Raquels Pov
Pagi ini berbeda, aku benar-benar semangat. Tidak sabar untuk bertemu Mr.Tumnus membicarakan dunia luar bersama dia. Seperti biasa aku mengambil beberapa makanan, coklat panas dan susu.
"Mr. Tumnus?"
Dia meringkuk dipojok ruangan, melihatku lalu tersenyum.
"Who are you?"
Suara itu berasal dari sel sebelah, ada seorang anak lelaki disana. Mungkin lebih tua dariku satu atau dua tahun.
"You are Lucy Pevensie brother"
"Im Edmund"
"Kalian mempunyai hidung yang sama. Your sister, she arlight? if she safe?"
"I don't know" Jawabnya dengan sedih.
"Ehm, Hai. im Raquels. Keponakan aunt Jadis"
Edmund mentapku sinis, lalu tak lama aunt datang mengatakan bahwa keluarga Edmund tidak ditemukan.
"Raquels, dear. What are you doing here?" nadanya lembut, tapi aku tahu dari tatapannya dia sedang marah. Aku hanya diam tidak menjawab masih duduk di sel Mr.Tumnus. Dia hampir membunuh Edmund tetapi tertahan karena Edmund menyebut nama Aslan.
Mr.Tumnus menoleh kearah Edmund, lalu Mr.Tumnus menyela dan langsung mendapatkan pukulan tongkat dari kurcaci.
"Hei! Tidak usah kasar dong" Ucapku membentak, kurcaci itu hanya menunduk lalu sedikit merapat ke arah aunt Jadis. Aunt memanggil penjaga lalu menyuruh melepaskan Mr.Tumnus dengan cara yang kasar lalu Mr.Tumnus dibawa keatas.
Edmund memeluk lututnya, merasa bersalah.
"Hei, Ed! Its Alright, i believe your family safe."
"Kau keponakannya kan? Kenapa tidak menolong faun itu? Pergi dari sini, tidak berguna" Ucapnya marah, aku pergi dari sana berharap semua akan baik-baik saja.
Aku pergi keatas melihat keadaan Mr.Tumnus, ternyata dia sudah menjadi batu. Tertawa miris, ternyata selama ini aku dibesarkan oleh pembunuh yang kejam. Harapanku hanya satu, sosok bernama Aslan itu bisa membebaskanku, mengeluarkanku dari penjara ini.
Dini hari aku berjalan keluar ada banyak mahluk menyeramkan disana. Aku melihat Edmund terikat di pohon, baru saja aku ingin melepaskan nya. Tiba-tiba ada penyerangan, mereka membawaku dan Edmund. Yang kutahu, aku pingsan ditengah perjalanan.
-----
Aku membuka mataku perlahan. Hei! Disini terang, ada banyak warna disini. Astaga aku senang sekali, tenda mereka lucu-lucu. Seperti karnaval yang kubaca di buku cerita. Aku masih mengamati sekitar sampai seorang menepuk bahuku pelan.
"Peter Pevensie, saudara Edmund"
Aku menjabat tangannya "Raquels Lavuisyen" dia tersenyum, melihat kearah atas. Disana ada Edmund dan singa besar terlihat sedang berbicang.
"Edmund!" Gadis kecil memanggil, akhirnya singa itu turun bersama Edmund menghampiri kita. Gadis itu memeluk Edmund. Kalau dilihat sepertinya dia hanya satu atau dua tahun dibawahku.
"And who are you, beautiful girl?" gadis yang lebih dewasa dariku bertanya
"Raquels Lavuisyen, ehm- keponakan aunt Jadis" ucapku pelan, aku takut tidak diterima disini karena tanteku orang jahat.
"Susan Pevensie, dan ini yang paling kecil Lucy"
"Who is Aslan?" pertanyaanku muncul begitu saja, lalu mereka menatap kearah singa itu, aku menoleh membungkuk hormat.
"Perwakilan aunt, aku minta maaf"
"Raise up, Princess. I know who you are. I know you are not like her. Your kind, brave, and lovely. She's not deserve you, stay with us. I promise i take care of you"
Singa itu pergi, lalu Peter menyuruh Edmund untuk istirahat.
asik udh ketemu, jan hujat ak ges ak tau ini ngaco bgtt, bertelete anjirt😭 intinya kalo ada saran masukan blg aja pls, biar gua jg belajar ahahahahhaa ok tengs yg mau baca🥺 btw umur si Raquels tu dipertengahan umur nya Lucy sm Ed, jdi dia lebih tua dari Lucy tapi lebih muda dari Ed. ok gays👍🏻🤙🏻 bosenin ajrit typing gua😔
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT | narniaboys x reader
Fanfiction- The King falling with her, and she's falling with his brother. And hows about the prince? he's falling too with this little girl. At the end, she just choose one. Who is he? "Yeah, kau disini hanya untuk mengacau, kan? sama seperti tantemu itu, Ja...