Kontrak

5.3K 774 51
                                    

"Won."

"Hm?"

"Kalau jadi pacar bohongan kamu, saya dapet apa?"

Wonwoo yang lagi ngunyah rotinya tiba-tiba berhenti. Dia alihin pandangannya ke Mingyu yang sekarang lagi minum kopi paginya. Alisnya perlahan naik sambil ngelanjutin kunyahannya.

"Ya dapet gue?"

'CRINGE BANGET WONWOO!!!!' jerit Wonwoo dalam hati dengan muka sok tenangnya.

"Dapet kamu tuh gimana maksudnya?"

Waduh.

Kok pembicaraannya ngebuat Wonwoo jadi mikir aneh-aneh ya.

"Yaaa, dapet gue?" kata Wonwoo bingung. Matanya cuma bisa natap Mingyu yang sekarang mulai makan rotinya tanpa alihin pandangannya dari Wonwoo.

Mingyu ngehela nafasnya, "Dapet apa, Won?" tanya Mingyu sekali lagi.

Wonwoo cuma bisa ngebasahin dan ngegigit bibir bawahnya pelan. Matanya perlahan dia alihin dari Mingyu, nyoba nyari alesan yang bisa masuk ke orang dengan umur lebih tua 4 tahun dari dia. Kakinya di bawah meja cuma bisa dia gerak-gerakin pelan tanpa ngebuat suara apapun, yang penting sekarang cemasnya bisa hilang.

"Mmm, Mas Mingyu mau apa?" tanya Wonwoo tanpa natap Mingyu. Tangannya pelan-pelan ngegaruk tengkuknya, nggak pengen keliatan gugup tapi kayaknya Wonwoo harus sadar kalo dia gugup parah.

"Won, sini." kata Mingyu sambil nepuk kursi di sampingnya.

Tiba-tiba Wonwoo keinget kejadian kemarin, "Nggak ah!" tolak Wonwoo.

"Oke, saya yang kesitu."

Drap drap drap.

"Mas Mingyu mau ngapain!"

"Hm? Duduk doang."

"HAH?"

Wonwoo yang ngeliat Mingyu duduk di sampingnya mendadak bingung. Matanya cuma bisa ngeliatin Mingyu yang ngunyah rotinya sambil minum kopinya pelan-pelan. Mingyu ngeliatin Wonwoo yang bingung cuma senyum, pengen ketawa.

"Ngarep yang lain ya?"

"ENAK AJA!"

Mingyu cuma bisa nahan ketawa di samping Wonwoo. Matanya tetep ngelirik Wonwoo yang sekarang mukanya mendadak merah kayak kepiting rebus, merah banget. Gemes, tapi galak banget.

"Wonwoo."

"APA?!"

Mingyu yang denger suara sebel Wonwoo masih nyoba buat nahan ketawanya, "Kok marah?" tanya Mingyu pelan.

"Siapa yang marah?!" kata Wonwoo sebel.

"Kamu." kata Mingyu singkat.

"Gue? Apaan sih gue nggak marah!"

Mingyu mendadak ketawa pelan karena nggak bisa nahan ketawa lagi. Wonwoo yang diketawain cuma natap Mingyu sinis, "Apa sih?!" tanya Wonwoo kesel.

"Ayo berangkat." kata Mingyu sambil berdiri dari tempatnya. Ekor mata Wonwoo cuma bisa ngeliatin sebel Mingyu yang jalan ke arah dapur untuk naro piring dan gelas kotornya.

Wonwoo ngehela nafasnya pelan, "Sabar Won, sabar." gumam Wonwoo pelan.

Wonwoo akhirnya mau nggak mau ngikutin Mingyu yang udah mulai pake jas hitamnya di atas sofa. Setelah dirasa rapi, Mingyu nyoba buat deketin Wonwoo yang lagi nyuci piring punya dia dan Mingyu.

"Piringnya nanti aja saya yang nyuci." kata Mingyu sambil meluk Wonwoo dari belakang.

Deg deg deg

"Ayo jalan, saya udah telat." kata Mingyu sambil nyiumin leher Wonwoo.

PLAK!

"ADUH! Kok saya dipukul?"

Setelah mukul pipi Mingyu, Wonwoo buru-buru matiin keran dan ngelepasin pelukan Mingyu. Kakinya langsung lari ambil tas di sofa dan pake sepatu di deket pintu masuk apartemen.

"A-APAAN SIH MAS MINGYU?!" teriaknya sambil ngiket tali sepatunya.

"Kan pacar saya, masa nggak boleh? Kamu malu?"

"APA SIH ENGGAK TUH NGAPAIN MALU?!"

BRAK!

"AAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!"

Mingyu yang ada di dalam apartemen cuma bisa ketawa ngeliat kelakuan Wonwoo. Suara teriakan yang tadinya kedengeran di luar pintu pelan-pelan ngejauh. Sekarang yang tersisa cuma rasa sakit di pipi Mingyu karena pukulan Wonwoo.

"Anak gemesin." kata Mingyu sambil geleng-geleng dan ketawa.

💜💚🚪

Flatmate! ✿ Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang