REVISI
Lora yang baru sampai ke rumahnya sekitar jam 1 malam. Ia pergi ke kamarnya mengendap endap agar orang tua mereka ga bangun dan di bantu oleh Bima.
Berhubung mulai besok orang tua Blora pergi keluar kota Blora dan Bima bisa tenang karna agar mereka tak melihat wajah Blora yang penuh jahitan jahitan.
Keesokan paginya Bima bangun sangat pagi pagi karna saat orang tua Blora pergi mereka tak harus melihat Blora. Biarkan Bima mencari alasannya sendiri.
"Bang mama sama papa berangkat dulu ya." Ucap Dinda.
"Iya mah. Jangan lupa oleh oleh yang banyak ya." ucap Bima dengan cekikikan.
"Lora mana Bim?" Tanya Bayu.
Bima langsung keringat dingin karna ia belum sempat mencari alasan.
"Eh itu pah katanya Lora pusing jadi nanti bima salamin aja." ucap Bima yang menggaruk tekuknya yang tidak gatal.
"Hah? Lora sakit bang. Coba mamah mau liat dulu." ucap Dinda buru buru.
'Mampus gue.' batin Bima.
"Bukan sakit mah dia cuma eum dia cuma cape tadi Bima udah bangunin katanya nanti Lora telepon mamah sama papah aja." ucap Bima yang sudah keringat dingin.
"Yang bener?"
"Iya bener. Yaudah kalian berangkat aja nanti kalian telat." ucap Bima.
Mereka pun berangkat keluar kota selama sebulan lamanya.
"Ra udah aman." teriak Bima dari ruang tamu.
Lora segera turun dari kamarnya saat mendengar bahwa rumahnya sudah aman. Emang ada maling.
"Bang muka Lora bakal sembuh ga si." ucap Blora sedih.
"Iya Lora princes abang. Lora mau gimana pun cantik kaya seorang dewi." ucap Bima.
Deg
Seakan jantungnya berdetak cepat mendengar kata dewi.
Ia terfikirkan lagi dengan keadaan Rey. Memang akhir akhir ini Rey tak mengabarinya lewat pelangi selama berminggu minggu.
Apakah Rey lupa padanya. Blora segera pamit untuk ke kamarnya lagi dengan alasan ingin tidur lagi.
Blora menggambil ponselnnya dan segera menghubungi Pelangi dan Arda.
Mereka akan bertemu di sebuah cafe terdekat. Blora mengajak Afran dan Rico karna ia sudah janji untuk memberitahunya dan siapa tahu mereka bisa membantu Blora.
Blora pergi keluar memakai topi dan masker untuk menutupi luka luka yang di jahit. Luka Blora belum terlalu kering namun Blora paksakan memakai masker.
"Ra mau kemana kamu?" Tanya Bima.
"Lora mau nemuin pelangi dulu bang ada urusan penting." ucap Blora.
"Kamu belum sembuh total. Ga usah ya." bujuk Bima.
"Ngga bang. Ini urusannya lebih penting." tegas Blora dengan serius.
"Urusan apa si Ra?" Tanya Bima heran.
"Abang ga perlu tau. Pokonya Lora mau abang ga usah ikut Lora." ucap Blora.
Bima terkejut dengan ucapan Blora. Tak biasanya Blora tegas seperti itu. Blora yang biasa adalah Blora yang selalu berbicara lembut kepada siapa pun tapi ini Blora berbeda.
Blora pun segera keluar dan menahan rasa sakit di wajahnya. Setelah bertemu teman temannya di cafe Blora pun segera menghampirinya.
"Ra muka kamu kenapa?" tanya Arda.
"Kaya nya kalo ngomong di sini ga aman deh banyak orang. Kita ke arah hutan aja gimana?" Tanya Pelangi.
"Hutan?" Tanya Afran dan Riko berbarengan.
Pelangi mengode ke Blora 'mengapa mereka ikut'
"Mereka tau. Maafin aku Nggi, nanti aku ceritain semua." jawab Blora yang sudah berkaca kaca matanya.
Arda membawa Rico, pelangi membawa Blora dan Afran dengan lari kecepatan tingginya itu.
Mereka hampir saja terjatuh akibat Pelangi dan Arda membawanya terlalu cepat.
Setelah mereka di hutan mereka berhenti.
"Lo ini robot atau apa sih." tanya Afran yang masih ngos ngosan.
Akhirnya mereka menjelaskan kejadian saat Blora di sekap dan Afran dengan Riko sudah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Jangan heran jika mereka tak percaya jika mereka berteman dengan seorang dewi.
"Gue masih ga paham," Kesal Afran,
"Walau otak gue masih di atas rata rata otak Afran gue juga ga paham." Timpal Riko.
Arda menggunakan sihirnya untuk membantu luka Blora, di depan Afran dan Riko semua luka yang di wajah Blora hilang seketika dalam beberapa detik.
"Ga mungkin, ini pasti mimpi kan!" Afran terkejut,
"Arda, kenapa?" Tanya Blora ketika melihat wajahnya dengan cermin,
"Gapapa Ra, Arda emang bisa nyembuhin orang dan ini menurut dia mudah," Jelas Pelangi,
"Mu-muka aku mulus lagi?" Tanya Blora gembira,
Arda mengangguk,
Bersambung..
Follow ig : @alyl2403_
: @lembaran_tyaraaly
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Worlds [REVISI]
Science Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] [KOMEN SELAGI BACA] [VOTE SESUDAH BACA] Cerita seorang gadis yang ternyata di perebutkan dua lelaki tampan. Bukan hanya lelaki pada umumnya, melainkan seorang Alpha terbesar dan bad boy yang sangat terkenal di seluruh penjuru s...