REVISI
Blora berhasil memutuskan tali rantai itu, langit mulai gelap aura Blora pun terlihat biru kegelapan.
Blora menghampiri dua orang preman itu dan mencekik leher kedua preman itu sekaligus.
Rico dan Afran yang setegah sadar melihat Blora seperti seorang iblis, sangat terkejut Blora berubah seperti itu.
Kedua preman itu memekik kesakitan karna cekikan Blora yang sangat keras.
"Lora stop Lora." Lirih Riko.
"L-Lora udah nanti tu orang mati." Ucap afran yang sudah di bantu bangkit oleh Riko,
"LORAA." Teriak mereka berdua.
Blora tersadar dan melepaskan cekikan itu. Blora mengelap sedikit wajahnya yang penuh darah.
"Ra lo gapapa?" Tanya Afran panik
Lora terkejut melihat baju yang ia pakai seketika berubah menjadi gaun biru tua yang indah,
"Ko lo bisa gini Ra?" Tanya Riko terkejut,
Blora bingung mau bicara apa di depan kakak kelasnya ini, "Ka pliss ya jangan bilang bilang,"
Mereka berdua tak bisa berkata apapun, seakan bisu sejenak saat melihat penampilan Blora yang terlihat bagai dewi,
Wajah yang berlumuran darah, namun auranya tak bisa bohon jika dia terlihat seperti seorang dewi,
"Kenapa lo bisa gini Ra?" Tanya Rico yang masih tidak menyangka.
"Aku ga bisa jelasinnya," Balas Blora panik.
Pikiran mereka penuh dengan pertanyaan pertanyaan aneh, Blora pun merasakan kebingungan mereka. Mungkin sebentar lagi ia akan menuruni kemampuan baca pikiran.
"Nanti aku akan jelaskan semuanya ka tapi kaka janji jangan bilang ke yang lain. Preman ini akan tidur selama seminggu lamanya karna saat aku mencekiknya aku sudah mengeluarkan racun yang membuatnya tidur panjang. Jadi ketika mereka bangun mereka akan menganggapnya mimpi karna mereka telah tidur panjang." Jelas Blora.
Mereka berdua mengangguk paham.
"Gimana sama muka lo? Baju lo?" Tanya Afran.
Blora sendiri bingung juga bagaimana ia harus berubah lagi.
"Ka di situ ada air di botol tolong kaka ambilin." Kata Blora yang melihat botol air minum bekas preman preman itu,
Setelah di ambilkan air minum Blora membersihkan wajahnya. Namun wajah Blora masih mengeluarkan darah dari pipi dan plipis nya karna Rila mengoreskan pisau lipat nya ke beberapa arah wajah Blora.
"Muka lo kenapa bisa gini?" Tanya Rico.
Blora menundukan kepalanya.
"Ka Rila menggoreskan pisaunya ke wajah aku" Ucap Blora yang sudah menangis karna wajahnya sudah tak secantik dulu.
Rico mendekap tubuh Blora, tak lama tubuh Blora tidak lagi mengeluarkan aura biru gelapnya dan gaunnya pun sudah terganti dengan kemeja sekolahnya lagi.
Rico dan Afran pun kaget melihat kejadian di depan matanya. Rico melepas dekapan itu.
"Mending kita ke depan. Yang lain udah ngurus maya dan yang lainnya. Kita janji ga akan bilang ke mereka." ucap Afran serius, karna ia yakin ini adalah hal yang serius.
Blora mengagukan kepalanya dan masih menangis.
Setelah keluar terlihat Bima dan teman teman Blora sudah menghukum Maya serta teman temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Worlds [REVISI]
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [KOMEN SELAGI BACA] [VOTE SESUDAH BACA] Cerita seorang gadis yang ternyata di perebutkan dua lelaki tampan. Bukan hanya lelaki pada umumnya, melainkan seorang Alpha terbesar dan bad boy yang sangat terkenal di seluruh penjuru s...