Chapter 10. Ya, Saranghae

1 0 0
                                    

• • •
"Kenapa? Apa kau mencintaiku?" Ucap Namjoon.
"Ne!!" Tegas Sora, membuat Namjoon terdiam.
"Ahjussi! Apa kau pernah mengungkapkan kata-kata itu pada seseorang?" Tanya Sora.
"Tentu saja!"
"Pada siapa?"
"Ayahku, Ibuku, Hyeongku, dan …"
"Hah, maksudku kepada lawan jenis!"
"Kalau itu aku tidak pernah,"
"Wae? Apa jangan-jangan kau …."
"Mwo?"
"Gay,"
"Yang benar saja! Aku tidak gay, ara! Aku manusia yang normal,"
"Lalu … apa kau pernah pacaran?"
"Jangan mengejekku akan hal itu. Kalau itu aku akui aku memang tak pernah merasakannya,"
"Bagus!!"
"Bagusnya?"
"Kalau begitu pacaran denganku!"

Namjoon terdiam sejenak mendengar perkataan Sora yang mengejutkannya.
"Ya Yoon Sora! Sebenarnya apa yang ada di otakmu?"
"Dirimu!" Namjoon pun mendengus kesal.
"Bagaimana bisa kau mengatakan …."
"Joha haeyo!"

Namjoon kembali terdiam. Kalau awalnya dia diam karena kesal, sekarang ia diam setelah melihat pengakuan Sora yang terlihat nyata.
"Ya Yoon Sora! Jangan pernah bercanda seperti itu, itu bukan lelucon."
"Ahjussi! Aku tidak pernah bercanda, ingatlah! Yoon Sora tidak pernah bercanda dalam berkata,"
"Baiklah aku akan mengajarimu les sekarang! Berikan bukunya," pinta Namjoon.
"Sirheo!" Sora menyembunyikan buku itu di punggungnya.
"Ya! Kau bilang kau ingin belajar, yauda sini biar aku ajari!"
"Tapi sekarang aku sudah tidak mood lagi,"
"Tidak mood? Oke baguslah! Sekarang keluarlah dari kamarku aku mau istirahat!" Perintah Namjoon.
"Sirheo!"
"Lalu apa maumu?!" Bentak Namjoon yang mulai kesal dengan tingkah Sora.
"Kau menjadi pacarku?" Jawab Sora.

Namjoon pun semakin kesal, "Kau bilang aku sudah tua, lalu kenapa kau menyukaiku?" Ujar Namjoon yang sedikit kesal.
"Mollayo! Hah, aku juga tidak tau kenapa aku bisa menyukaimu. Padahal kau pria yang aku ragukan," ujar Sora bingung.
"Keluar!"
"Ahjussi aku serius!"
"Keluarrr!!"
"Ahjussi! Apa tipe wanita yang kau sukai?"
"Yang pasti bukan dirimu, ara! Cepat keluarlah!" Namjoon mendorong tubuh Sora keluar seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"Apa kau suka wanita cantik atau mungkin wanita lembut?"
Duaaarrr! Sora pun terkejut karena pintu ditutup tepat dihadapannya. Ia juga menggigit bibir bawahnya karena kesal.
"Dasar manusia aneh!" Desisnya.
"BAGAIMANA BISA AKU MENYUKAI PRIA ANEH SEPERTIMU!!" Teriak Sora dan dibarengi dengan tendangan pada pintu kamar Namjoon. Akhirnya Sora menghentakkan kakinya dan pergi dari hadapan kamar Namjoon.

Seminggu telah berlalu di kota London. Kini Sora berkemas untuk kembali ke Korea. Begitu juga dengan Namjoon yang sudah siap sedari tadi. Mereka berdua pun keluar bersamaan dan saling bertatap wajah, karena kamar mereka berhadapan. Ada rasa canggung diantara keduanya, tapi juga rasa kesal.
"Jalanlah duluan!" Perintah Namjoon.
"Aniyo! Kau saja yang duluan, Ahjussi!" Sora kembali merintah.
"Aniyo, kau saja!" Tolak Namjoon.

Sora hendak berucap tapi Namjoon sudah memotongnya, "Oke, aku saja yang duluan," Namjoon langsung pergi meninggalkan Sora.
"Ne?! Aa-a-ahjussi! A-ap-a d-di-dia b-ba… woah, kukira dia lelaki sejati tapi nyatanya tidak," Sora bingung campur kesal melihat Namjoon. Kini Namjoon duduk di bangkunya.
"Appa! Biarkan aku dengan Kim Gyosa,"
"Ne?! Apa kau yakin?"
"Iya aku yakin! Sebaiknya Appa dengan Eomma saja!" Usul Sora.
"Ahh, Nde!!"

Sora pun menghampiri bangku Namjoon dan duduk di sampingnya.
"Ya! Apa yang kau lakukan disini? B-bukankah i-ini tempat Tuan Yoon?" Namjoon sedikit gugup dengan kedatangan Sora di sebelahnya.
"Ahjussi! Appaku saat ini bersama Eomma, Ara! Jadi aku akan duduk denganmu. Lagipula apa bedanya aku dengan Appa? Tidak ada kan?"
"Tapi setidaknya lebih enak duduk dengan Tuan Yoon daripada denganmu!" Ejek Namjoon.
"Ne?! Yang benar saja?! Tentu saja akan lebih enak duduk denganku," jawab Sora tak mau kalah.

Mendengar ocehan Sora membuat Namjoon pusing dan akhirnya ia mengambil headseat miliknya dan meletakkannya di kedua telinganya. Akhirnya ia tak bisa mendengar ocehan Sora lagi, setidaknya lebih nyaman baginya.
"Ah …" Sora kaget melihat Namjoon yang sudah memejamkan matanya dengan headsaet yang terpasang di telinganya. "Yaish jinjja! Bagaimana bisa dia melakukan itu. Dia memang bukan pendengar yang budiman yah," Gerutu Sora.

Nal Sarang HajimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang