benar-benar tidak bisa menahan emosinya lagi. Karena sebenarnya ia menyimpan semua ini sendirian dan ia juga sebenarnya muak dengan semua ini. Karena ia terus bungkam karena permintaan Namjoon. Bahkan untuk kepergiannya pun, Namjoon melarangnya untuk memberitahu siapa pun.

"Apa? Jadi penyakit itu, bisa membunuh?" tanya Jisung, bingung.
"Bukan penyakitnya yang membunuhnya. Tapi kesalahan dalam operasi minggu lalu," jelas Seokjin.
"Ne?!" kejut Sora.
"Tapi … Ahjussi bilang, dia … Araseo! Dia memang pembohong besar. Aku tahu itu, semua yang dikatakannya bohong. Haha, betapa bodohnya diriku," ujar Sora, dalam tawa dan tangis.

Sora pun melepaskan pelukannya pada Jaeha dan berjalan mendekati ruang ICU tersebut. Bersandar pada pintu kaca, "Teganya kau berbohong selama ini. Apa sakit kepala yang kau rasakan waktu itu … karena penyakitmu? Ahjussi! Hicks, kenapa aku begitu bodoh dan tidak menyadari bahwa kau sedang sakit. Dan kau … kau selalu menipuku dengan mengatakan 'Gwaenchanha'."

Sora memejamkan matanya, dan meneteslah air mata yang terbendung di pelupuk mata. Mengingat semua masa indah bersama Namjoon membuat Sora begitu sedih dan hatinya berasa ditusuk oleh benda tumpul yang menimbulkan sakit. Jika itu benda tajam, mungkin tidak masalah. Karena kalau pun sakit pasti tidak akan selamanya. Namun jika benda tumpul, maka sedari awal itu sudah sakit, jika menusuk.

'Aku membencimu, Ahjussi. Tapi aku juga mencintaimu,' batinnya, menangis dalam diam tanpa suara sedikit pun. Dadanya begitu sesak saat ini. Ia mulai menurunkan tubuhnya merosot ke lantai. Jaeha yang melihat itu pun menghampirinya dan mencoba menenangkannya.

Nal Sarang HajimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang