6

25 4 2
                                    

~LANTAS JIKA BUKAN TAKDIR MENGAPA KITA SLALU DIPERTEMUKAN??~

Setelah cukup lama mengamati kertas yang berisi random acara Leon pun berjalan menuju aula untuk melaksanakan pembukaan yang telah dikatakan oleh Adit selaku waketos dan juga sahabatnya. Tak berapa lama sampai, Leonpun melihat keadaan aula yang memang bisa dikatakan kondusif hanya saja masih banyak siswa yang mengobrol membuat aula sedikit bising.

Tak peduli pada keadaan Leonpun berjalan ke depan aula menghampiri rekan sesama osis yang membuatnya menjadi pusat perhatian karna aura yang dikeluarkan Leon sangatlah mendominasi membuat suasana yang tadinya bising menjadi hening bagai kuburan.

"Gimana??" tanya Leon singkat.

"Aman 5 menit lagi acaranya mulai" jawab Adit.

"Oke"

5 menitpun berlalu dan acara pembukaan MOS hari ke-2 dimulai, Leon bergegas menaiki panggung.

"Selamat pagi semuanya" sapa Leon dengan suara tegas juga dingin membuat hawa disekitar terasa mencekam.

"Pagi kak"

"Perkenalkan saya Leon Alexander yang merupakan ketua osis SMA ANGKASA mulai hari ini saya yang akan memimpin MOS hingga hari terakhir dan untuk tugas hari ini akan diumumkan oleh rekan saya Tasya, sekian terima kasih" ucap singkat dan padat Leon.

Leon pun kembali ke belakang podium dan digantikan oleh Tasya.

"Oke adik-adik kakak akan mempersingkat saja bahwa hari ini kalian hanya akan mengumpulkan tanda tangan pengurus osis yang telah kalian buat struktur organisasinya kemarin dan kalian bisa mengambil bukunya di pembimbing kelompok kalian" jelas Tasya dengan senyum manis.

"Ohh iya satu lagi jika ada yang tidak mendapatkan tanda tangan bahkan hanya satu orang, peserta tersebut akan mendapat hukuman jadi pastikan kalian mendapat semua tanda tangan semua pengurus. Apa kalian paham??"

"Paham kak"

Setelah diberi arahan peserta mos pun dibubarkan.

***

Beberapa menit sebelum acara pembukaan dimulai.

"Ca kamu tau ga kemarin ya aku nemu cogan lohh" ucap Dina dengan antusias.

"Bukannya dimata Dina semua cowok itu ganteng yah??" tanya Ica polos.

"Dihh ngawur kamu, tapi aku serius tau" jawab Dina dengan cebikan dibibirnya.

"Iya udah emang siapa cowoknya??"

"Aku ga tau sih hehehe soalnya belum sempet kenalan juga"

"Ihh Dina ga usah ngomong kalau kaya gitu"

"Ya maaf, tapi bener tau cowonya tuh ganteng banget senyumnya juga manis terus ya ..."

Ica yang tadinya menyimak walaupun malas teralihkan oleh suasana yang menjadi hening membuat Ica mau tak mau mencari dimana pusat perhatian tersebut dan Ica menemukan seorang pria berjas almamater yang sedang berjalan menuju belakang podium.

Degg.. degg..

Ica menyentuh dadanya dan merasakan degup jantung yang berdetak sangat kencang. Meskipun Ica belum melihat bagaimana rupa dari pria tersebuat tapi ia bisa merasakan bahwa ia memang mengenali sosok tersebut.

"Ckk Ca kok kamu ga dengerin aku sih" ucap Dina dengan menyenggol tangan Ica membuatnya tersadar akan keterpakuannya.

"Din di..dia" ucap Ica sambil menunjuk pria yang menjadi perhatiannya.

"Ada apa sih??"

Dina pun melihat kearah yang telah ditunjuk Ica tadi dan menemukan sosok yang telah membuat sahabatnya ini menderita.

"Ckk ngapain tuh orang disini sih" gerutu Dina.

Ica tak menghiraukan Dina yang terus menggerutu, Ica hanya fokus pada satu titik yaitu sosok cinta pertamanya.

🌸🌸🌸

Jangan lupa Follow, Vote dan Comment ya

PINOCCHIO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang