Sarapan Bersama

9.9K 1K 39
                                    

"Hoamh..."

Cklek.

"Loh, apaan nih?"

Wonwoo yang baru saja keluar dari kamarnya mendapati Mingyu dengan apron biru tuanya. Tangannya beberapa kali mengusap kasar matanya, berharap kejadian ini hanya mimpi sebab Wonwoo tiba-tiba saja lupa ingatan.

Lupa kalau sekarang dia sudah ada teman baru di apartemen yang dia sewakan.

Lah iya juga, kan dia baru pindah kemaren, ucapnya dalam hati.

"Mas Mingyu masak?" tanya Wonwoo sambil mendudukan diri di kursi pantry, basa-basi.

"Eh, baru bangun?"

Wonwoo menganggukkan kepalanya, "Baru aja. Perasaan gue nggak nyiapin apapun di kulkas, kok Mas Mingyu bisa masak?" tanyanya heran.

Mingyu tertawa di sela kegiatannya, "Tadi pagi saya ke pasar karena tau kamu nggak mungkin masak." katanya percaya diri.

Wonwoo menatap lelaki itu sebal, "Kata siapa nggak mungkin masak?!" ucapnya ketus sambil menopang dagunya.

"Coba ngobrol sama cup mie yang numpuk udah dari tiga hari lalu."

Wonwoo terdiam di tempatnya.

Ternyata Mingyu orang yang detail, nggak kayak dia.

"Ganti topik!"

Mingyu hanya tertawa mendengar suara ketus Wonwoo di tempatnya. Lelaki itu membalikan badan dengan teflon dan spatula kayu di tangannya, menatap Wonwoo sambil tersenyum.

"Boleh tolong ambilin piring?"

Wonwoo beranjak dari tempat ke rak piring di dapurnya. "Yang mana aja kan, Mas?" tanya Wonwoo sambil menatap beberapa piring di depannya.

"Iya, yang mana aja. Yang kamu suka juga boleh."

"Oke."

Pilihan Wonwoo jatuh pada dua piring plastik berwarna biru muda polos di tangannya. "Nih, Mas!" kata Wonwoo sambil meletakkan piringnya di atas meja pantry.

Wonwoo hanya menatap Mingyu menata makanannya dan Mingyu. Perutnya beberapa kali bersuara karena sejak semalam belum makan. Matanya berbinar menatap makanan rumahan di depannya, mengingat Wonwoo hanya makan makanan siap saji sebelumnya.

"Nih. Kemarin belum makan, kan?"

Wonwoo menganggukkan kepalanya.

"Kayaknya selama sama Mas Mingyu, gue bisa perbaikan gizi deh."

Mingyu terkekeh pelan sambil melepaskan apronnya, "Mungkin kita perlu bagi-bagi tugas buat ngurusin apartemen, gimana?" tanya Mingyu.

Wonwoo menganggukkan kepalanya sambil mengambil dua sendok di samping kanannya, "Boleh, tapi yang pasti kerjaan Mas Mingyu disini mah masak. Gue mana bisa masak. Nih, Mas." katanya sambil menyerahkan satu sendok biru di tangannya.

"Boleh, tapi pas belanja bulanan mungkin bisa bareng kali ya? Sekalian beli keperluan kamu semisal kamu butuh." kata Mingyu diikuti anggukkan Wonwoo.

"Boleh kok. Mau hari ini apa gimana, Mas?" tanya Wonwoo sambil menyuapkan makanannya.

"Nanti sore gimana? Saya baru pulang jam 5 sore."

Wonwoo mengangguk, "Oke! Mas, gue boleh jujur nggak?" tanya Wonwoo sambil menyuapkan makanannya lagi.

Mingyu mengalihkan pandangan dari makanannya, "Jujur apa?" tanya Mingyu serius.

"Makanan lo enak banget asli. Gue kayaknya beneran perbaikan gizi sama lo."

Mingyu tertawa pelan, "Makannya pelan-pelan." katanya.

"Nambah boleh?"

"Bayar ya, masakan saya nggak gratis."

Mata berbinar Wonwoo perlahan menghilang digantikan tatapan sedih, "Ah gila sih." katanya sedih.

"Hahaha, bercanda. Makan yang banyak!"

"AAAAAAAAA! Makasih, Mas Mingyu!"

Hari pertama Wonwoo dan Mingyu sebagai flatmate bisa dibilang cukup menyenangkan. Suasana sunyi senyap yang biasanya Wonwoo jumpai beralih ke suasana yang lebih hidup daripada sebelumnya. Mungkin saja, setelah ini hidupnya jadi lebih berwarna berkat lelaki tinggi dengan setelan jas dan kemeja di depannya.

Mungkin saja karena tidak ada yang tau hari esok.

💜🚪💚

Flatmate! ✿ Meanie✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang