-
-"Sungchanie ngompol, yaa?"
"ndaa koo~"
"Terus kenapa celananya basah hm? Anak mama ngompol nih pasti."
"Iih, ndaa ngompol koo mamaa~"
Bocah berumur empat tahun itu menggeleng tidak terima mendapat tudingan dari sang mama. Ia mempoutkan bibir lucu dan berlari ke arah sang papa yang asik duduk di teras rumah sambil minum kopi. "paapa! paapa! Ungchan nda ngompol koo~"
"Aigoo, terus kalo ga ngompol kenapa basah? Aduh!! jangan duduk di koran paapa dong chanie ~ sini kita ganti celananya dulu."
Yuta menggeleng gemas, padahal dirinya tahu kalau basah di celana bayinya itu bukan karena mengompol, iseng aja ingin membuat Sungchan cemberut. lucu soalnya.
Untuk sementara Yuta membiarkan Sungchan mengganggu Papa Taeyong di teras rumah, dan berjalan menuju kamar mandi untuk mengecek dua anaknya lagi yang sedang mandi.
"Huwaaaa mama bebek icung di ambiil~"
"Hahaha bebeknya punyaku, wlee!"
Yuta mendengus mendengar jeritan membahana dari jisung yang pastinya sedang diganggu oleh kakaknya.
Nana, jangan ganggu adiknya dong." yuta masuk ke dalam kamar mandi dan melihat Jaemin putra keduanya yang berumur enam tahun tengah menyembunyikan bebek karet milik Jisung di balik punggungnya.
Melihat mamanya datang Jisung segera merengek sambil menunjuk-nunjuk Jaemin. "Huwaaaaaa~ bebek icung ~" bibir tipisnya itu manyun, sementara wajah imut merengut.
Yuta memekik tertahan, lalu buru-buru menghampiri dan berjongkok di antara anak-anak lucunya yang bugil itu. Ia menatap Jaemin yang hanya berkedip polos.
Yuta mendengus geli, "Nana, di mana bebek punya Jisung?"
Jaemin menyodorkannya di depan muka yuta. Wajah polosnya merengut takut di marahi. "Ini, ma."
"Berikan pada jisungie, ya? Nana kan hyung yang baik, okay?"
Jaemin tersenyum hingga kedua matanya hampir membentuk garis lurus, lalu mengangguk semangat. "Ini, jisungie jangan menangis lagi, ya~"
Jisung bertepuk tangan antusias dan meraih bebek karet yang lebih besar dari kepalan tangan mungilnya itu untuk ia letakkan di atas air bathub.
Yuta tersenyum teduh, kemudian mengusap pipi berisi Jaemin bangga. "Ini hari pertama Nana masuk sekolah dasar, tidak lupa 'kan?"
Kedua mata Jaemin membola lucu. "Iyaa! Nana lupa, mama!!"
"Nanaaa~! Ayo pakai baju sekolah~" Teriakan cempreng dari putra sulung yuta dan taeyong menggelegar sampai terdengar ke setiap sudut rumah. Yuta kadang heran, apakah tenggorokan putra pertamanya itu bermasalah?
Jaemin memekik, "Iyaa, hyungie tunggu Nana!"
Yuta membantu Jaemin melilitkan handuk di tubuh pendeknya, lalu membiarkan putranya itu berjalan keluar untuk menghampiri hyungnya -Mark- yang sedang berjongkok di depan pintu kamar mandi sambil merentangkan tangan.
Yuta tertawa kecil melihat Jaemin begitu semangat melompat pada pelukan Mark dan keduanya tertawa bersama dengan lucunya.
"Mark hyung, bantu Nana berpakaian, ya? Mama akan mengurus bayi yang suka sekali dengan air ini."
Mark mengangguk, "Siap, mama!"
Setelah mark membawa Jaemin meninggalkan kamar mandi, yuta segera mengangkat tubuh mungil Jisung keluar dari bathub yang penuh busa dan mainan karet. Jisung merengek ketika di letakkan di lantai kamar mandi dan tubuhnya dibilas air dari shower.
Waaaa ~ aniyooo" Jisung berteriak. enggan dibilas, ia masih ingin berendam.
"Hei, tidak boleh berendam terlalu lama nanti Jisungie sakit, terus kalau Jisungie sakit nanti mama dan papa sedih ...." Yuta memasang wajah sedih. Namun, tetap membilas seluruh tubuh Jisung kemudian membungkusnya dengan handuk.
Jisung diam, bibirnya mengerucut ikut sedih. "Aniyoo, janan cedih mama~"
Yuta tersenyum gemas. Ia kecup dua pipi gemuk Jisung bergantian dan membuat si mungil terkikik lucu. Pemandangan itu tidak luput dari pengelihatan Teyong yang ternyata sejak tadi berdiri di ambang pintu kamar mandi sambil menggendong Sungchan.
Taeyong tanpa henti terus tersenyum penuh haru melihat kehangatan keluarga kecilnya. Dalam hati ia benar-benar bersyukur telah dianugerahi istri luar biasa hebat dan empat putra yang tidak bisa ia definisikan betapa berharganya mereka.
Papaa ~" Sungchan menepuk pipi Taeyong menggunakan telapak tangannya yang mungilnya. Taeyong dibuat tersentak, lalu terkekeh kecil melihat wajah menggemaskan anaknya yang bingung.
Taeyong tidak tahan untuk tidak mendaratkan kecupan dan gigitan gemas di pipi tembam sungchan. "Waaa~ papaaa!"
Suara sungchan membuat yuta dan Jisung menoleh. "Oh, Taeyong?"
Taeyong tersenyum, "Hm? Apa Jisungie sudah selesai mandinya?"
"Cudaaah papaa hehe~"
yuta ikut tersenyum. Sejenak sepasang suami istri itu hanya saling melempar senyum penuh cinta, saling menebar bunga-bunga cinta tiada terkira yang selalu membuat keluarga kecil mereka diberkahi kebahagiaan.
Yuta berjalan keluar dari kamar mandi sambil menggendong Jisung, kemudian berdiri di depan Taeyong yang masih setia memandangnya penuh kasih. "Taeyongie, kenapa melihatku seperti itu?"
Taeyong menggeleng. Satu tangannya menarik pinggang ramping yuta agar mendekat, kemudian ia beri kecupan di kening sebagai tanda bahwa ia begitu mencintai sosok yang telah melahirkan buah cinta mereka itu cukup lama. Yuta tertegun, airmata harunya mengalir begitu saja merasakan luapan bahagia yang tidak terbendung lagi. Meledak-ledak dalam dada hingga rasanya ribuan kelopak bunga berlomba-lomba keluar dan meleburkan rasa senang.
"Terima kasih, istriku. Aku mencintaimu sampai akhir hayatku...
.
.
.
.
End 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story TaeYu
Short StoryLee Taeyong dan Nakamoto Yuta . 🌹🐙 TY - dom! YT - Sub! BxB