Tengah malam

16 5 0
                                    

"Rara, kenalin ini tante Tari. Tetangga baru kita" ucapan ibu membuat tangan ku otomatis menyalami tangan Tari.

"Cantik sekali Rara" Puji tari yang ku balas dengan senyum Tipis.

Cukup lama kami berbincang hingga makan malam pun usai.
Satu hal yang ternyata benar, ketika Tari mengatakan jika anaknya juga kuliah di Kampus yang sama denganku.

Namun ia selalu pulang telat karena di sibuk kan dengan organisasi Kampus.

Malam semakin larut, Ibu teri berlalu pergi meninggalkan rumahku. Aku membantu ibu membereskan Piring setelah usai makan tadi.

"Bu, Tante tari kok keliatannya murung bu?" Tanya ku menyelidik.

"Ibu juga kurang tau pasti, tadi dia hanya bilang kalau pindah kesini karena keluarga sedang bermasalah" jelas ibu, yang ku dengarkan secara seksama.

"Emang masalah apa bu?" tanya ku lagi.

"Sudahlah, sana tidur. Ini sudah larut malam" jawab ibu, sembari berlalu meninggalkan ku yang masih berada di dapur.

Semalaman pikiran ku tertuju pada Tante Tari, wajah yang sepertinya pernah aku lihat. Dan itu aku lupa dimana.

Tapi pikirin itu berusaha ku tepis, setelah beberapa saat ku dengar ada suara motor tepat berhenti disebelah rumah ku.

Siapa yang bertamu jam segini?
Sembari melangkah menuju jendela kamar yang mengarah ke halaman rumah.

Ada seorang lelaki membuka helm hitam miliknya, dengan seksama aku memperhatikan wajah dibalik helm tersebut.

Namun wajahnya tidak bisa kulihat dengan jelas karena lampu teras rumah tante Tari yang mati.

Belum Genap SetahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang