Bab 45 : Hadiah dari-Nya

55.2K 3.6K 1.1K
                                    

- Utamakan vote sebelum membaca, berikan komentar untuk menghargai penulis

- Jika kalian suka cerita ini, tolong rekomendasikan juga ke teman-teman kalian yang suka baca Wattpad yaaa

Sebelumnya aku ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pembaca MDC. Terima kasih sudah setia menanti update, terima kasih sudah selalu antusias memberikan vote dan komentar, terima kasih atas apresiasi-apresiasi kalian mengenai cerita ini. Terima kasih juga sudah menyukai tokoh Amir dan Kayla, bahkan menjadikan mereka pasangan inspirasi. Timakaciiiii banyak-banyak🥺❤️

Part kali ini lebih panjang dari part-part sebelumnya. Jadi selamat menikmati dan menyaksikan kisah mereka🤍

*HAPPY READING*

________________________________

"Ketahuilah bahwa kemenangan bersama kesabaran, kelapangan bersama kesempitan, dan kesulitan bersama kemudahan." (HR Tirmidzi)

***

Perempuan dengan kerudung biru navy itu mempercepat langkah menuju pintu keluar apotik. Tangannya terus gemetar sejak membawa kantong kresek berisi sebuah barang di dalamnya. Kilat dan suara gemuruh di langit yang mulai gelap, seperti menandakan hujan deras yang mungkin akan membasahi bumi beberapa menit lagi. Daun-daun pada pepohonan bergerak digoyahkan hembusan angin yang menyetara.

Rasanya ia ingin cepat memasuki rumah lalu menutup pintu kamar rapat-rapat. Mengambil tindakan yang memang harus segera dilakukan.

Bruk!

Tubuh wanita itu nyaris terjatuh ke paving saat tak sengaja menabrak seseorang. Jika saja sebuah tangan tidak sigap menahan lengannya, mungkin perempuan itu sudah tersungkur.

"Maaf, maaf!" Kayla melepas diri dan merapikan bajunya, "Saya nggak sengaja."

"Kayla?"

Kayla mendongak terkejut ke sumber suara tersebut, lelaki yang baru saja bertabrakan dengannya ialah lelaki yang tak asing baginya.

Setelah sekian lama menghilang hingga tak ada kabar sekalipun, takdir mempertemukannya di tempat ini.

Masih teringat jelas di benak Kayla saat lelaki itu menyerahkan satu kotak kecil berwarna merah berisi sebuah cincin padanya. Bayang-bayang wajah Arjun yang menampakkan kekecewaan mendalam masih tersimpan sempurna di dalam ingatannya. Lelaki yang menghilang karena patah hati itu kini hadir kembali di tempat dan keadaan yang tak terduga.

"Arjun?"

Tatapan mereka berdua yang masih saling tak percaya, tiba-tiba dibuyarkan oleh suara gemuruh di langit.

"Nggak nyangka ya, kita ketemu di kota ini." Arjun berusaha memulai obrolan meski rasanya sangat canggung.

"Apa kabar?" Suaranya mulai hangat, sama seperti dulu.

"Aku baik. Kamu sendiri?"

Pria dengan kemeja flanel abu-abu itu menarik sudut bibirnya, "Sama."

Kayla tidak mengerti harus bersikap bagaimana atau melanjutkan pembicaraan apa lagi. Perasaan bersalahnya karena menolak lamaran Arjun kala itu membuat pertemuan ini terasa berbeda.

Reflek ia teringat barang belanjaannya yang tergeletak di paving. Cepat-cepat ia ambil saat pria di depannya ikut membungkuk 'tuk membantu.

Tanpa sengaja barang di dalam kantong kresek itu keluar, menampakkan sebuah bungkus berwarna merah muda dengan tulisan testpack. Kayla melumat bibir seraya memejamkan mata.

Mutiara Dalam CangkangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang