REVISI
"Alpha, di luar kastil banyak serangan dari Naung." Ucap salah satu pasukan yang menghampiri Rey
"Belum puas sekali Naung Naung itu." Gumam Rendra.
"Karna mereka mengincar Lora dan temannya karna mereka mencium bau darah manusia." Jelas Pelangi.
"Hah kita dong?" Tunjuk Afran kepada dirinya dan Riko.
"Kita keluar kastil sekarang. Bawa pasukan yang lain juga." Perintah Rey.
"Siap Alpha."
"Kalian bertiga tunggu di sini. Kalo salah satu Naung itu masuk kalian pindah ke ruang bawah tanah, karna Naung itu pemciumannya sangat tajam." Ucap Rey.
"Aku ikut ya." Pinta Blora.
"Ngga kamu tunggu di sini." Balas Rey.
"Tapi aku bisa." Bantah Blora.
"Aku ga suka di bantah. Kamu tetep di sini." Ujar Rey penuh dengan penekanan.
Blora meneguk salivanya dengan susah payah. "Y-ya tapi kenapa?" Tanya Blora.
"Ra denger aku, aku ga mau kehilangan kamu. Ratusan tahun saya hidup untuk cari kamu, sekarang aku udah dapetin kamu dan aku ga mau kehilangan kamu gitu aja, serangan dari Naung ga ada yang ga bahaya Ra, jadi nurut apa kata aku," Jelas Rey
Blora terpaku mendengar perkataan Rey, sementara itu
"SEMUA PASUKAN UDAH DI LUAR KASTIL ALPHA. BANYAK YANG TUMBANG PASUKAN KITA KARNA NAUNG NAUNG ITU SANGAT BANYAK DAN KUAT." Teriak salah satu pasukan dari ambang pintu.
Rey keluar dari kastilnya bersama Rendra, Pelangi serta Arda.
"Akkhhh." erangan Naung itu.
"Wah wahh Alpha kalian udah keluar ya." Ucap salah satu naung yang di mulutnya sudah berkeluaran darah.
Rey mulai memukul satu persatu Naung Naung itu dengan tenang. Begitu pula dengan Pelangi, mereka sangat santai,
Arda dan Rendra melakukan itu dengan bersama. Mereka melakukan pertarungan itu dengan sangat mudah karna kekuatan mereka lebih besar dari pada Naung Naung itu.
Saat setengah dari pasukan Naung tumbang, Rey merasakan ada yang janggal dari Naung Naung yang sudah tumbang berjatuhan.
Ternyata tubuh Naung yang sudah tumbang bertambah besar, saat itu juga Naung tersebut bangkit,
"Ko bisa kan udah mati." Kata Pelangi yang melihat perubahan monster itu dengan yang lebih besar dari yang tadi mereka lawan.
"Mereka minum buah terlarang yang berupa pill." Ucap Rendra sambil memperhatikan Monster Monster itu.
"Uhh saatnya memulai pertarungan yang sesungguhnya." Ucap Pelangi yang merenggangkan otot ototnya.
"Arrrgggghh." Erangan Naung Naung itu berbarengan.
Melihat itu Arda langsung berlari dan merobek mulut Naung itu. Banyak bercak merah dan kental di seluruh sekitar kastil.
Melihat Arda, pelangi pun tak mau kalah dengan cara Arda bertarung.
"Ar aku udah membunuhnya 3." Sombong Pelangi pada Arda.
"Oke kamu ngajak taruhan?" Tanya Arda yang sedang berusaha mematahkan tubuh Naung Naung itu.
"Tentu saja. Siapa yang paling banyak membunuh,dia yang dapat hadiah dari Alpha. Bukan begitu Rendra?" Tanya Pelangi yang sudah berhasil memotong motong bagian kaki Naung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Worlds [REVISI]
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [KOMEN SELAGI BACA] [VOTE SESUDAH BACA] Cerita seorang gadis yang ternyata di perebutkan dua lelaki tampan. Bukan hanya lelaki pada umumnya, melainkan seorang Alpha terbesar dan bad boy yang sangat terkenal di seluruh penjuru s...