Chapter 15. Berbohong demi kebaikan

0 0 0
                                    

Third Person Pov.
~
• • •
In School......

Jinyoung mendekati Sora, " Ya! Yoon Sora!" panggilnya. "Kenapa semalam nggak jadi datang?" lanjutnya.

"Ahh, itu ... aku lupa. Karena aku tidur,"
"Haa? Tidur? Tapi semalam kau bilang kau bantuin Ibumu masak?"
"Ahh, itu ... iya! Hahaha, aku bantuin Ibu 'kan... setelah itu aku baru tidur, hehehe,"
"Ck, kau ini memang aneh yah,"
"Ohh ya?! Terus... Jaeha sama si Boseok parah nggak"
"Nggak! Mereka juga udah di rumahnya masing-masing,"
"Hufft...! Syukurlah,"
"Tapi, wajah Jaeha langsung cemberut karena kau tidak datang!"
"Mianhae,"
"Sebaiknya nanti kau ke rumahnya," saran Jinyoung. Sora pun mengangguk.

* * * * *

Namjoon menikmati angin yang menerpanya. Berjalan slow dengan motornya. Namun, tiba-tiba saja, ban motor Namjoon mulai oleng. Ia pun menghentikan motornya dan melihat ban depannya, "Ternyata bocor," lirihnya.

Melihat ke sekelilingnya, siapa tahu ada bengkel. Namun tidak ada. Akhirnya Namjoon ambil langkah tegas, untuk mendorong motornya dan mencari bengkel. Setelah jalan beberapa jauh, ia pun melihat bengkel, "Akhirnya,"

Ia bergegas membawa motornya ke bengkel tersebut. Setelah sampai di sana ia mencagakkan motornya, "Annyeong haseyo! Ada yang bisa saya ban ... tu ...,"

"Jisung-ah!" lirih Namjoon.

* * * * *

Keduanya masih berdiam diri, tanpa satu katapun. Saling melirik bergantian. Akhirnya salah satunya pun angkat bicara, "Apa khabarmu?" tanya Namjoon.
"Baik,"

Hening kembali.

"Kau sudah lama kerja di sini?" tanya Namjoon.
"Sejak kita semua berpisah. Aku lebih memilih di tempat ini,"
"Ohh,"

Hening.

"Namjoona! Bagaimana dengan dirimu? Apa setelah kecelakaan itu, kau sehat?"
"Seperti yang kau lihat," ujar Namjoon.
"Ohh ya! Waktu aku sakit, kenapa kau tidak pernah berkunjung ke rumah sakit? Bahkan setelah ujian akhir kau tak menjengukku. Bahkan Donggu saja bilang, kau sudah jarang dekat dengannya dan kepribadianmu berubah. Kau lebih jadi pendiam, sejak kejadian itu,"

Jisung diam sejenak, "Tidak ada. Aku hanya ingin berubah saja. Aku tidak ingin menjadi anak yang nakal lagi," balasnya, tapi Namjoon merasa bahwa itu tampak bukan jawaban asli. Sudah lama berteman, wajar jika Namjoon tahu tentang Jisung. Jisung jika berbohong, maka jari jempol dan tengahnya saling bertautan dan mengusap satu sama lain. Namun Namjoon hanya diam dan mengangguk saja.

"Baiklah, aku akan cari tahu sendiri," batinnya.
"Ya! Bagaimana kalau kau, aku, dan Donggu reunian?! Untuk mengingat masa persahabatan kita dulu," usul Namjoon.
"Bukan aku tidak mau. Tapi aku tidak ada waktu,"
"Ahh, ayolah! Sekali saja,"
"Hmm ..., baik lah, aku mau,"

Akhirnya Jisung pun memperbaiki motor Namjoon. Namjoon pun bergeral hendak pergi, "Ohh ya, aku lupa. Minta nomor telponmu. Nanti kalai jadi, aku akan telpon," ujar Namjoon. Jisung pun mengetik nomornya dan menyimpannya.
"Oke. Aku akan pulang, jika ku telpon untuk bertemu maka kau harus datang, oke!"

* * * * *

Namjoon pun berjalan untuk masuk ke rumah Sora dan mengajar les hari ini. Lalu ponselnya berdering, "Halo!"

"..."
"Nde?! Jinjja!?"
"..."
"Eonje?!"
"..."
"Besok!?"
"..."
"Baiklah aku siap, Hyung!"

Namjoon begitu gembira, hingga ia melompat-lompat nggak karuan. Lalu Tuan dan Nyonya Yoon keluar dan mengerutkan kening mereka saat melihat Namjoon seperti orang gila, "Kim Gyosa!" kejut Tuan Yoon.
"Kkamjjakiya!"
"Apa kau baik-baik saja?!"
"Ahh, Nde! Saya baik-baik saja,"
"Baiklah, Sora sudah menunggu di dalam. Kami mau rapat,"
"Ohh, baiklah Tuan!"

Nal Sarang HajimaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang