• • •
Sinar cahaya itu begitu menyilaukan mata Sora hingga ia harus menutup matanya dengan tangannya. Agar sinar itu tak merusak matanya. Hingga tiba-tiba………"Ya Yoon Sora! Apa yang kau lakukan di malam hari seperti ini?"
"Suara itu …." Sora menurunkan tangannya dan melihat siapa itu.
"Hah, Ahjussi! Kau pikir hanya kau saja yang punya motor sehingga kau memasang lampu jauh yang menyilaukan mataku," Komen Sora, membuat Namjoon mendengus. Lalu Namjoon pun mengarahkan lampu motornya pada Sora.
"Ya Ahjussi! Apa yang kau lakukan? Itu menyilaukan tau," pekik Sora. Namjoon pun terkekeh melihat itu.
"Ya! Kenapa kau berjalan sendirian di tempat sunyi seperti ini?"
"Aku baru pulang dari kafe Eomma angkatku,"
"Ohh, tapi … kenapa malam-malam seperti ini? Kenapa tidak siang tadi? Bukankah kau tidak les?"
"Hah, terserah padaku aku mau keluar kapan saja. Kenapa kau yang sibuk?" Namjoon kelihatan berfikir.Hening
"Ayolah! Aku antar pulang," ajak Namjoon.
"Ne?! Aniyo, gwaenchanha. Aku bisa naik bus saja nanti." Sora pun mulai bergerak.
"Ya!" Sora menghentikan langkahnya.
"Apa kau tidak takut berjalan sendiri di tempat sunyi seperti ini?" Sora membalikkan badannya 30°.
"Untuk apa takut? Aku biasa seperti ini,"
"Dasar keras kepala! Kau tidak ingat kejadian beberapa waktu lalu?" Lalu ingatan Sora pun muncul, dimana dia yang diculik kemarin.Jujur setelah ia sadar, ia mulai takut. Namun setelah melihat wajah Namjoon, ia merasa malu melihatnya. Seakan jika ia bilang takut maka ia akan diremehkan oleh Namjoon.
"Gwaenchanhayo, kali ini aku bisa mengatasinya. Saat itu aku sedang lemah karena aku memakai rok, jadi susah gerak. Tapi sekarang aku sudah pakai celana. Jadi gampang jika melawan mereka." Sora pun menunjukkan jurusnya pada Namjoon dengen gerak tidak jelas ala anak karate. Jujur, Namjoon merasa aneh dengan tingkah wanita itu. 'Meongg'
"Kkamjjakiya!" Sora terkejut dengan suara kucing yang bertengkar. Ia memegang dadanya karena terkejut. Melihat itu Namjoon pun tertawa kecil. Lalu Namjoon menghampiri Sora dan mengamit pergelangan tangan mungil Sora."Ahh, wae Ahjussi?!"
"Sudahlah, aku akan mengantarkanmu pulang. Lagipula ini sudah terlalu malam." Namjoon menarik pergelangan mungil itu berjalan ke motornya. Sebelum naik ke motor, Namjoon dapat melihat bahwa baju Sora saat ini tipis sekali.
"Ya! Kenapa kau tak menggunakan jaketmu saat keluar malam?"
"Aku malas memakai pakaian berlapis-lapis. Itu menyusahkan," cetusnya.
"Tapi kesehatan itu penting," Namjoon kini membuka jaket yang ia kenakan dan memakaikannya ke tubuh Sora.
"O. Ahjussi apa yang kau lakukan? Aku tidak …."
"Sudah pakailah,"
"Tapi Ahjussi …."
"Angin malam tidak bagus untuk kesehatan, ara!" Jelas Namjoon.
"Lalu, Kau sendiri?"
"Aku pria, daya tahan tubuhku lebih kuat daripada daya tahan tubuhmu,"Namjoon mulai menghidupkan motornya. Lalu Sora pun naik, Namjoon menaikkan gigi tarik motor dan melaju dengan kecepatan sederhana. Awalnya hening dan hanya ada suara angin yang membisikkan telinga keduanya. Hingga akhirnya Sora angkat bicara. Meski sedikit ragu.
"Mmm … A-a-ahjussi!"
"Hmmm," Dehem Namjoon.
"Kenapa kau tadi siang tidak datang?" Tanya Sora dengan perasaan yang cukup ragu. Namjoon diam sejenak dan melihat wajah Sora lewat kaca spion miliknya. Kemudian saat hendak berbicara,
"Ahjussi! Apa kau sakit?" Namjoon pun tidak jadi berucap. Ia kembali membungkam mulutnya.
"Ahjussi! Kenapa kau tidak menjawabku?" Namjoon masih diam membisu.
"Ahjussi! Aku ingin belajar,"Namjoon pun menginjak remnya dengan tiba-tiba. Membuat motor berhenti mendadak.
"Omo!" Ujar Sora yang terkejut.
"Nde?! Kau ingin belajar?" Namjoon menunjukkan ekspresi kagetnya.
"Ne!" Tegas Sora.
"Woah, kau ini kesambet apa?"
"M-mwo?!"
"Apa karena kau tadi berjalan di tempat yang sunyi jadi kau mendapat hidayah di sana?"
"Nde?! Woah! Ahjussi aku serius!" Teriak Sora. Sora pun menundukkan kepalanya karena sebenarnya ia malu untuk menatap Namjoon saat ini.
"Baiklah, besok aku akan datang!" Tegas Namjoon dan kembali menjalankan motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nal Sarang Hajima
Novela JuvenilAlkisah seorang pelajar yang begitu muak dengan kehidupan keluarga yang baginya seperti dirundung awan mendung. Perjalanan sekolahnya berantakan dan ia menjadi murid pemalas. Hingga suatu hari orang tuanya langsung meles privatkannya dengan seorang...