Chapter 21 Rengoku's House

1.3K 130 3
                                    

Di ruang tamu

"Oh dia benar-benar anak yang pintar."ucap wanita yang memakai sanggul rambut.

"Ya, aku sedikit depresi karena sulit mempunyai anak, tapi sekarang aku lega karena seorang anak baik hadir di keluarga kami."ucap wanita paruh baya.

"Meskipun kami tidak memiliki hubungan darah, aku mendukung nya agar sukses mengikuti jejak ku, seperti yang biasa dilakukan orang tua."ucap laki-laki paruh baya.

"Tapi dia punya penyakit kulit dan tidak bisa keluar saat siang hari."ucap wanita paruh baya sambil memasang wajah sedih.

"Oh kasihan sekali..."ucap para tamu.

"Sesegera mungkin, akan sangat bagus jika kita bisa menciptakan obatnya di perusahaan kita."ucap wanita memakai sanggul rambut.
.
.
.
.

Di kamar

Terlihat seorang anak laki-laki berusia sekitar 9 atau 10 tahun sedang membaca buku. Seketika pintu kayu yang ada disampingnya tergeser oleh seseorang. Angin malam yang berhembus ke dalam menerbangkan beberapa helai rambut anak itu.

"Saya tiba untuk memberi laporan."ucap iblis berambut pink tersebut.

"Muzan-sama."sambungnya lagi.

Anak yang di panggil dengan nama Muzan itu langsung merubah matanya dan urat-urat yang dahinya langsung tercetak jelas.

"Apa kau menemukan apa yang sudah kita bahas sebelumnya?"ucap Muzan dengan wajah seramnya.

"Saya telah melakukan beberapa penyelidikan, tapi tidak ada informasi yang dapat diandalkan. Dan saya bahkan tidak bisa memastikan ke beradaan nya ...."ucap iblis berambut pink tersebut.

"Saya tidak dapat menemukan Bunga Lily Laba-laba Biru."ucapnya lagi.

"Jadi?"ucap Muzan.

"Selanjutnya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi harapan anda."ucap iblis berambut pink tersebut.

"Dan saya benar-benar minta maaf Muzan-sama. Saya tidak berhasil membunuh pilar dan 3 pemburu iblis yang ada di sana Muzan-sama." ucapnya lagi

"Apa!!!"ucap Muzan.

"Kenapa kamu tidak berhasil membunuh mereka Akaza?!"ucapnya lagi sambil menunjuk ke arah Akaza.

Seketika tubuh dan wajah iblis itu muncul retakan dan darah yang keluar dari retakan tersebut.

"Seorang gadis bernama Himeko membantu mereka Muzan-sama."ucap Akaza.

"Sepertinya gadis itu juga salah satu dari pemburu iblis Muzan-sama."ucapnya lagi.

" Apa maksudnya ini ? Kenapa kamu kalah dari seorang gadis Akaza?!"ucap Muzan sambil meremas buku yang dia lihat.

Wajah dan tubuh iblis itu terus retak dan retak dan tidak lupa juga darah yang terus keluar dari retakan tersebut.

"Yang ku inginkan adalah pembasmian total terhadap pemburu iblis. Bunuh semuanya dan jangan sampai aku melihat masih ada dari mereka yang hidup."ucap Muzan.

"Tapi kamu kalah dari seorang gadis pemburu iblis, AKAZA!!!"ucap Muzan.

"Seharusnya ini tidak susah, tapi kau masih saja tidak berhasil..."ucap Muzan.

"Apa maksudnya ini?"ucap Muzan sambil merobek buku.

Buku sudah dirobek terbang ke segala arah dan menampilkan Muzan dengan wajah seramnya tidak lupa juga kuku tangannya yang panjang dan muncul taring di giginya.

"Kenapa kamu kalah dari seorang gadis pemburu iblis Akaza?! Dan aku secara khusus mengizinkan mu ke sana karena kau dekat dengan lokasinya Akaza!!!"teriak Muzan dengan wajah yang masih seram.

Kimetsu No Yaiba : Ishimoto no bōkenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang