بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Budayakan vote sebelum membaca, perbanyak komentar untuk mengapresiasi penulis ❤
*Happy reading*
***
Allah menyelamatkan para hamba-Nya melalui hamba pilihan-Nya pula. Bersykurlah jika diantara orang-orang pilihan itu hadir di dalam hidupmu.
***
Dia masih mengingatnya padahal aku berharap dia lupa dan tidak mengungkitnya lagi. Aku sedikit melangkah mundur berusaha mencari alibi atau selain itu. Namun bagaimana bisa aku berbohong sedangkan orang yang menagih jawabanku adalah pria hebat ini.
"Ayo, aku ingin tahu." desaknya dengan tidak lepas dari menatapku.
"M-mas sebaiknya besok saja, apa kamu tidak ngantuk?"
"Tidak, aku tidak ngantuk."
"Ya, sekarang aku yang ngantuk."
"Bohongmu tidak aku terima!"
"Lagi pula untuk apa dibahas sedangkan kita sudah menikah, kan?" ucapku berjalan melewatinya begitu saja dengan wajah tanpa dosa. Aku berusaha mengedarkan senyuman yang pada kenyataannya jantungku berdetak kencang.
"Bagiku penting, cepat katakan!" Mas Amir mencengkal lenganku agar tidak pergi.
"Mas percuma ..."
"Jangan menjadi orang yang curang, Kayla."
Oke! Baiklah, aku pasrah. Sambil menghela napas panjang aku berusaha menyelaraskan deru napasku. Malam ini jelas aku tidak akan bisa tidur nyenyak, bahkan sewaktu-waktu lelaki ini juga akan mengungkit masalah yang sungguh tidak penting ini. Pasti dia akan bahagia mendengar jawabanku. JELAS!
"Iya, saat itu memang aku berusaha menghindarimu bahkan sengaja tidak menjawab pesan darimu, Mas."
"Karena?" Dia semakin mendekatiku.
Aku melumat bibir sejenak sedikit berusaha menormalkan raut wajahku yang sudah terlihat gugup. Ih, malu tau.
"A-aku patah hati."
"Patah hati? Dengan alasan?"
Astaghfirullah aku benar-benar gugup. Pria ini tidak sedikitpun memalingkan wajahnya justru menatapku intens.
"Ka-karena aku sudah menyukaimu."
Mas Amir menggelengkan kepala pelan tersenyum menyeringai, "Aku sudah berhasil membuatmu jatuh cinta sejak pada pandangan pertama."
Aku langsung menarik diri dan mengerutkan kening.
"Hey! Jangan kepedean tuan Amir yang terhormat aku hanya sedikit menyukaimu, hanya sedikit ... Dan sedikit."
"Tapi, akhirnya sekarang bertumpuk jadi banyak iya, kan?" katanya sambil menaikkan alisnya satu.
"Enggak, enggak ... Pokoknya enggak!" sergahku kesal sambil membelakanginya.
Lagi-lagi mataku membulat lebar jelas terkejut saat tubuhku tiba-tiba terangkat. Dia langsung menggendongku.
"Kita lanjutkan besok lagi debatnya, sekarang waktunya tidur."
"Mas Amir!!!" teriakku.
***
Pagi ini sudah menjadi kebiasaan para istri untuk melayani suaminya di meja makan. Aku segera masuk ke dalam dapur untuk membuatkan cappucino kesukaan pria cool yang sedang mengobrol dengan para kakaknya disana. Setelah selesai membuatkan aku segera menghampiri Mas Amir untuk memberikan minuman kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutiara Dalam Cangkang
Spiritual[ROMANCE] Kayla Nisrina Humaira si gadis optimis yang menemukan makna cinta sesungguhnya saat takdir mempertemukannya dengan CEO muda ternama bernama Amir Malik Elfathan. Dan siapalah sangka, pertemuan demi pertemuan itu berhasil membuat Kayla jatu...