Raquels Pov
Aku keluar dari tenda, melihat mereka sedang berlatih. Susan berlatih memanah dengan Lucy. Edmund dan berkuda sambil berlatih pedang. Berang-berang menghampiri mereka lalu berkata Jadis datang untuk menemui Aslan.
Tiba-tiba keadaan ricuh antek-antek jadis memang se-heboh itu. "Ada penghianat diantaramu, Aslan" ucapnya sambil mentap Edmund. Sedangkan aku hanya menyembunyikan diri di belakang Peter. Berharap dia tidak melihat.
"And where is my Princess? Kau menyembunyikannya?"
Aku memunculkan diri perlahan, masih menunduk. "Great! kau sudah berani kabur. Pengawal! Bawa Raquels ke istana" perintahnya sebelum masuk untuk berbica dengan Aslan.
Pengawal itu mendekatiku, dan Peter langsung mengeluarkan pedang nya. "Ask her, whats she want"
Aku memegang baju Peter, aku gugup. Kali ini Jadis membawa banyak prajurit, aku takut membuat keributan jika menolak. Tapi aku tidak ingin berada disana, mereka salah. Mereka kejam, aku ingin berada di pihak yang benar.
"I-i wanna s-stay h-here, please" memelas dan masih menunduk. Tidak lama, Jadis keluar bersama Aslan. Menatap Edmund dan melihat kearahku.
"Raquels! Come here!" Perintahnya, aku diam tidak bergerak. "Raquels Lavuisyen!" Lagi, kali ini membentak.
"No! I wanna stay here" Kali ini aku mendongak, nada bicaraku tegas. Aku tidak takut dengan Jadis. Dia tidak mungkin menyakitiku.
"She don't wanna go. Leave her"
"She's mine! You don't have to permission to keep her"
Aslan mengaum dan Jadis langsung jatuh di tempat duduknya. Semua orang bersorak karena Edmund tidak jadi dibunuh. Aku memperhatikan raut wajah Aslan, dia murung.
Malam hari, aku tidur ada bayangan Aslan ditenda Lucy dan Susan juga terbangun. Kita mengikuti kemana Aslan berjalan. Meja batu tujuannya. Hei, aku tahu cerita meja batu itu. Apa Aslan akan menyerahkan diri?
Kami bertiga sembunyi di semak-semak. Ada Jadis dan prajuritnya disana, selama Aslan berjalan mereka mengejek, bahkan bulu Aslan dipotong. Dia di ikat, sumpah aku tidak kuat melihat semua ini. Jadis mendekati dia, menariknya secara kasar.
Dia menusuk Aslan dengan pisau, lalu mereka bersorak.
"The great cat! Is dead!"
Kami bertiga menangis, tentu saja. Lalu menghampiri Aslan di meja batu itu. Tikus-tikus melepaskan ikatan Aslan. Lucy bahkan mau memberikan penawarnya, tapi terlambat. Aslan sudah tiada.
Akhirnya kami tertidur di badan Aslan sambil memeluknya. Pohon membawa kabar ke tenda kalau Aslan sudah tiada.
bsk perang🤭 ges sumpah gua makasi bgt buat lu olang yang udh mau baca🥺 cz for the first time gua nulis ada yang komen anj kea seneng bgt gt huhuhuu lebay bgt mmf. i still need ur vote and comment, sumpah gua syg bgt sm lu semua fix🥰🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT | narniaboys x reader
Fanfiction- The King falling with her, and she's falling with his brother. And hows about the prince? he's falling too with this little girl. At the end, she just choose one. Who is he? "Yeah, kau disini hanya untuk mengacau, kan? sama seperti tantemu itu, Ja...